Perut kembung? Rasanya pasti menyesakkan. Serba tidak enak. Bahkan bisa menurunkan aktifitas. Gejala ini, sebenarnya, sudah umum. Ia tidak hanya dikeluhkan para eksekutif kantoran, karyawan rendahan atau pekerja aktif lainnya, tapi juga merata di alami kalangan masyarakat.
Yang pasti, perut kembung tak ada hubungan yang saling kait berkait dengan ukuran pinggang yang membesar. Perut kembung biasanya berhubungan dengan pola makan yang cepat membuat gas, sehingga membuat lambung terasa “penuh”.
Untuk mengetahui gejala dan penyebab, serta cara mencegahnya kenali lah beberapa hal untuk menghindari terjadinya perut kembung tersebut
Pertama, jangan terlalu banyak mengunyah permen atau permen karet. Permen karet, permen, dan makanan lain yang biasanya mengandung pemanis buatan seperti sorbitol dan aspartam tidak mudah dicerna oleh lambung dan memicu perut kembung. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics Christine Gerbstadt.
Lainnya, jangan makan terburu-buru. Ketika Anda makan dengan terburu-buru, Anda turut menelan banyak udara yang dapat menyebabkan gas di dalam lambung. Maka kunyahlah makanan dengan baik, dengan mulut tertutup. Serta minumlah langsung dari gelas, bukan dari sedotan. Juga hindari aktivitas fisik yang terlalu berat ketika baru saja menyelesaikan makan.
Hindarilah menyantap sayuran mentah. Sayuran mentah bisa menjadi sulit dicerna oleh tubuh sehingga mengakibatkan perut kembung. Dengan mengonsumsi sayuran yang sudah dimasak terlebih dahulu, maka tubuh akan lebih mudah mencernanya dan Anda dapat terhindar dari gangguan perut kembung.
Yangjuga tak kalah pentingnya, hindarilah stres.Hormon stres akan mempercepat semua sistem di dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan. “Hal itu akan membuat lambung Anda memproduksi banyak gas yang menyebabkan kembung,” ujar Kristi King, jurubicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Maka, ketika Anda sudah mulai merasa cemas, cobalah untuk memikirkan hal-hal yang dapat membuat pikiran Anda tenang kembali.
Masih ada satu hal lain yang menjadi perhatian untuk menghindari perut kembung. Intoleransi laktosa. Selain kebiasaan-kebiasaan tersebut, ada satu lagi kondisi dalam tubuh Anda yang dapat memicu kembung.
Kondisi tersebut adalah intolerenasi laktosa (sensitivitas terhadap gula yang terkandung dalam susu) serta malabsorbsi fruktosa (sensitivitas terhadap fruktosa, sejenis gula yang terkandung dalam jus buah, gula putih dan sirup jagung tinggi fruktosa). Oleh karenanya itu, konsultasikan kondisi ini dengan dokter untuk mendapatkan saran dan diagnosa.
Sebenarnya gas di perut atau kembung adalah hal yang alami karena merupakan hasil dari proses pencernaan. Namun jika berlebihan, apalagi menyebabkan kita berulang kali buang gas, tentu sangat mengganggu.
Menurut National Institute of Health, gas di perut merupakan campuran dari oksigen, nitrogen, hidrogen, karbondioksida, dan metana. Bila tinja tampak mengampung di toilet itu antara lain karena adanya kandungan metana.
Secara umum, setiap hari kita memperoduksi sekitar 0,5 liter sampai 2,2 liter gas dan akan dikeluarkan sekitar 14 kali dalam 24 jam. Menurut The International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders, ada empat cara pengeluaran gas dari dalam tubuh, yakni sendawa, melalui anus (kentut), diserap oleh tubuh, serta dikonsumsi oleh bakteri usus.
Seperti diketahui usus kita mengandung bakteri dalam jumlah sangat banyak yang akan membantu memecah makanan yang diasup dan juga “memakan” gas. Bila koloni bakteri baik dalam usus cukup banyak maka gas di perut bisa dikurangi.
Makanan yang kita makan sehari-hari juga berpengaruh pada jumlah gas yang diproduksi dan tentu baunya. Karbohidrat misalnya, mengandung gula alami yang menyebabkan gas. Sedangkan protein dan dan lemak tidak. Namun beberapa protein seperti kacang yang juga mengandung gula yang tidak dapat dicerna juga akan menyebabkan produksi gas meningkat.
Gas yang berlebihan tentu akan menganggu, selain menyebabkan perut kembung terkadang bila dikeluarkan menghasilkan bau yang tak sedap. Buat mereka yang setiap hari berada di dalam ruangan ber-AC, tentu akan memalukan.
Salah satu cara untuk mengurangi produksi gas adalah dengan memperbaiki cara mengunyah makanan. Makanan yang dikunyah dengan baik akan menjadi partikel kecil sehingga di lebih mudah dicerna.
Karbohidrat yang dicerna dengan baik akan menghasilkan enzim pati yang diproduksi di dalam mulut sehingga di usus pun proses pencernaan menjadi lebih mudah. Selain itu lakukan kombinasi makanan dengan baik. Mengonsumsi makanan manis setelah mengasup protein juga akan meningkatkan produksi gas.
Cara lain adalah dengan mengonsumsi probiotik untuk meningkatkan jumlah bakteri baik. Beberapa jenis obat, terutama antibiotik, akan membunuh bakteri baik sehingga kita perlu menggantikannya.
Bila Anda sering merasa kembung setelah makan, cobalah minum secangkir teh yang mengandung pepermint.
Suplemen enzim pencernaan juga bisa dikonsumsi untuk membantu proses pencernaan . Mereka yang sedang stres atau mengonsumsi obat-obatan jangka panjang biasanya diresepkan dokter suplemen tersebut.nosa yang tepat.