Stroke benar-benar bisa terjadi karena stres.
Pakar neurosains mengungkap stres merusak pembuluh darah otak secara perlahan, dan akhirnya menyebabkan stroke.
Stres memengaruhi sistem hormon di dalam tubuh. Ketika stres, hormon-hormon seperti kortisol dan adrenalin mengalami kenaikan.
Saat stres, hormon kortisol naik, nah sistem imun turun. Makanya orang lebih mudah sakit ketika sedang galau
Yang jarang diketahui, kenaikan hormon kortisol menyebabkan terjadinya fluktuasi adrenalin. Adrenalin yang naik turun membuat ritme darah tidak stabil, akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah
Ketika ada sel yang rusak, tubuh otomatis mereparasinya dengan menumbuhkan jaringan baru.
Hanya saja, jaringan baru ini bisa tumbuh secara tidak mulus. Tauhid mengibaratkannya seperti polisi tidur di jalan raya.
Nanti lewat sel darah dengan kandungan kolesterol, lemak, nyangkut di polisi tidur tadi. Lama-lama polisi tidurnya jadi besar, dan akhirnya menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak, dan terjadi stroke.
Proses ini tidak berlangsung seketika. Terjadinya kerusakan sel hingga menimbulkan penyumbatan bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Nah, risiko penyumbatan bisa terjadi lebih awal jika stres yang dialami tidak ditangani dengan baik. Semakin sering seseorang stres, dan buruknya manajemen stres, bisa mempercepat terjadinya penyumbatan.
Makanya manajemen stres penting, tidak hanya untuk jiwa, tapi juga untuk otak
Hingga saat ini sebenarnya masih belum teruraikan sepenuhnya dampak buruk yang terjadi pad otak ketika seseorang mengalami stres.
Namun dari hal ini yang banyak diketahui saat ini, bahwa dampak stres dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap kesehatan tubuh, suasana hati serta pikiran seseorang.
Stres telah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan kita. Saking seringnya terjadi, sampai mungkin kita tidak menyadari bahwa kita sedang mengalami stres.
Hal ini dapat muncul dari gejala seperti sakit kepala, mood yang menjadi sensitif, cepat meledak yang kemudian dapat berkembang menajdi demama atau bahkan pada giliran terparahnya dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Lantas apa hubungannya stres dengan perkembangan otak?
Saat stres tubuh akan melepaskan hormon yang dikenal dengan sebutan kortisol.
Hormon stres tersebut dapat berdampak buruk terhadap hippocampus otak, yakni memperkecil ukuran otak, membunuh sel-sel saraf pada otak dan menjadi penghambat proses regenerasi sel-sel saraf baru.
Yang pada akhirnya tentu akan membuat kemampuan otak menjadi terganggu. Adapun Hippocampus merupakan bagian orang yang amat penting untuk memori, kemampuan berpikir, belajar serta pengaturan emosi.
Nah, jika terjadi gangguan pada bagian otak ini, maka kapasitas memori akan menurun. Yang juga artinya akan mempengaruhi kemampuan belajar, berpikir serta pengaturan emosi seseorang yang menjadi terganggu.
Nah, sementara itu, untuk lebih jauh lagi mengetahui apa saja dampak buruk yang dapat mempengaruhi otak akibat stres yang terjadi, kita simak dibawah ini.
Kenaikan tingkat glukokortikoid akibat stres yang berkepanjangan akan berepngaruh pada melemahnya daya ingat seseorang.
Hal ini terjadi disebabkan karena ujung saraf yang lebih tua merasakan kesulitan utnuk berhubungan dnegan sel-sel otak yang baru.
Selain itu, stres yang sering terjadi akan semakin mempersulit otak dalam mengirimkan informasi atau feedbacknya, sehingga menyebabkan kehilangan ingatan dalam jangka pendek.
Yang pada akhirnya, hal ini akan dapat menyebabkan timbulnya alzheimer dan dimensia pada manusia.
Kondisi stres yang terjadi akan dapat menyebabkan komposisi otak yang terenggut, sehingga membuat daerah hippocampus orak menyusut beberapa tempo. Kondisi seperti ini lebih sering terlihat pada korban tauma atau kekerasan.
Penyusutan otak dapat menyebabkan seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dan sulit berkonsentrasi.
Hal ini pula yang mengganggu keterampulan motorik dan membuat seseorang kesulitan utnuk merancanakan sesuatu.
Tugas dari kantor atau sekolah yang begitu banyak atau terlalu berat memikirkan sesuatu akan mungkin membaut seseorang mudah mengalami stres.
Namun tahukah anda stres dapat mengurangi sirkulasi darah di otak secara drastis, sehingga dapat meningkatkan resiko menderita stroke. Saraf pada pembuluh darah akan mulai mengalami penyusutan atau terjepit secara bersamaan.
Jika hal ini terjadi, maka akan dapat menghalangi pasokan darah, nutrisi serta oksigen ke otak serta menghambat kemampuan otak untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan lebih cepat.
Demikianlah beberapa dampak buruk stres terhadap otak. Adapun satu-satunya car utnuk menghindari stres adalah dengan menghindari hal-hal yang membaut anda tegang dan tertekan.
Mulailah kontrol dan kendailkan diri anda dan yakinlah anda bisa melakukan dan melalui setiap masalah yang anda hadapi.