Anda mungkin sudah tahu bahwa stres merupakan salah satu penyebab kegemukan, terutama bila kita selalu “lari” ke makanan setiap kali menghadapi stres.
Apakah, hanya makanan sebagai penyebab kegemukan bagi orang yang stress?
Ternyata tidak, kata para peneliti.
Makanan sebagai pelarian iya. Tapi makanan tak perlu dipersalahkan secara mutlak.
Untuk Anda tahu saat berada dalam tekanan tubuh kita akan mengalami mekanisme penimbunan lemak.
Para peneliti menemukan bahwa stres dapat memicu hormon yang disebut Adamts1 yang menghasilkan sel lemak dalam tubuh.
Hal tersebut bukan hanya menyebabkan terbentuknya lemak berlebih, tapi juga lemak akan menyelimuti organ dalam seperti liver atau pankreas.
Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes melitus dan penyakit jantung.
Bukti teranyar bagaimana kondisi penuh tekanan bisa membuat gemuk berasal dari peneliti di Stanford University School of Medicine.
“Ketika stres tubuh mengira masa-masa sulit akan datang, hal ini memicu penimbunan energi sebanyak mungkin,” kata Dr.Brian Feldman, asisten profesor pediatrik.
Selain itu, diketahui bahwa sel lemak ternyata tidak pasif, tetapi juga mengirim dan menerima sinyal hormonal yang penting.
Ketika terjadi penyimpanan deposit lemak di tubuh, sel lemak akan memengaruhi sel punca di sekitarnya.
Akibatnya akan terbentuk jaringan lemak lebih banyak lagi. Padahal, lemak viseral yang menyelimuti organ ini berbahaya bagi kesehatan karena akan menimbulkan peradangan.
Ketika Anda sedang stres, kelenjar adrenal akan mengeluarkan kortisol, dan penelitian telah menunjukkan, bahwa hormon ini bisa menghambat kemampuan mengingat Anda.
“Selama tidur, Anda otak Anda memutar ulang apapun yang Anda pelajari, mengatur dan menyimpannya ke bagian memori penyimpanan jangka panjang,” jelas Sandra Ackermann, PhD, seorang peneliti postdoctoral biopsikologi di University of Zurich.
Jika Anda tidak cukup tidur, kadar kortisol Anda akan meningkat dan proses pengaturan dan penyimpanan memori jadi terganggu.
“Ketika cedera, sistem kekebalan tubuh Anda bergerak segera, mengirimkan sinyal untuk memproduksi kolagen, membentuk bekuan darah dan merekrut sel untuk melindungi tubuh terhadap kuman,” jelas William Huang, MD, asisten profesor dermatologi di Wake Forest University School of Medicine di Winston-Salem, NC
“Tapi ketika Anda sedang stres, kadar bahan kimia yang disebut glukokortikoid akan meningkat. Glukokortikoid menekan sistem kekebalan tubuh Anda dan membuat penyembuhan lebih lambat.”
Anda sudah tahu bahwa stres bisa membuat haid terlambat. Ketika stres, hipotalamus atau pusat regulasi otak, akan menunda pelepasan telur, menggeser siklus haid dan memerburuk PMS Anda.
Peneliti National Institutes of Health studi, mengamati 259 wanita selama lebih dari sebulan dan menanyai mereka tentang seberapa sering mereka merasa stres.
Wanita yang lebih banyak mengalami stres di awal siklus haid, lebih mungkin mengalami gejala PMS tingkat sedang hingga parah dibanding wanita yang tidak stres.
Christa Reed, dari Park Ridge, Illinois., selama ini memiliki pencernaan yang sehat.
Tetapi kemudian, dia didiagnosis dengan penyakit gastroesophageal reflux. Dokter menyarankan perubahan pola makan dan lebih banyak tidur.
Enam bulan kemudian, karena tidak mematuhi nasehat dokter untuk cukup istirahat, rasa sakit itu malah menjadi lebih buruk.
“Dokter mengatakan kepada saya bahwa jika saya tidak kunjung cukup istirahat, saya akan menderita kanker esofagus.”
Jadi,ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang membuatnya stres dan dalam waktu dua minggu, penyakitnya pergi.
Dalam menanggapi stres, trauma atau patogen, ujung saraf kulit akan mengeluarkan sinyal kimia yang disebut neuropeptida. Ketika zat ini terangsang oleh tiga hal itu, akan timbul peradangan dan gatal pada kulit.
“Kulit adalah organ yang dinamis. Ada hubungan yang rumit antara kulit dengan stres,” kata Dr Huang.
Orang yang kurang tidur cenderung memiliki mimpi yang aneh dan lebih intens, meskipun para ahli tidak sepenuhnya yakin mengapa.
Satu penjelasan yang mungkin: Bila Anda tidak cukup istirahat, otak Anda memprioritaskan tahap tidur REM. Tahap ini adalah tahap paling restoratif, yang juga menjadi saat mimpi terjadi.
“Biasanya, fase REM tidak dimulai sampai sekitar 90 menit setelah Anda tertidur,” kata Joyce Walsleben, PhD, profesor di Sleep Disorders Center di NYU School of Medicine.
“Tapi jika Anda lelah, otak bisa sampai ke fase itu dalam waktu sedikitnya 10 menit.” Sepanjang malam, Anda juga akan masuk ke dalam dua fase tidur lainnya untuk menebus defisit REM. Ini berarti akan lebih banyak waktu untuk imajinasi nokturnal terungkap.
Setelah seminggu yang sangat sibuk yang di kantor, akhir pekan terasa seperti hadiah dari para dewa. Anda tidur dan menikmati makan siang santai sepuasanya. Tapi mengapa kepala Anda berdenyut-denyut?
“Kami tidak tahu pasti mengapa, tetapi migrain kadang-kadang dipicu oleh kekecewaan setelah periode stres daripada stres itu sendiri,” jelas Peter Goadsby, PhD, seorang ahli saraf yang mengkhususkan diri dalam gangguan sakit kepala di Kings College London.
Efek ini mungkin terjadi karena kadar kortisol turun dengan tajam.