Asupan berbuka dan olahraga menjadi dua hal penting yang harus mendapat perhatian mereka yang sedang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kedua kegiatan itu adalah penunjang bagi kebugaran selama satu bulan ke depan.
Waktu berbuka tak bisa terbantahkan menjadi saat bagi tubuh untuk mendapatkan kembali energi dan cairan yang hilang. Namun pemilihan jenis minuman ternyata juga berdampak pada proses rehidrasi tubuh.
Menurut para ahli kesehatan, minuman yang paling tepat untuk merehidrasi tubuh adalah air putih. Hanya saja, tidak sedikit pula orang yang lebih memilih berbuka dengan miuman dengan rasa, seperti teh atau kopi.
Teh atau kopi sebenarnya juga terdiri dari air yang dapat menghidrasi tubuh. Tapi kandungan kafein di dalam kedua minuman itu bisa membuat tubuh semakin kekurangan cairan.
Kafein merupakan zat yang bersifat diuretik atau dapat memicu buang air kecil. Sehingga saat minum minuman yang berkafein, kandungan airnya memang dapat menghidrasi, namun akan lebih cepat dikeluarkan kembali akibat sifat diuretik tadi.
Bahkan, seringkali cairan yang dikeluarkan malah lebih banyak daripada cairan yang dimasukan. Inilah mengapa, minum teh atau kopi dikatakan justru membuat tubuh bertambah dehidrasi dan tidak disarankan sebagai minuman yang diminum saat berbuka puasa.
Kalaupun mau minum teh atau kopi, maka seseorang perlu minum lebih banyak air untuk mengganti cairan yang keluar. Padahal jangka waktu setelah berbuka hingga tidur tidaklah panjang. Sehingga orang lebih mungkin untuk kekurangan cairan yang tidak sempat digantinya setelah banyak buang air kecil.
Karena itu, disarankan untuk berbuka dengan air putih. Tujuannya untuk membebaskan tubuh dari dehidrasi tanpa memberikan dampak diuretik. Setelahnya, buah-buahan manis seperti kurma diperlukan untuk mengganti kadar karbohidrat dalam tubuh yang sudah menurun setelah berpuasa seharian.
Tentang kegiatan olahraga di bulan puasa, haruslah dilakukan di saat yang tepat. Karena rasa haus hampir selalu dialami ketika tengah berolahraga. Tak heran tubuh kehilangan banyak cairan saat melakukan aktivitas fisik yang tidak ringan, seperti berolahraga.
Lantas, bagaimana sebaiknya dengan olahraga ketika sedang berpuasa?
Para ahli kesehatan mengungkapkan, meskipun berpuasa tubuh harus tetap aktif agar selalu bugar. Salah satu hal yang direkomendasikan untuk tetap dilakukan selama berpuasa adalah berolahraga.
Namun supaya tetap nyaman, olahraga sebaiknya dilakukan di sore hari, waktu menjelang berbuka puasa.
Kapan saat yang tepat untuk berolahraga?
Saat yang tepat adalah menjelang waktu berbuka. Ini karena setelah usai berolahraga, orang bisa langsung minum dan mengganti cairan yang hilang setelah berpuasa ditambah dengan olahraga.
Energi yang menurun pun akan segera tergantikan dengan makanan manis, misalnya buah kurma, yang dimakan di waktu buka puasa.
Penggantian cairan dan energi ini penting supaya fungsi tubuh tetap terjaga. Bila jarak waktu penggantian terlalu lama sejak tubuh mulai defisit cairan dan energi, maka gangguan-gangguan tentu akan terjadi, seperti penurunan kemampuan berpikir, lemas, hingga pingsan.
Karena itulah olahraga sebaiknya tidak dilakukan terlalu jauh dengan waktu berbuka. Intensitasnya pun perlu disesuaikan dengan kemampuan.
Ia juga merekomendasikan untuk memilih jenis olahraga dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi. Olahraga intensitas sedang seperti bersepeda, berenang, atau berjalan mungkin merupakan jenis olahraga yang paling tepat.
Tingkat kebugaran masing-masing individu berbeda, sehingga pemilihan olahraga pun tidak sama. Ada orang yang sebaiknya tidak melakukan olahraga high impact, sehingga lebih tepat melakukan olahraga berenang atau berjalan.