Serat. Itulah kata bertuah yang selalu kita dengar sebagai anjuran untuk pilihan asupan sehat. Asupan yang selalu menjadi saran ahli kesehatan gizi dan selalu muncul “ajimat” di “advertorial” produk minuman atau makanan. Manfaatnya? Sudah umum dikatakan sebagai keamanan tubuh yang juga melancarkan pencernaan.
Ya, serat memang dapat berfungsi sebagai pembersih saluran cerna sehingga membantu mengatasi konstipasi atau sembelit. Serat juga dapat berguna untuk membuat Anda kenyang lebih lama sehingga membantu program diet Anda. Bahkan serat juga membantu menjaga kesehatan jantung dan mencegah timbulnya sel kanker.
Namun begitu, para pakar klinik gizi mengingatkan untuk menyeleksi makan serat. Jika Anda ingin mendapatkan manfaat optimal dari serat, maka perlu diperhatikan jenis serat yang Anda asup. Sebab serat terdiri dari dua jenis, serat larut air dan serat tidak larut air.
1. Serat larut air (soluble fiber)
Menurut pakar gizi makanan yang banyak mengandung serat larut air, di lambung akan terjadi pembentukan gel karena adanya reaksi serat ini dengan air. “Gel akan membuat lambung penuh dan mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh sudah kenyang,” ungkap salah satu penulis buku Smart Eating ini.
Maka, kata Samuel, serat larut air sangat baik saat Anda sedang ada dalam program pelangsingan tubuh karena dapat membuat Anda tidak mudah lapar.
“Serat larut air didapatkan dari batang tanaman hijau,” kata Samuel. Selain itu serat larut banyak ditemukan di kacang almon, oat, brokoli, wortel, dan buah-buahan seperti berry, pisang, apel, dan pir.
2. Serat tidak larut (insoluble fiber)
Serat jenis ini dapat berfungsi membersihkan saluran cerna sehingga membantu melancarkan buang air besar. “Serat tidak larut air akan terbawa melewati saluran cerna hingga ke usus besar,” tutur Samuel.
Serat tidak larut air didapatkan dari beberapa jenis makanan seperti gandum utuh, biji-bijian, daun-daunan hijau, buah seperti avokad, kiwi, dan tomat.
Nah, sudahkah Anda makan serat hari ini?
Kalau Anda sudah mengonsumsi makanan tinggi serat maka rasakanlah manfaatnya untuk pencernaan, kesehatan jantung dan kadar kolesterol.
Praktisi perawat di Heart and Vascular Clinic di University of Alabama Birmingham Jody Gilchrist mengatakan, mengonsumsi makanan tinggi serat dari buah, sayuran, gandum utuh, dan kacang-kacangan telah diteliti dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol. “Hampir semua ahli gizi mengatakan bahwa seseorang membutuhkan paling tidak 25 gram serat setiap hari sebagai bagian dari diet seimbang,” ujarnya.
American Heart Association (AHA) bahkan merekomendasikan untuk setiap 1.000 kalori yang dimakan setidaknya mengandung 14 gram serat yang terdiri dari 10 gram serat yang dapat larut. Serat yang dapat larut membuat Anda kenyang lebih cepat sehingga dapat membantu mengontrol serapa banyak makanan yang dapat Anda makan. Penelitian menunjukkan bahwa serat larut juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dengan cara mencegah tubuh menyerap kolesterol dari makanan.
Gilchrist mengatakan, makanan dengan serat larut yang tinggi antara lain oatmeal, kacang-kacangan, biji-bijian, beras, gandum, jeruk, stroberi, dan daging apel.
Sedangkan serat tidak larut lebih berperan dalam membantu mencegah sembelit dan menjaga saluran pencernaan tetap sehat. Makanan dengan serat tak larut yang tinggi di antaranya roti gandum, biji-bijian utuh, kubis, bit, wortel, lobak, kembang kol, dan kulit apel.
Saat ini banyak ditemukan makanan tinggi serat olahan, namun Gilchrist menyarankan agar lebih berhati-hati lagi dalam memilih produk-produk ini. “Anda harus teliti dalam membaca label dari produk-produk tersebut, karena banyak produk yang menyebutkan mengandung oat atau gandum, sebenarnya mengandung gandum yang sangat sedikit, sedangkan kandungan gula, natrium, dan lemaknya tinggi, seperti muffin dan wafel,” tutur Gilchrist.
Cara lain untuk meningkatkan asupan serat Anda adalah dengan menambahkan suplemen serat untuk minuman, sereal, yogurt, sup, dan makanan lainnya. “Namun, pastikan juga untuk meningkatkan asupan serat Anda secara perlahan dan minum banyak air,” tandasnya.
Sumber: Healthday News