Jangan remehkan manfaat coklat putih.
Seperti ditulis laman Boldsky, manfaat sehat cokelat putih juga tak kalah dari cokelat hitam.
Selama ini memang ada kesan dark chocolate atau cokelat hitam dikenal punya banyak manfaat untuk kesehatan.
Dark chocolate mengandung lebih banyak kakao sehingga kandungan senyawa organik yakni polifenol dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, kandungan serat dan mineral penting jauh lebih tinggi dibanding jenis cokelat lainnya.
Kandungan senyawa organik ini dianggap baik mampu menurunkan tekanan darah.
Tak dimungkiri, jika bicara soal kesehatan, pasti lebih banyak orang yang memilih cokelat hitam dibanding cokelat putih.
Untuk Anda tahu ada sederet manfaat coklat putih bagi tubuh.
Sebuta saja kalsium yang dikandungnya.
Untuk Anda tahu, cokelat putih terbuat dari cocoa butter, gula dan susu.
Kandungan kalsiumnya bisa mencapai seratus enam puluh sembilan miligram. Tubuh manusia memerlukan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Kalsium juga mendukung fungsi normal jantung, otot dan saraf.
Coklat putuih juga mengandung zat antioksidan
Sama seperti cokelat hitam, cokelat putih juga dibuat dari biji kakao.
Tanaman ini dikenal memiliki kandungan senyawa organik yang berfungsi sebagai antioksidan salah satunya flavonoid.
Karena senyawa organik ini pula, coklat putih juga dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah.
Cokelat putih mengandung asam linoleat yang berguna bagi tubuh khususnya pembuluh darah.
Asam linoleat membantu menormalkan kinerja jantung saat memompa darah sehingga detak jantung lebih stabil.
Konsumsi cokelat putih bisa menaikkan kadar kolesterol baik atau hiperdensity lipoprotein HDL dan menurunkan kadar kolesterol jahat alias low density lipoprotein atau LDL
Cokelat putih juga membantu penyerapan vitamin dari asupan makanan dan mampu mencegah penyakit jantung koroner.
Gout merupakan penyakit sendi atau arthritis yang ditandai dengan pembengkakan pada sendi akibat kadar asam urat berlebih dalam tubuh.
Kandungan senyawa organik yang berfungsi sebagai antioksidan punya kemampuan untuk memecah molekul asam urat yang terakumulasi pada sendi.
Beberapa riset menemukan bahwa cokelat putih dapat menurunkan risiko penyakit kanker payudara.
Kandungan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan bisa mencegah pertumbuhan sel-sel kanker.
Tidur bukan hanya sekadar rutinitas. Tidur memberikan kesempatan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak serta sebagai relaksasi.
Kurang tidur bisa mengakibatkan stres dan iritasi. Cokelat putih yang tinggi akan kandungan dopamin bisa berfungsi sebagai anestesi pada otak, sehingga tidur bisa lebih tenang dan nyenyak.
Gangguan makan bisa membahayakan bagi tubuh dan mengganggu fungsi jantung, sistem pencernaan, tulang, gigi dan mulut, bahkan bisa mengancam nyawa.
Untuk mencegah gangguan makan, makan sepotong cokelat putih sebagai makanan penutup akan meninggalkan rasa manis di mulut.
Banyak pasien yang mengalami gangguan pola makan bisa menyembuhkan diri mereka dengan makan cokelat putih.
Kandungan flavonoid pada cokelat dapat menyehatkan otak, khususnya terkait daya ingat. Flavonoid menata kembali formasi ingatan khususnya ingatan jangka panjang.
Orang yang makan cokelat putih dapat jauh dari penyakit dimensia.
Dimensia diketahui mengakibatkan hilangnya ingatan jangka panjang maupun jangka pendek penderitanya.
Banyak orang menyarankan untuk mengonsumsi cokelat di saat mood atau perasaan menurun. Cokelat putih mampu menyelamatkan orang dari ‘hari yang buruk’.
Cokelat membantu tubuh memproduksi hormon yang baik bagi tubuh.
Untuk juga Anda tahu tidak semua produk cokelat mengandung kadar flavanol yang tinggi.
Cokelat atau kakao yang alami memiliki rasa yang kuat karena kandungan flavanolnya. Saat kakao diproses menjadi produk olahannya, beberapa perlakuan menyebabkan kadar flavanol menurun.
Semakin banyak tahapan dan proses yang dilalui, maka semakin banyak pula flavanol yang hilang.
Selain itu cokelat yang dijual komersil biasanya sudah melalui banyak proses baik penambahan pemanis, susu, penstabil, lemak, dan lain-lain.
Ini menjadikan cokelat tidak lagi murni dan kadar flavanolnya jauh berkurang jika dibandingkan dengan cokelat yang dikonsumsi oleh suku Kuna.