Osteoporosis atau dikenal dengan istilah umum pengeroposan tulang jadi ancaman nyata bagi setiap orang dalam usia lanjut terutama wanita.
Lantas kenapa ada osteoporosis?
Hal ini terjadi karena sebuah proses metabolisme tulang, yakni bagaimana tulang bergerak sejak lahir hingga tutup usia.
Untuk Anda tahu hingga usia seseorang memasuki dua puluh tahun tubuh masih aktif menangkap kalsium kemudian memupuknya untuk menambah massa tulang.
Puncak keaktifan ini terjadi hingga sekitar usia tiga puluhan, dan pada usia enmapt puluh hingga empat puluh lima penyerapan kalsium ini berjalan stabil.
Melewati usia empat puluh lima, penyerapan ini mulai mengalami penurunan signifikan terutama pada wanita.
Wanita yang paling rentan mengalami penurunan kepadatan tulang karena terjadinya penurunan hormon estrogen.
Hormon ini merupakan hormon yang penting dalam metabolisme tulang.
Jika estrogen menurun, maka akan terjadi pengeroposan tulang.
Karena itu, sebelum mengalami penurunan kepadatan tulang, segera tambah massa tulang dengan makan bergizi yang mengandung kalsium dan vitamin D3, rajin berolahraga, dan banyak terkena sinar matahari.
Mekanisme metabolisme tulang ini tidak lepas dari peran sel utama yang ada pada tulang.
Yang pertama adalah osteoblas yang berfungsi memproduksi tulang, mensintesa dan membuat tulang.
Sementara sel lainnya adalah osteoplas yang bertugas menggali atau membuat tulang keropos.
Prinsipnya seperti pohon, sebelum tumbuh harus menggali tanah dulu, digemburkan, kemudian menanam benih baru akan muncul tanaman.
Begitu pun tulang, osteoplas menggali tulang, membuat erosi, kemudian osteoblas yang memproduksi.
Ketika seseorang sudah melewati usia tiga puluh dan empat puluh tahun ke atas, peran osteoplas yang akan lebih dominan, sehingga akan terjadi pengurangan massa tulang secara seimbang.
Untuk tak salah anggapan selama ini masalah osteoporosis sering ditemui pada orang lanjut usia.
Satu dari dua orang dengan usia lima puluh tahun lebih, bisa menderita penyakit ini.
Seperti ditulisr Parentherald, Anda perlu tahu tanda- tanda osteoporosis dan mengantisipasinya dengan memperbaiki gaya hidup, agar tidak semakin memperburuk keadaan.
Sebut saja kasus patah tulang. Itu bisa jadi sebuah tanda buruknya kesehatan tulang. Terutama saat patah tulang biasa saja, bisa memberikan rasa sakit yang luar biasa.
Masih ada lagi. Karena gigi terhubung dengan tulang rahang, gusi menjadi awal terjadinya resesi saat ada masalah di tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa tulang rahang berhubungan dengan kepadatan tulang bagian bawah
Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita yang mulai melakukan perawatan osteoporosis memiliki kuku dan tulang yang lebih kuat dan sehat.
Ini karena kuku juga yang terakhir mengkonsumsi kalsium oleh tubuh, jadi kuku yang rapuh juga merupakan tanda osteoporosis
Gejala kram. Ini bisa menjadi tanda osteoporosis, karena tulang membutuhkan dukungan. Gejala ini serupa dengan gejala kekurangan vitamin D, yang juga penting untuk membangun tulang.
Orang dengan sejarah menjalani pengobatan autoimun, seperti corticosteroid dan prednisone berisiko lebih besar terkena osteoporosis.
Di Indonesia ditemukan fakta bahwa masyarakat Indonesia yang khususnya hidup di perkotaan memiliki gaya hidup yang pasif.
Berdasarkan hasil riset tersebut, disebutkan bahwa semakin banyak orang Indonesia yang menjalani gaya hidup tidak aktif dan kurang minum susu.
Gaya hidup yang seperti ini dapat memicu berbagai penyakit termasuk osteoporosis
Osteoporosis dapat dicegah dini dengan konsumsi makanan atau minumam yang mengandung kalsium dan paparan sinar matahari pagi.