Tak terbantahkan, sarapan adalah waktu makan paling penting.
Ya, tidak sarapan di pagi hari bisa berhubungan dengan kematian dini.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meninggalkan sarapan secara signifikan meningkatkan risiko kematian terkait dengan penyakit kardiovaskular seperti gangguan jantung dan stroke.
Studi yang baru saja dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology menemukan bahwa orang yang tidak pernah sarapan memiliki risiko kematian karena penyakit kardiovaskular sebanyak delapan puluh tujuh persen lebih tinggi dibandingkan yang sarapan setiap hari.
“Penelitian kami adalah salah satu yang menyediakan bukti untuk mendukung manfaat jangka panjang dari sarapan,” ujar pemimpin penelitian dari University of Iowa, Wei Bao,
Secara tradisional, sarapan dinilai sebagai menu makan paling penting dalam satu hari.
Penelitian melibatkan data dari enam ribuan orang dewasa di Amerika Serikat yang melaporkan seberapa sering mereka sarapan ke National Health and Nutrition Examination Survey
Dari data itu, ditemukan orang dewasa tidak pernah mengonsumsi sarapan, jarang sarapan, sarapan pada beberapa hari, dan sarapan setiap hari.
Peneliti lalu menganalisis hubungan seberapa sering orang sarapan dengan kematian, khususnya kematian terkait dengan kesehatan jantung.
Hasilnya, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sarapan setiap hari, orang dewasa yang tidak pernah sarapan memiliki risiko lebih tinggi meninggal terkait penyakit jantung dan stroke.
Hubungan itu signifikan dan independen terhadap status sosial ekonomi, indeks massa tubuh, dan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
“Sejauh pengetahuan kami, ini adalah analisis prospektif pertama melewatkan sarapan dan risiko kematian kardiovaskular.”
“Temuan kami sejalan dan didukung oleh penelitian sebelumnya yang secara konsisten menunjukkan bahwa melewatkan sarapan terkait dengan faktor-faktor risiko kuat untuk kematian akibat kardiovaskular,” ucap Bao.
Kendati demikian, peneliti menyatakan diperlukan lebih banyak studi untuk mengetahui hubungan lebih jauh antara melewatkan sarapan dengan penyakit jantung.
Memang banyak orang melewatkan waktu sarapan di pagi hari.
Entah karena terlambat bangun, terburu-buru menuju kantor atau sekolah, karena malas bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan, maupun karena sedang mencoba menurunkan berat badan.
Namun, menurut para ilmuwan, ternyata sarapan pagi merupakan waktu makan terpenting. Apa alasannya? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Sarapan dapat membantu memulai metabolisme dan membakar kalori sepanjang harinya. Saat ini pun sudah banyak penelitian yang menghubungkan sarapan terhadap kesehatan yang lebih baik.
Melewatkan sarapan berhubungan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, peningkatan trigliserida, kenaikan kolestrol LDL
Sebuah penelitian pada dua puluh ribu pria yang diteliti selama enam belas tahun didapatkan bahwa peserta yang melewatkan sarapan setiap paginya dua puluh tujuh persen lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner.
Melewatkan sarapan pagi membuat jam biologis tubuh (ritme sirkadian) yang mengatur waktu makan dan puasa menjadi terganggu.
Ketika Anda bangun di pagi hari, gula darah dalam tubuh yang diperlukan untuk kinerja otot dan otak kadarnya rendah. Nah, hal ini sebenarnya dapat diperbaiki dengan cara sarapan.
Pada anak-anak, sarapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Anak yang sarapan dengan teratur memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding yang sarapan sesekali saja.
Sarapan secara teratur dapat membuat perilaku anak menjadi lebih baik, dan meningkatkan performa akademis.
Selain itu, sarapan secara teratur dapat melindungi dari diabetes tipe
Sarapan juga dapat memberikan kesempatan tubuh untuk memperoleh vitamin dan zat gizi lainnya melalui makanan yang sehat seperti produk susu, biji-bijian, dan buah-buahan. Ketika Anda tidak sarapan, kebutuhan gizi ini mungkin tidak akan tercukupi dalam sehari.
Sarapan juga dapat memengaruhi berat badan. Sebuah penelitian yang melibatkan lima puluh ribu orang berusia tiga puluh tahun ke atas berusaha mempelajari kaitan keduanya.
Selama seminggu, ilmuwan meneliti perilaku makan orang-orang tersebut. Dikumpulkan data mengenai berapa kali mereka makan setiap harinya, berapa jam mereka puasa di malam hari, apakah mereka sarapan atau tidak, dan kapan mereka menyantap porsi makanan paling besar. Kemudian mereka dikelompokkan berdasarkan perilaku makan yang serupa.
Setelah menyesuaikan faktor demografi dan gaya hidup, peneliti menghitung rata-rata indeks massa tubuh dari setiap kelompok. Hasilnya, orang yang biasanya tidak sarapan pagi dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis terkait obesitas.
Tak hanya itu, sarapan juga dapat memengaruhi kesehatan tulang. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan antara melewatkan sarapan dengan penurunan kepadatan tulang, yang akhirnya bisa memicu osteoporosis.
Sebenarnya, setiap jam makan itu sama-sama penting karena tubuh manusia memang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan zat gizi secara bertahap, tidak secara langsung. Anda tidak bisa melewatkan sarapan dengan alasan nanti saat makan siang Anda akan membayar “utang” gizi yang tidak tercukupi waktu sarapan.
Sistem pencernaan manusia punya kapasitas dan kemampuan tersendiri untuk memproses makanan beberapa kali sehari, yaitu saat sarapan pagi, makan siang, makan sore, dan makan malam.