Apakah Anda sering mengalami stress?
Ya, stress memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan, apalagi jika dibiarkan tanpa ada penanganan atau ‘pengobatan’.
Untuk Anda tahu stress berhubungan langsung dengan berbagai fungsi tubuh.
Jika Anda mengalami stress, bukan tidak mungkin Anda mudah terkena sakit karena stress mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah pada pencernaan, bahkan stress dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena penyakit degeneratif.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa olahraga bisa melepas endorfin, yang populer disebut hormon bahagia.
Dan hebatnya, tidak perlu sampai berkeringat untuk mendapatkan efek tersebut.
Sebuah penelitian di University of New South Wales membuktikan, hanya butuh total waktu satu jam tiap pekan untuk meredakan stres lewat olahraga. Jika diambil rata-rata, maka berarti tidak sampai sepuluh menit tiap hari.
Bagi sebagian orang, mungkin belum sampai berkeringat.
“Ini pertama kali kami bisa mengkuantifikasi potensi pencegahan dari aktivitas fisik, dalam hal mengurangi tingkat depresi,” kata Dr Samuel Harvey yang memimpin penelitian ini, dikutip dari Livescience.
Penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Psychiatry ini menggunakan data yang cukup besar.
Temuan lain yang terungkap adalah bahwa orang-orang yang tidak pernah olahraga punya risiko empat puluh empat persen lebih tinggi untuk mengalami depresi. Sedangkan orang-orang yang menyempatkan diri olahraga satu jam tiap pekan, punya risiko depresi dua belas persen lebih rendah.
Olahraga sesungguhnya merupakan bentuk ‘stress’ fisik bagi tubuh.
Sederhananya, dengan kita membiasakan melakukan olahraga, tubuh belajar beradaptasi dan terbiasa menghadapi ‘stress’ fisik dengan baik.
Dengan adaptasi tersebut, maka tubuh Anda dapat dengan mudah beradaptasi dan bertahan menghadapi tekanan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga seperti aerobik yang dilakukan rutin berhubungan dengan penurunan aktivitas saraf simpatik dan hypothalamic-pituitary-adrenal.
Aktivitas saraf simpatik dan hyphothalamic-pituitari-adrenal adalah sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk merespon stress dan menimbulkan perubahan fungsi tubuh akibat stress.
Melakukan olahraga rutin juga sama dengan melatih tubuh untuk merespon stress lebih baik, termasuk merespon dalam hal perubahan fungsi dan fisiologis tubuh.
Seperti detak jantung menjadi lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah meningkat, maka olahraga dapat menurunkan dan membuat perubahan tersebut menjadi normal kembali.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa stress berdampak buruk bagi fungsi tubuh.
Stress dapat menimbulkan perubahan fisiologis pada tubuh seperti, detak jantung lebih cepat, insomnia, peningkatan nafsu makan, dan sebagainya.
Dengan melakukan olahraga secara rutin maka fungsi tubuh yang berubah akibat stress juga dapat diatasi.
Ketika Anda mengalami stress, maka tubuh akan secara otomatis mengeluarkan hormon kortisol dan epineprin.
Kedua hormon tersebut adalah hormon depresan yang mampu meningkatkan energi dan tekanan darah seketika saat tubuh menerima tekanan.
Kortisol biasa disebut sebagai hormon fight-for-fight karena mempersiapkan tubuh untuk berada di bawah tekanan, seperti menyiapkan energi lebih dengan cara meningkatkan gula darah dan mencegah insulin mengubahnya menjadi glikogen.
Namun, ketika kortisol dan epineprin terus-menerus diproduksi akibat tubuh mengalami stress kronis, maka fungsi fisiologis tubuh pun akan terganggu.
Sebagai respon untuk menahan tekanan yang datang, kortisol dan epineprin akan mempersiapkan energi lebih yang dapat dipakai tubuh, dengan cara menaikkan gula darah dan menghentikan kerja insulin.
Jika hal ini berlangsung lama, maka orang yang mengalami stress berisiko terkena diabetes melitus tipe 2, obesitas, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga yang teratur dapat menurunkan stress seseorang.
Hal ini terjadi karena dengan olahraga yang teratur dapat menurunkan hormon kortisol dan epineprin serta meningkatkan hormon norepineprin sebagai antidepresan.
Sebuah penelitian yang melibatkan lima puluh perempuan yang sedang mengalami stress berat, yang kemudian diminta untuk melakukan olahraga yang teratur selama delapan minggu berturut-turut, menunjukkan terdapat penurunan kadar kortisol dan epineprin pada urin mereka.
Selain itu, hasil tes psikologi yang dilakukan pada kelompok tersebut menunjukkan bahwa tingkat stress mereka berkurang, bahkan hilang sama sekali.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hormon serotonin dan endorfin, yang biasa disebut dengan hormon bahagia. Dengan adanya peningkatan hormon tersebut, dapat membuat tubuh merasa rileks, tenang, dan bahagia.
Self-efficacy adalah bentuk keyakinan atau kepercayaan diri dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah yang ada. Self-efficacy dapat meningkatkan kepercayaan diri, sedangkan orang yang sedang stress biasanya memiliki tingkat kepercayaan diri dan self-efficacy yang rendah.
Olahraga tidak hanya dapat meningkatkan daya tahan dan kemampuan tubuh untuk menghadapi tekanan, tapi juga dapat meningkatkan self-efficacy seseorang.
Penelitian menyebutkan bahwa melakukan olahraga seperti bela diri efektif menimbulkan self-efficacy dalam diri.
Ketika Anda memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan self-efficacy, maka Anda akan lebih yakin dapat menyelesaikan masalah yang ada dan berusaha mencari jalan keluar terhadap tekanan.
Berbagai macam olahraga dapat membantu menurunkan stress, sehingga Anda tidak harus melakukan olahraga yang berat untuk membuat tubuh rileks.
Olahraga yang mudah dan sederhana dapat Anda lakukan, seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, yoga, tai chi, dan sebagainya.
Namun, yang terpenting adalah melakukannya dengan rutin dan teratur, maka tubuh akan terbiasa dengan hal tersebut.
Cobalah melakukan olahraga yang Anda sukai. Selain akan membuat Anda nyaman ketika melakukannya, mood dan emosi akan lebih mudah terkontrol sehingga stress pun menurun.