Siapa yang tidak paham kunci untuk mendapatkan kesehatan jantung?
Dan siapa pula yang tidak tahu keharusannya menjaga kadar Kolesterol jahat atau dikenal dengan sebutan LDL rendah dan Kolesterol baik disapa dengan HDL tinggi.
Anda mungkin, bisa menurunkan kadar Kolesterol jahat dengan mengasup obat yang banyak diperjualbelikan, tetapi menemukan obat yang mampu meningkatkan Kolesterol baik ternyata tak mudah.
Saat ini para ilmuwan tengah mengembangkan obat tersebut, tetapi ternyata hasilnya tak terlalu bagus.
Dalam sebuah uji coba obat yang didesain untuk meningkatkan kadar HDL diketahui manfaatnya tak banyak untuk menurunkan kejadian penyakit jantung.
Obat yang sedang diuji bernama evacetrapib, obat ketiga yang direncanakan dipasarkan untuk meningkatkan level HDL.
Dalam penelitian, orang dengan level HDL tinggi biasanya memiliki kejadian penyakit jantung yang rendah.
Olahraga sebenarnya bisa meningkatkan HDL, dan dokter meyakini HDL bisa melawan Kolesterol jahat di pembuluh darah jantung.
Sekitar dua belas ribu orang yang beresiko tinggi sakit jantung, kebanyakan yang menderita kegemukan, hipertensi, diabetes, serta sebelumnya mengalami sakit jantung, secara acak diminta mengonsumsi evacetrapib atau plasebo.
Kemudian kesehatan mereka dipantau selama satgu setengah tahun.
Obat itu secara signifikan meningkatkan level HDL sampai seratus tiga puluh persen pada mereka yang mengonsumsinya, serta menurunkan kadar LDL tiga puluh tujuh persen.
Tetapi, setelah setahun minum obat, hanya ada perbedaan kecil pada jumlah orang yang sakit jantung di dua kelompok.
Hasil yang mengecewakan itu membuat para ilmuwan menghentikan percobaan. Pengembangan obat ini juga tidak dilanjutkan.
“Obat ini berhasil baik dalam lemak darah, tapi tidak berdampak besar pada angka kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung,” kata Dr.Steven Nissen, pakar jantung dari Cleveland Clinic.
Nissen menjelaskan, kemungkinan karena LDL memiliki berbagai obat evacetrapib mungkin justru mendorong produksi tipe yang jahat.
Bahkan dengan kadar LDL yang rendah, masih ada kemungkinan penyumbatan pembuluh darah. Hasil akhirnya tidak ada penurunan risiko penyakit jantung.
Dan untuk bisa eksis jagalah kadar Kolesterol supaya Anda terhindari dari penyakit jantung.
Memang ada pendapat lain hal tersebut mitos.
Salagsatunya Dr.Jonny Bowden.
Pengarang buku The Great Cholesterol Myth, yang menyebutkan bahwa menurunkan kadar Kolesterol ternyata tidak bisa mencegah penyakit jantung.
Menurutnya, Kolesterol bahkan bukan prediktor penyakit jantung yang tepat.
“Separuh orang yang berobat ke rumah sakit karena penyakit jantung ternyata memiliki kadar Kolesterol normal, dan separuh orang yang kadar kolesterolnya tinggi memiliki kondisi jantung yang normal,” kata Bowden.
Ia menambahkan, selama ini Kolesterol menyita perhatian kita, padahal faktor itu tidak terlalu berdampak pada terjadinya penyakit jantung.
Ketakutan akan Kolesterol mengalihkan perhatian banyak orang terhadap faktor utama yang memicu penyakit jantung, misalnya inflamasi, kerusakan oksidatif, stres, dan gula dalam pola makan.
“Kolesterol hanya berperan kecil dalam terjadinya penyakit jantung tetapi kita mengerahkan segenap usaha untuk menurunkan kadarnya,” ujarnya.
Para dokter membagi dua jenis Kolesterol, HDL (Kolesterol baik) dan LDL (Kolesterol jahat). Menurut Bowden sebenarnya ada 5 jenis Kolesterol.
“Kelimanya bertindak berbeda dalam tubuh. LDL ada dua jenis, LDL-A dan LDL-B. LDL-A seperti gumpalan kapas besar dan tidak bisa menyebabkan kerusakan. Ia bisa tersangkut di arteri. Sedangkan LDL-B adalah “si jahat”.
Tetapi kebanyakan orang tak tahu jenis Kolesterol apa yang dimilikinya,” katanya.
Dengan fokus yang sangat besar pada Kolesterol, Bowden mengatakan statin, obat penurun Kolesterol, adalah masalah tersendiri.
Menurutnya telah terjadi peresepan berlebihan meski tidak terlihat manfaatnya.
Penelitian juga menunjukkan penggunaan statin pada kaum wanita bisa mencegah serangan jantung. Bahkan saat ini ada dokter yang mulai meresepkan statin untuk anak-anak.
“Obat itu tidak pernah diuji untuk anak-anak. Dan Kolesterol memiliki fungsi yang imperatif bagi tubuh. Statin sendiri punya efek samping dan harus dianggap serius,” katanya.
Menurut dia, cara terbaik untuk mengatasi Kolesterol tinggi bukanlah obat, tetapi mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan dan antiinflamasi.
Ia menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi bluberi, bawang putih, merica, serta ikan salmon tangkapan liar yang kaya omega-3.
“Kandungan kurkumin dalam kunyit juga kaya akan antioksidan dan antiperadangan. Ia juga bagus untuk kesehatan liver,” katanya.
Selain pola makan yang sehat, Bowden juga menyarankan gaya hidup yang sehat.
“Turunkan stres Anda karena itu adalah penyumbang terbesar dalam penyakit jantung. Mungkin lebih besar dari Kolesterol,” katanya.
Mengurangi stres berarti mengurangi toksin dalam hidup. Kurangi pula asupan gula karena bisa menyebabkan lemak.