Perut buncit, menurut penelitian, seperti diungkapkan oleh laman “healthy day,” ternyata lebih berbahaya dibanding dengan obesitas.
Perut buncit ini, dikalangan peneliti juga dikenal dengan obesitas sentral dan disebabkan penimbunan lemak tubuh
Obesitas sentral ini merupakan kondisi penumpukan lemak di sekitar abdominal atau dikenal dengan perut buncit.
Metode pengukurannya dengan menggunakan lingkar perut dengan batas normal apabila lingkar perut kurang dari sembilan puluh centimeter untuk laki-laki dan delapan puluh centimeter untuk perempuan.
Obesitas sentral juga dapat dilihat berdasarkan rasio lingkar perut dan lingkar tulang panggul.
Jika perut memiliki lingkar yang lebih besar dibandingkan tulang panggul, maka sudah dapat dipastikan individu tersebut mengalami obesitas sentral alias buncit.
Lalu apakah individu yang mengalami obesitas sudah pasti mengalami obesitas sentral? Belum tentu, begitu juga sebaliknya.
Seseorang dengan berat badan lebih mungkin memiliki lemak di bagian tubuh lain, tetapi tidak menumpuk di sekitar perut. Sebaliknya seseorang dengan perut buncit kemungkinan hanya memiliki timbunan lemak di sekitar perut
Seperti kelebihan berat badan pada umumnya, obesitas dan obesitas sentral disebabkan oleh penimbunan lemak akibat pola konsumsi tinggi karbohidrat, kolesterol, dan lemak serta tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
Namun pada obesitas sentral alias buncit, ini sering kali dipicu oleh konsumsi alkohol sehingga sering juga disebut dengan beer belly atau perut bir.
Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian oleh Schroder di mana individu yang mengonsumsi alkohol berisiko untuk terkena obesitas sentral sebesar 1,8 kali dibandingkan yang tidak mengonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol akan meningkatkan asupan glukosa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Efek buruk terpenting dari kondisi kelebihan berat badan pada individu dengan obesitas adalah meningkatkan berbagai risiko penyakit degeneratif akibat ketidakseimbangan tekanan darah, sekresi insulin, dan kadar kolesterol HDL dan LDL.
Tentu saja hal ini tidak akan menimbulkan gejala langsung yang serius, tetapi akan bertambah parah seiring dengan berjalannya usia individu.
Kondisi perut yang buncit tentu mengganggu penampilan seseorang, hingga bisa menyebabkan rasa kurang percaya diri.
Sayangnya, bukan perkara mudah untuk mengecilkan perut buncit.
Perut buncit disebut juga obesitas perut atau obesitas sentral.
Penyebab perut buncit adalah karena adanya penumpukan lemak pada bagian perut. Lemak tersebut terdiri dari dua macam, lemak subkutan dan lemak viseral.
Lemak subkutan adalah lemak yang berada di bawah kulit. Lemak ini dapat dicubit dan terlihat. Sedangkan lemak viseral berada di sekitar organ dalam tubuh, sehingga tidak terlihat.
Lemak viseral inilah yang sering dihubungkan dengan kondisi obesitas di perut.
Selain sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko penyakit lain, lemak viseral sangat sulit untuk dihilangkan.
Seperti halnya obesitas pada tubuh, perut buncit timbul oleh karena asupan makanan yang melebihi energi yang diperlukan untuk aktivitas fisik.
Apabila kita makan terlalu banyak dan kurang berolahraga, kita tentu akan mengalami penumpukan lemak pada tubuh, termasuk lemak di perut.
Riwayat obesitas pada keluarga, kebiasaan merokok, dan stres yang tinggi juga berpengaruh terhadap timbulnya perut buncit.
Usia tua dan ketidakseimbangan hormon pada wanita menopause juga mempermudah timbulnya perut buncit.
Selain itu, bentuk tubuh yang seperti ‘apel’ cenderung menyimpan lemak di sekitar perut dibandingkan bentuk tubuh seperti ‘pir’.
Ukurlah lingkar pinggang untuk mengetahui apakah kita memiliki obesitas perut.
Kita dapat menggunakan meteran yang dilingkarkan di perut. Posisi meteran adalah sejajar ujung tulang panggul dan pusar.
Seorang laki-laki dinyatakan menderita obesitas perut apabila lingkar pinggang melebihi 90 cm. Sedangkan pada perempuan, di atas 80 cm.
Bagi yang memiliki perut buncit karena kebanyakan lemak, sebaiknya waspada. Pasalnya ada sejumlah risiko yang bisa mengganggu kesehatan.
Lemak viseral adalah tipe lemak yang paling berbahaya. Kumpulan lemak viseral di dalam tubuh bisa mengeluarkan senyawa peradangan dan hormon yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.
Senyawa-senyawa peradangan disebut juga sitokin. Senyawa ini dapat menyebabkan peradangan ringan dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Senyawa lain yang dikeluarkan oleh lemak viseral adalah asam lemak bebas.
Senyawa ini akan masuk ke dalam hati dan kemudian memicu berbagai perubahan, antara lain peningkatan produksi kolesterol buruk dan penurunan produksi kolesterol baik.
Itulah mengapa perut buncit dapat meningkatkan risiko penyakit kolesterol tinggi.
Selain itu, asam lemak bebas juga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif dalam mengontrol gula darah, meningkatkan risiko diabetes.
Selain itu, lemak pada perut buncit juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung.
Hal ini karena lemak pada perut buncit dapat memicu perubahan hormon yang mengontrol penyempitan pembuluh darah atau yang disebut dengan angiotensin.
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, lemak viseral adalah lemak yang banyak berperan pada timbulnya perut buncit.
Berbeda dengan lemak subkutan yang berada dekat dengan kulit, lemak ini berada di sekitar organ dalam, sehingga sulit untuk dihilangkan.
Anda dapat mengencangkan otot perut Anda dengan sit-up atau gerakan lainnya.
Namun, dengan hanya melakukan latihan-latihan itu tidak akan menyingkirkan perut buncit secara signifikan.
Kita harus melakukan strategi kombinasi diet dan olahraga yang ditujukan untuk mengurangi berat badan dan mengurangi lemak tubuh total.
Hingga saat ini intervensi yang khusus dapat menurunkan lemak viseral belum ada yang terbukti efektif.
Meskipun mengecilkan perut buncit bukan perkara mudah, kita tetap perlu berusaha mengatasi perut buncit.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan.
Kurangi konsumsi minuman beralkohol. Selain tidak baik untuk kesehatan, minuman beralkohol juga dapat menyebabkan perut menjadi buncit.
Hindari stres karena dapat memicu perut buncit. Apabila kita memiliki masalah, cobalah bermeditasi, lakukan relaksasi, dan berbincanglah dengan orang terdekat.
Tidur yang cukup juga dapat membantu mengecilkan lemak pada perut. Lemak jaringan pada tubuh dapat berkurang jika tidur setidaknya enam hingga tujuh jam.
Perhatikan makanan yang dikonsumsi dan asupan kalorinya. Untuk meminimalisasi lemak pada perut, kita perlu mengurangi asupan kalori dalam tubuh.
Kurangi karbohidrat dan mulai mengonsumsi banyak sayuran, buah, produk susu rendah lemak, produk biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
Perbanyak aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas dapat membuat kita kesulitan mengecilkan perut buncit. Mulai biasakan melakukan olahraga, dengan kombinasi latihan ketahanan dan cardio.