Tidur berlama-lama?
Ya, siapa sih, yang tidak ingin menikmati
Berbaring di kasur yang empuk, sambil memeluk guling, ditambah pula dengan AC bersuhu dingin bikin kita nyaman dan rasanya ingin terus tidur saja, dibanding harus bekerja atau beraktivitas.
Namun, jika kita mengikuti kata hati dan terus tidur melebihi jam tidur normal yang direkomendasikan oleh para ahli, ternyata ada banyak bahaya yang bisa mengancam.
Secara umum, tidur adalah cara terbaik untuk memulihkan kondisi tubuh agar jadi bugar lagi.
Khususnya ketika tidur di malam hari, untuk bisa beraktivitas esok harinya. Kurang tidur bisa membuat kita sulit berkonsentrasi, menurunkan daya analisis, menghambat kreativitas, sampai memicu timbulnya penyakit-penyakit tertentu.
Namun, terlalu banyak tidur juga menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan kurang tidur.
Ditambah lagi, kurang tidur juga meningkatkan risiko berbagai penyakit, bahkan kematian.
Kenapa bisa begitu?
Tidur terlalu lama atau yang juga dikenal dengan hipersomnia kerap menjadi masalah bagi banyak orang.
Mulai dari kesiangan, terlambat hingga masalah kesehatan kerap muncul karena dipicu tidur terlalu lama.
Para peneliti menjelaskan ada dua faktor yang bikin kita bisa tidur terlalu lama yaitu depresi dan status sosioekonomi rendah. Keduanya memberikan efek pada kondisi kesehatan kita secara langsung maupun tidak langsung.
Orang yang memiliki status sosioekonomi rendah atau orang kurang mampu biasanya menghindari pergi ke rumah sakit atau ke dokter karena biaya yang mahal.
Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan gejala-gejala tubuh yang menandakan penyakit serius lain, yang salah satunya mungkin menyebabkan mereka tidur terlalu lama.
Tapi pada dasarnya, waktu tidur kita juga tergantung pada usia dan tingkat aktivitas kita, juga dengan kondisi tubuh dan kebiasaan gaya hidup.
Bagi orang yang menderita hypersomnia, tidur terlalu lama bukan diakibatkan kemalasan, namun memang merupakan gangguan medis.
Hypersomnia membuat orang perlu tidur sangat lama, yang tidak bisa digantikan dengan tidur siang.
Maka dari itu, ketika tidur malam, orang yang menderita hipersomnia butuh waktu yang lebih lama dibandingkan orang normal. Akibatnya, mereka bisa mengalami gejala kecemasan, loyo, dan masalah ingatan karena waktu tidur yang sangat lama.
Sleep apnea obstruktif, gangguan yang menyebabkan seseorang untuk berhenti bernafas sejenak saat tidur, juga bisa membuat meningkatnya kebutuhan untuk tidur. Ini karena sleep apnea mengganggu siklus tidur normal.
Tapi tenang, jangan takut. Tentu saja tidak semua orang yang suka tidur terlalu lama termasuk Anda mungkin memiliki gangguan tidur.
Kemungkinan penyebab lain dari terlalu lama tidur bisa karena zat-zat tertentu, seperti alkohol dan beberapa obat resep. Kondisi medis lainnya seperti depresi, bisa menyebabkan orang terlalu lama tidur.
Ketika Anda tidur terlalu lama dan merasakan ada yang “salah” dengan tubuh Anda, sehingga aktivitas Anda terganggu, ada baiknya Anda memeriksakan diri Anda ke dokter.
Siapa tahu Anda menderita beberapa penyakit seperti ditulis di Kompas.com di bawah ini, karena Anda sering tidur terlalu lama.
Beberapa studi memperlihatkan bahwa orang yang tidur terlalu lama atau kurang tidur, cenderung mengembangkan penyakit diabetes.
Dalam WebMD.com, dipaparkan Studi Kesehatan Perawat melibatkan sekitar tujuh puluh dua ribu wanita.
Analisis tersebut memperlihatkan bahwa dari wanita yang tidur sembilan hinhha sebelas jam per malam, tiga puluh delapan persen di antaranya akan menderita penyakit jantung koroner, dibandingkan wanita yang tidur delapan jam per malam.
Namun, para peneliti belum bisa mengidentifikasi alasan atas hubungan penyakit jantung dengan terlalu banyak tidur.
Tidur baik untuk memperkuat kemampuan mengingat. Namun, kalau Anda tidur lebih dari 9 jam per hari, Anda justru akan merasakan dampak sebaliknya.
Tidur berlebihan atau terlalu lama akan memperlambat fungsi sel otak, sehingga memperlihatkan tanda-tanda kepikunan.
Banyak studi yang mempelajari masalah ini, bahkan para ahli menyebutkan lima belas persen penderita depresi suka tidur terlalu lama.
Beberapa di antaranya menyatakan penderita depresi cenderung tidur lebih lama daripada orang normal. Sayangnya, tidur terlalu lama juga memperburuk masalah depresi orang tersebut.
Orang yang tidur terlalu lama cenderung bisa lebih sering menderita sakit punggung, kecuali bila tidur di kasur khusus yang disesuaikan dengan kondisi tubuhnya.
Namun, bila Anda merasa tidak nyaman dan takut keadaan semakin buruk, sebaiknya Anda segera periksakan diri Anda ke dokter.
Ketika kita tidur, metabolisme tubuh berjalan lebih lambat, sehingga ketika kita tidur terlalu lama, cepat atau lambat kita bisa terancam obesitas.
Dalam sebuah studi, orang yang tidur terlalu lama berisiko dua puluh satu persen lebih tinggi dari orang normal untuk terkena obesitas.
Mungkin awalnya sedikit sulit, tapi kalau Anda mulai secara perlahan, Anda pasti bisa menjalaninya.
Yup, bila Anda mulai berlatih tidur tepat waktu atau tidur sehat selama tujuh hingga delapan jam per hari, tubuh Anda pun akan terbiasa dengan jam tidur tersebut dan akan terbangun sendiri setelah delapan jam.
Para ahli merekomendasikan Anda untuk bisa mengatur jam tidur dan jam bangun Anda pada waktu yang sama setiap hari. Mereka juga merekomendasikan Anda untuk mengurangi konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur.
Berolahraga secara teratur dan membuat kamar tidur Anda nyaman, bisa membuat tidur Anda lebih enak dan berkualitas, serta membantu Anda tidur dengan waktu normal.
Jika ini tak bisa disiasati dengan tidur lebih cepat, beberapa cara berikut ini ampuh untuk mengatasi masalah tidur terlalu lama.
Latihlah tubuh akan terbiasa bangun tanpa alarm. Ini dapat dilakukan dengan rutinitas yang teratur seperti membuat tekad untuk bangun pagi dan menghindari tidur lewat tengah malam.
Rutinitas ini lambat laut bakal menjadi kebiasaan.
Jika tetap tak bisa tanpa alarm, pilihlah alarm yang tak bisa ditunda-tunda atau di snooze. Biasanya alarm jadul tak punya fitur ini.
Suara yang keras dan tak bisa distop dari alarm ini mau tidak mau membuat terbangun dari tidur. Bunyi itu membuat sistem saraf kaget dan terjaga lebih cepat.
Dilansir dari laporan Elite Daily, dalam tidur dikenal siklus REM yaitu tahapan tidur yang membentuk sekitar seperempat dari total siklus tidur dalam semalam.
Jadi, pastikan waktu tidur berdurasi kelipatan sembilan puluh menit.
Pasalnya, jika berhenti di tengah-tengah waktu sembilan puluh menit itu, maka akan membuat tubuh merasa tidak puas, bingung, grogi dan mengantuk.
Beberapa aplikasi di ponsel tersedia untuk membantu tubuh bangun dengan sempurna, seperti ‘Alarm’ yang berkonsep bak jam weker untuk membangunkan penggunanya.
Setelah suara yang mengagetkan, aplikasi ini memaksa pengguna untuk menyelesaikan puzzle dan merangsang otak dan tubuh untuk terjaga.
Ada juga aplikasi Alarm Clock for Heavy Sleepers yang membangunkan para penggunanya dengan beberapa pilihan opsi suara.
Cobalah untuk membuat suasana kamar tidur nyaman dan menyenangkan untuk tidur. Pastikan kamar bernuansa tenang, gelap dan hening.
Jauhkan tubuh dari cahaya elektronik seperti komputer, laptop dan telepon pintar sekitar dua jam sebelum tidur. Cara ini ampuh membuat tidur lebih berkualitas dan terjaga tepat waktu keesokan harinya.