Sebuah peneltian terbaru mengungkapkan kualitas kesehatan seorang pria dapat ditentukan pula oleh kadar kolesterol dalam darahnya.
Mereka yang mampu menjaga kestabilan kadar kolesterol baik atau HDL-nya, relatif memiliki umur yang panjang.
Menurut kajian para peneliti di Boston yang dipublikasikan American Journal of Cardiology, pria yang mampu mencapai usia delapan puluh lima tahun cenderung memiliki tingkat kolesterol HDL yang tinggi saat berusia 60-an.
Pria yang kadar HDL-nya paling tinggi risikonya kurang dari dua puluh delapan persen meninggal di usia 85, dibandingkan pria dengan kadar HDL-nya paling rendah.
Dr. Nir Barzilai dari Institute for Aging Research pada Albert Einstein College of Medicine di New York, AS, berpendapat hasil penelitian ini menambah bukti bahwa kolesterol memegang peran penting dalam menentukan kualitas kesehatan seseorang.
“Kita harus selalu mengingat bahwa ini adalah suatu hubungan, dan bukan berarti memiliki HDL yang tinggi dapat meningkatkan harapan hidup,” ujar Barzilai.
Menurut American Heart Association, sekitar dua belas juta orang di Negeri Paman Sam mengidap sakit jantung dan strok berdasarkan pada dua belas tahun lalu
Tetapi risiko gangguan jantung sebenarnya dapat diturunkan dengan cara menjaga level kolesterol HDL tetap tinggi. Kadar HDL yang rendah, kurang dari empat puluh miligram per desiliter dalam darah, selama ini juga dikenal dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penurunan risiko Ilmuwan dari Massachusetts Veterans Epidemiology and Research Information Center di Boston, AS, melakukan kajian terhadap rekam medik 650 veteran ketika mereka berusia sekitar 65 tahun. Kemudian, veteran ini dikelompokan berdasarkan level HDL mereka.
Dimulai dari kadar terendah yakni 40 mg/dL, peneliti menemukan bahwa setiap 10 mg/dL peningkatan HDL, seorang pria mengalami penurunan risiko 14 persen meninggal di usia 85. Secara keseluruhan, ada 375 veteran yang bertahan hingga melewati usia tersebut.
Selain itu, tercatat sedikit pria yang kadar HDL-nya tinggi yang mengalami kegemukan dan di antara mereka cenderung minum alkohol tidak melebihi dua gelas sehari. Di antara mereka juga lebih sedikit mengalami gangguan jantung dan merokok, dibandingkan pada kelompok yang HDL rendah.
Menurut Barzilai, faktor-faktor tersebut juga mungkin memberikan pengaruh terhadap daya tahan para pria.
Walau begitu, para peneliti tidak memperhitungkan faktor-faktor itu , dan dan hasil kajian menunjukkan hubungan kuat antara pencapaian usia delapan puluh lima dengan tingginya kadar HDL.
Barzilai menambahkan, untuk mengubah kadar HDl dalam tubuh tidaklah mudah. Olahraga mungkin bisa membantu, tetapi saat ini belum ada cara paling efisien untuk memperbaiki kadar HDL. “Pada akhir kita mungkin perlu obat-obatan,” ujarnya.
Menurut Mayo Clinic, asupan suplemen salah satu jenis vitamin B yakni niacin mungkin dapat membantu mendongkrak level HDL antara lima belas hingga tiga puluh lima persen.
Tetapi, ada risiko efek sempingnya yakni kerusakan pada liver dan naiknya gula darah. Tetapi ada pula sumber niacin alami yakni produk berbahan susu, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, telur dan ikan.
Dan apa yang akan kita pikirkan pertama kali jika membahas tentang masalah kolesterol tinggi?
Biasanya kita akan langsung berpikir tentang makanan berlemak. Dalam realitanya, makanan berlemak memang menjadi salah satu pemicu masalah kolesterol tinggi, apalagi jika dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering.
Hanya saja, menurut pakar kesehatan, ada penyebab lain masalah kolesterol tinggi selain makanan berlemak.
Faktor pikiran, khususnya mengalami stres akibat pekerjaan atau sedang menghadapi masalah yang cukup pelik ternyata juga bisa menyebabkan datangnya masalah kolesterol tinggi.
Bahkan, menurut pakar kesehatan, faktor stres ini bisa menjadi dua pertiga penyebab utama masalah kolesterol tinggi. Hal ini disebabkan oleh stress yang bisa memicu produksi hormon kortisol berlebihan yang akhirnya berpengaruh besar pada kenaikan kadar kolesterol di dalam tubuh.
Keberadaan stres yang mampu meningkatkan kolesterol inilah yang menyebabkan orang kurus juga rentan terkena masalah kolesterol tinggi.
Padahal, banyak orang yang berpikir jika kolesterol tinggi akan cenderung menyerang orang yang gemuk. Selain itu, telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa orang gemuk juga belum tentu memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Demi mencegah datangnya masalah kolesterol tinggi, selain tidak mengonsumsi makanan berlemak dengan berlebihan, kita juga harus pandai-pandai mengelola stres.
Ada baiknya kita melakukan hal-hal yang menyenangkan saat stres mulai menyerang. Dengan melakukannya, maka tubuh akan bisa kembali mendapatkan pasokan hormon endorphin yang bisa membantu proses metabolisme tubuh bekerja dengan lebih baik sekaligus menurunkan kadar kolesterol. Selain itu, ada baiknya kita juga lebih rajin berolahraga dan tidak merokok.
Pakar kesehatan menyarankan kita untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari demi menjaga kadar kolesterol di dalam tubuh.
Olahraga sederhana seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda sudah cukup untuk menurunkan kadar kolesterol tubuh.
Melakukan kebiasaan berjalan kaki ke tempat-tempat yang berjarak tidak terlalu jauh juga bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah masalah kesehatan ini.
Kita juga sebaiknya mulai menurunkan asupan daging-dagingan dan semakin memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah demi menjaga kadar kolesterol tetap aman.