Seorang pasien “insomania” datang ke dokternya dan mengeluh tentang berat badannya yang naik.”Kok melar terus dok! Padahal saya kan kurang tidur,” ujarnya dengan nada ketus dan jengkel tentang melarnya ukuran pinggang dan dadanya.
Bagi sang pasien, dampak kurang tidur di tambah tubuhnya yang terus bengkak, sepertinya terkena pukulan dua kali berturut-turut. Kedua-duanya dirasakan sebagai senyawa kimia, yang mengindikasikan ia dalam kondisi bahaya.
Padahal, penyakit kurang tidur yang ia rasakan sudah sangat berat ditanggungnya selama ini. Otaknya sering ngawur akibat kualitas tidur tidurnya yang jelek.
Saat ini sekitar sepertiga penduduk dunia menderita penyakit akibat kekurangan tidur. Kebanyakan orang rata-rata hanya tidur tujuh jam sehari. Padahal beberapa dekade yang lalu seseorang bisa tidur hingga sembilan jam sehari.
Hal ini diperparah dengan pola tidur yang tidak teratur. Peneliti percaya, pola tidur yang tidak teratur dan kurang dari seharusnya, mengakibatkan beragam penyakit yang diderita masyarakat saat ini. Penyakit ini mulai dari sekedar pegal atau sakit di bagian tertentu, hingga serangan jantung.
Kurang tidur juga berakibat buruk pada kemampuan kognitif seseorang. Tidur kurang dari delapan jam saat malam hari berisiko menurunkan nilai intelligent quotient keesokan harinya.
Sebuah penelitian terbaru yang di rilis oleh rubrik kesehatan “Daily Mail,” menunjukkan adanya hubungan antara tidur cukup dengan berat badan ideal.Tidur kurang dari delapan jam menimbulkan kebiasaan makan buruk yang bisa menambah berat badan.
Studi oleh University of Pennsylvania mengungkapkan orang yang terjaga antara pukul 22:00 hingga 04:00 cenderung mengasup lebih banyak kalori. Orang yang tidur kurang dari delapan jam, asupan kalorinya rata-rata bertambah 553 kalori.
Penelitian ini juga mengungkap, kurang tidur bisa menimbulkan beberapa kebiasaan makan buruk yang berpotensi meningkatkan berat badan.
Umpamanya banyak makan pagi. Penelitian menunjukkan partisipan yang kurang tidur mengaku lapar di pagi hari dan sarapan dengan porsi lebih banyak, dan hari berikutnya jadi sering ngemil. Peneliti mengatakan kurang tidur dalam semalam saja menyebabkan seseorang lebih banyak makan karena terpicunya ghrelin, hormon yang merangsang selera makan.
Tidur buruk juga membuka peluang tindakan impulsif dan membuat Anda memilih makanan berkalori tinggi.Sehingga Anda akan cenderung lebih sering makan junk food seperti pizza dan donat. Makanan sehat seperti buah dan sayur tak menggugah selera.
Menurut penelitian di University of California, Berkeley, bagian otak yang digunakan untuk membuat keputusan kompleks terganggu dan bagian otak yang mengontrol keinginan menjadi lebih kuat.
Bahkan penderita kurang tidur punya kebiasaan buruk berupa ngemil sore yang tidak terkontrol.Menurut penelitian University of Chicago dan Medical College of Wisconsin di Milwaukee, kurang tidur memicu tubuh mengeluarkan molekul disebut 2-AG, yang menyulut rasa lapar.
Partisipan penelitian yang tidur hanya 4,5 jam memiliki kadar molekul lebih tinggi. Kadar ini semakin tinggi jelang sore, sehingga keinginan ngemil kian tinggi.