Laman situs “healthtoday,” hari ini, Jumat, 30 September 2016, menurunkan tulisan menarik tentang manfaat kafein yang tidak hanya untuk menahan kantuk.
“Selama ini kopi selalu dicari karena mengandung kafein yang memiliki kemampuan menahan kantuk untuk mendapat tambahan energy,” tulis laman situs terkenal itu.
Ditulis oleh “healthtoday,” dalam hal menahan kantuk, kafein bekerja menghambat kerja reseptor A2A yang bertanggungjawab atas rasa kantuk. Ketika reseptor ini diganggu, rasa kantuk pun hilang.
Tapi, sebenarnya kerja kafein tak sebatas penghilang kantuk.
Kafein juga mampu meluruhkan lemak lewat dua cara.
Yang pertama, kafein memiliki efek thermic.
Efek tersebut meningkatkan produksi panas tubuh. Panas meningkat, lemak pun minggat.
Yang kedua, kafein memiliki efek lipolitik yang membuat trigliserida melepaskan asam lemak yang kemudian digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar.
Selain itu kafein membantu produksi adrenalin dan dopamine.
Keduanya membuat tubuh merasa nyaman dan otak terasa lebih jernih.
Hasilnya, si pemilik tubuh merasa lebih termotivasi dan lebih fokus terhadap apa yang dikerjakan.
Tak heran jika banyak orang mencari kopi dengan alasan sebagai mood booster. Mereka merasa lebih bisa berkonsentrasi setelah minum kopi.
Suplemen kafein bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan tenaga ketika beraktivitas.
Misalnya, untuk meningkatkan performa ketika latihan aerobik. Kafein juga membantu tubuh memulihkan diri setelah aktivitas fisik yang panjang dan berat.
Kombinasi kafein dan karbohidrat akan memberi efek yang lebih signifikan. Biasanya, dosis kafein yang digunakan sekitar empat ratus hingga enam ratus miligram.
Perlu dicatat, untuk mendapat hasil optimal, Anda harus membiasakan diri mengonsumsi kafein selama beberapa minggu.
Manfaatnya tak akan terasa begitu saja ketika Anda menenggak suplemen atau menyesap kopi.
Berbagai penelitian menyatakan kopi punya manfaat besar untuk kesehatan.
Tapi, sayangi juga tubuh dengan tidak mengonsumsinya dalam takaran berlebihan.
Ada kabar baik untuk para coffee lovers. Para peneliti dari Australia menemukan bahwa konsumsi kopi atau teh berpotensi mengurangi risiko terbentuknya diabetes tipe 2.
“Secangkir kopi setara dengan penurunan risiko hingga tujuh persen,” kata Rachel Huxley, peneliti dari University of Sydney, Australia.
Studi lain juga menyebutkan manfaat kopi. Dalam pertemuan The American Association for Cancer Research, dilaporkan bahwa konsumsi kopi mampu mengurangi risiko kematian akibat kanker prostat.
Penelitian lain juga menyatakan kopi mengurangi penyakit liver, alzheimer, stroke, dan parkinson.
Selama ini para ahli menduga manfaat positif kopi berasal dari kafein, namun kini para ahli juga menemukan bahwa komponen lain dari minuman ini, seperti magnesium, lignans, dan asam klorogenat, punya manfaat yang tak kalah penting.
Hasil studi secara epidemiologis menunjukkan pecandu kopi rendah risikonya terhadap kanker usus besar.
Berdasarkan penelitian Rachel, komponen-komponen ini bermanfaat positif pada pengaturan gula darah dan pelepasan insulin sehingga efektif mencegah diabetes.
Kopi, terutama jenis arabica dan robusta, juga mengandung komponen gizi
Kopi juga mengandung komponen non gizi yang merupakan senyawa bioaktif untuk cita rasa dan pengawet, seperti kafein dan asam klorogenat.
Konsumsi kafein dalam jumlah normal juga bersifat menguntungkan karena penggunaan kafein bisa memberi pengaruh stimulan yang bersifat sementara dan tidak berbahaya.
Pengaruhnya terhadap sistem saraf adalah mencegah kantuk, menaikkan daya tangkap pancaindera, mempercepat daya pikir, serta mengurangi rasa bosan.
Pengaruh kafein pada seseorang sangat tergantung sensitivitasnya.
Sebagian orang tidak tahan sama sekali mengonsumsi kafein, sehingga setelah minum kopi menjadi berdebar-debar. Tapi ada juga orang yang dapat mengonsumsi lebih dari sepuluh cangkir kopi sehari tanpa keluhan.
Meski demikian, para ahli menyarankan takaran kafein yang aman adalah dua ratus miligram per hari, ini setara dengan dua hingga tiga cangkir kopi.