Olahraga tidak hanya untuk meraih kebugaran tubuh tapi juga memiliki manfaat untuk mengusir berbagai gejala “sakit” jiwa seperti stress.
Ya, setiap orang tentu pernah lelah, stres, dan merasa tidak bahagia akibat berbagai tekanan yang harus dihadapi.
Nah, tahukah Anda untuk menghalau hal-hal tersebut, ada cara yang mudah dan tidak membutuhkan biaya besar?
Ya, cukup dengan olahraga, Anda bisa membangun pikiran yang lebih positif dan bahagia.
Namun, sebenarnya bagaimana bisa olahraga bikin bahagia?
Ketika kita berolahraga, akan terjadi peningkatan hormon endorfin. Istilah hormon endorfin pertama kali ditemukan oleh Roger Gulemin dan Andrew W.
Hormon ini berfungsi sebagai neurotransmiter, diproduksi oleh kelenjar pituitari dan memiliki struktur yang unik menyerupai morfin sehingga endorfin juga memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit.
Hormon endorfin inilah yang menjadi kunci mengapa olahraga bikin bahagia sekaligus menurunkan kadar stres Anda.
Selain meningkatkan hormon endorfin, olahraga ternyata juga dapat meningkatkan hormon dopamin, serotonin, dan triptofan.
Dopamin sering kali disebut hormon kebahagiaan, karena memang akan menyebabkan seseorang merasa bahagia.
Sedangkan serotonin berfungsi untuk mengatur emosi, daya ingat, dan menurunkan kadar stres pada tubuh akibat kelelahan fisik.
Dopamin dan serotonin kemudian akan bekerja sama dalam mengatur mood seseorang dan menimbulkan perasaan senang serta menciptakan pikiran-pikiran positif pada diri Anda.
Hal ini tentu akan sangat bagus bagi kehidupan sosial dan karier Anda.
Melakukan olahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi dan metabolisme serotonin pada korteks otak dan batang otak.
Selain itu, ternyata berolahraga juga memiliki dampak positif lainnya.
Olahraga rutin bisa membantu dalam penanganan masalah kejiwaan, mendukung pemulihan dari cedera pada otak, dan membantu mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Olahraga juga dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Hal ini disebabkan karena penyakit-penyakti kronis akan meningkat risikonya bila berat badan Anda berlebihan.
Dengan olahraga teratur, berat badan Anda akan lebih terjaga sehingga Anda terhindar dari obesitas.
Di samping olahraga bikin bahagia, kegiatan ini juga sering kali digunakan untuk mengurangi depresi.
Mereka yang aktif berolahraga ternyata memiliki penurunan dalam tingkat kecemasan, stres dan depresi.
Bahkan berolaharga juga dapat digunakan untuk salah satu terapi bagi mereka yang mengalami depresi tingkat ringan hingga sedang jika dipadukan dengan konseling dan jadwal tidur yang benar.
Olahraga sesungguhnya merupakan bentuk ‘stress’ fisik bagi tubuh. Sederhananya, dengan kita membiasakan melakukan olahraga, tubuh belajar beradaptasi dan terbiasa menghadapi ‘stress’ fisik dengan baik.
Dengan adaptasi tersebut, maka tubuh Anda dapat dengan mudah beradaptasi dan bertahan menghadapi tekanan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga seperti aerobik yang dilakukan rutin berhubungan dengan penurunan aktivitas saraf simpatik dan hypothalamic-pituitary-adrenal.
Aktivitas saraf simpatik dan hyphothalamic-pituitari-adrenal adalah sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk merespon stress dan menimbulkan perubahan fungsi tubuh akibat stress.
Melakukan olahraga rutin juga sama dengan melatih tubuh untuk merespon stress lebih baik, termasuk merespon dalam hal perubahan fungsi dan fisiologis tubuh.
Seperti detak jantung menjadi lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah meningkat, maka olahraga dapat menurunkan dan membuat perubahan tersebut menjadi normal kembali. Telah disebutkan sebelumnya bahwa stress berdampak buruk bagi fungsi tubuh.
Stress dapat menimbulkan perubahan fisiologis pada tubuh seperti, detak jantung lebih cepat, insomnia, peningkatan nafsu makan, dan sebagainya.
Dengan melakukan olahraga secara rutin maka fungsi tubuh yang berubah akibat stress juga dapat diatasi.
Ketika Anda mengalami stress, maka tubuh akan secara otomatis mengeluarkan hormon kortisol dan epineprin.
Kedua hormon tersebut adalah hormon depresan yang mampu meningkatkan energi dan tekanan darah seketika saat tubuh menerima tekanan.
Kortisol biasa disebut sebagai hormon fight-for-fight karena mempersiapkan tubuh untuk berada di bawah tekanan, seperti menyiapkan energi lebih dengan cara meningkatkan gula darah dan mencegah insulin mengubahnya menjadi glikogen.
Namun, ketika kortisol dan epineprin terus-menerus diproduksi akibat tubuh mengalami stress kronis, maka fungsi fisiologis tubuh pun akan terganggu.
Sebagai respon untuk menahan tekanan yang datang, kortisol dan epineprin akan mempersiapkan energi lebih yang dapat dipakai tubuh, dengan cara menaikkan gula darah dan menghentikan kerja insulin.
Jika hal ini berlangsung lama, maka orang yang mengalami stress berisiko terkena diabetes melitus tipe 2, obesitas, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga yang teratur dapat menurunkan stress seseorang.
Hal ini terjadi karena dengan olahraga yang teratur dapat menurunkan hormon kortisol dan epineprin serta meningkatkan hormon norepineprin sebagai antidepresan.
Sebuah penelitian yang melibatkan empat puluh sembilan perempuan yang sedang mengalami stress berat, yang kemudian diminta untuk melakukan olahraga yang teratur selama delapan minggu berturut-turut, menunjukkan terdapat penurunan kadar kortisol dan epineprin pada urin mereka.
Selain itu, hasil tes psikologi yang dilakukan pada kelompok tersebut menunjukkan bahwa tingkat stress mereka berkurang, bahkan hilang sama sekali.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hormon serotonin dan endorfin, yang biasa disebut dengan hormon bahagia.
Dengan adanya peningkatan hormon tersebut, dapat membuat tubuh merasa rileks, tenang, dan bahagia.