Sodium dalam garam diperlukan untuk meneruskan rangsang saraf, menjaga keseimbangan cairan elektrolit tubuh, hingga kontraksi dan relaksasi otot di berbagai area organ tubuh, termasuk jantung dan pembuluh darah.
Meski demikian, diet tinggi garam dikhawatirkan dapat memicu sakit lambung.
Diet tinggi garam sendiri adalah asupan garam harian yang mencapai lebih dari enam gram dalam sehari.
Hal ini mencakup berbagai cara asupan garam seperti kecap, makanan asin, termasuk makanan yang mengandung monosodium glutamate.
Garam memang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Karena selain sebagai penyedap masakan, asupan garam harian juga dapat membantu menjaga keseimbangan asam dan basa tubuh.
Namun, konsumsi garam yang berlebihan ternyata dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Penelitian dari Vanderbilt University menunjukkan bahwa diet tinggi garam yang memicu timbulnya bakteri Helicobacter pylori dapat menyebabkan borok dan meningkatkan risiko kanker lambung.
Menurut dr. Citra Roseno dari Klikdokter, asupan garam yang masuk ke dalam tubuh secara berlebihan menyebabkan kinerja ginjal menjadi lebih berat.
Sebab, ginjal akan membutuhkan usaha lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan garam tersebut melalui urine.
Kelebihan garam ini juga dapat berakumulasi di cairan antar sel tubuh.
Sifat sodium yang menarik cairan akan membuat jumlah antar sel meningkat, termasuk juga jumlah volume darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan jantung sebagai organ pemompa darah bekerja lebih keras untuk memompa darah. Selain itu, pembuluh darah juga mengalami tekanan lebih besar, karena volume darah yang meningkat.
Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu lama, dinding pembuluh darah akan mengeras dan menurun elastisitasnya.
Hal ini dapat memicu tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, strok, hingga kerusakan pada lambung.
Diet tinggi garam berpengaruh pada lambung karena nyatanya dapat menimbulkan tekanan tinggi pada mukosa perut dan memperberat kinerja lambung.
Mengenai jumlah sodium yang dibutuhkan enqambuh normal, dr. Citra menjelaskan, “Konsumsi garam tidak lebih dari dua ribu tiga ratus dua puluh lima milligram atau satu sendok teh atau gram garam dalam sehari.”
Pada kenyataannya, manusia mengonsumsi garam lebih banyak dari jumlah tersebut, yakni sekitar tiga ribu empat ratus milligram
Jumlah ini sebagian besar berasal dari makanan cepat saji dan camilan.
Khusus untuk lansia yang berusia di atas lima puluh tahun atau memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan ginjal, rata-rata jumlah yang dianjurkan tidak lebih dari seribu lima ratus miligram, atau biasa disebut dengan diet rendah garam.
Menjauhkan garam dari kebutuhan harian Anda mungkin memang tak mudah.
Tapi, setelah mengetahui berbagai masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat dari konsumsi garam berlebihan seperti diet tinggi garam, ada baiknya Anda mengurangi asupan garam dari sekarang.
Dengan demikian, Anda pun akan terhindar dari risiko sakit lambung juga.