Tidurlah yang cukup agar tubuh bisa mengembalikan tenaga dan sistem imun
Itulah yang ditulis “livesiceince,” dalam artikel khususnya hari ini, Senin, 04 September..
Laman situs itu juga mengungkapkan sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, yang menjelaskan bagaimana sistem kekebalan tubuh memperbaiki diri sendiri saat tidur.
Peneliti menemukan bahwa beberapa subset sel T berkurang dari aliran darah saat tidur di mana resiko infeksi rendah. Sel T adalah jenis sel darah putih dan merupakan dasar sistem kekebalan tubuh manusia.
Sel T ada dalam aliran darah dan siap menyerang virus dan patogen lain yang menyerang tubuh.
Bahkan selama fase istirahat yang nyenyak, tubuh mampu melepaskan sel T, hormon pertumbuhan, dan mengembalikan epinefrin ke sirkulasi untuk melawan patogen saat dibutuhkan.
Dalam riset ini para peneliti melakukan percobaan untuk mengetahui bagaimana kekurangan tidur mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Terdapat empat belas relawan yang terdiri pria muda dengan usia rata-rata dua puluh lima—berpartisipasi dalam dua kali studi dua puluh empat jam
Dalam percobaan itu, relawan diperbolehkan tidur antara pukul sebelas malam hingga pukul tujuh pagi. Sementara sisanya, para pria diminta tidak tidur selama dua puluh empat jam.
Sampel darah diambil dari masing-masing relawan dengan interval yang bervariasi sembilan puluh menit sampai tiga jam sepanjang periode dua puluh empat jam.
Di antara kelompok yang tidur, semua subset sel T yang terukur berkurang dalam waktu tiga jam setelah tertidur.
Namun, jumlah sel T tetap tinggi pada subjek yang tidak diizinkan tidur.
Sementara penelitian menunjukkan bahwa sel T meninggalkan aliran darah. Ke mana mereka pergi adalah sebuah misteri.
“Ini adalah pertanyaan yang belum terpecahkan mengenai di mana sel-sel didistribusikan kembali saat tidur karena kita tidak dapat mengikuti rute migrasi mereka pada manusia yang sehat. … Ada beberapa petunjuk dari penelitian sebelumnya bahwa sel-sel ini menumpuk di kelenjar getah bening saat tidur,” tulis para peneliti.
Penurunan cepat sel T yang beredar saat tidur, kata peneliti Luciana Besedovsky, menunjukkan bahwa bahkan satu malam tanpa tidur mempengaruhi sistem kekebalan.
“Ini … mungkin salah satu alasan mengapa tidur sangat penting bagi kesehatan.”
Rutin olahraga dan tidur yang cukup merupakan dua hal yang sama penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tapi, ketika Anda merasa lelah dan kurang tidur, apakah masih perlu bangun lebih awal untuk melakukan olahraga?
Mungkin Anda berharap jawabannya adalah “tidak”.
Lagi pula, kasur beserta selimut yang hangat lebih menggoda ketimbang harus bersusah payah mengeluarkan energi untuk olahraga.
Terlebih jika di luar sedang hujan.
Itu sebabnya, memilih antara terus terlelap agar mendapatkan tidur yang sehat terpenuhi, atau memaksa bangun untuk berolahraga, adalah dua pilihan yang sulit.
Nah, di antara dua pilihan tersebut, mana yang harus didahulukan: olahraga atau tidur?
Jika disuruh memilih, menurut Edward Laskowski, MD, seorang profesor pengobatan fisik di Mayo Clinic, tidur dan olahraga diibaratkan seperti makanan dan air.
Tidak hanya diperlukan untuk tubuh, tapi keduanya sangat sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Itu sebabnya kedua hal ini merupakan sebuah pilihan yang sulit.
Cheri Mah, seorang peneliti obat tidur di Stanford University dan University of California, San Francisco menambahkan, jika berdasarkan dari banyak hasil penelitian, diketahui rutin olahraga sangat penting untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, dan tidur yang berkualitas pun penting untuk kinerja fisik.
Namun, Mah mengatakan, pada intinya tidur adalah kebutuhan paling mendasar yang menjadi sebuah fondasi di mana pikiran dan tubuh yang sehat terbentuk.
Jika fondasi tersebut goyah, tentunya akan berdampak pada kesehatan Anda. Mulai dari fungsi kekebalan tubuh, energi, selera makan, suasana hati dan lain sebagainya.
Berapa lama waktu yang ideal setiap malam?
Menurut National Sleep Foundation, durasi tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah sekitar tujuh sampai sembilan jam per malam.
Kelly Glazer Baron, Ph.D., seorang psikolog klinis dan peneliti tidur di Feinberg School of Medicine di Northwestern University juga mengatakan hal yang senada.
Tidur malam dikatakan cukup jika tuntas sampai tujuh jam, agar benar-benar dapat membantu Anda bekerja dan berolahraga dengan lebih maksimal keesokan harinya.
Bahkan menurut penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Northwestern University, orang-orang dengan insomnia yang melakukan olahraga aerobik secara teratur dilaporkan mengalami peningkatan kualitas tidur dan mengaku tidak mudah lelah di siang hari.
Itu sebabnya, jika Anda bisa tidur tujuh hingga delapan jam dalam semalam maka tak ada alasan untuk tidak berolahraga.
Lantas, bagaimana caranya agar bisa mendapatkan tidur yang cukup dan tetap rutin olahraga?
Dari berbagai penelitian yang sudah disebutkan di atas, diketahui hubungan antara tidur dan olahraga pada dasarnya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Itu sebabnya Anda tetap harus berusaha keras menyeimbangkan keduanya.
Bagaimana caranya?
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menyeimbangkan antara rutin olahraga dan cukup tidur.
Pertama, cobalah untuk mengorbankan jam tidur normal Anda untuk berolahraga pada pagi hari, minimal dua sampai tiga hari selama seminggu. Tenang, di hari-hari lainnya Anda bisa tidur lebih lama.
Jika Anda tidur kurang dari enam jam hampir setiap malam, mungkin ini saatnya bagi Anda untuk memikirkan kembali jadwal rutinitas yang Anda lakukan setiap harinya. Anda bisa melihat di mana Anda akan lebih efisien dalam soal waktu..
Jika Anda bukan tipe orang yang bisa bangun pagi, pertimbangkan untuk mencuri-curi waktu istirahat makan siang atau setelah pulang kerja untuk berolahraga. Anda bisa berolahraga dengan intensitas sedang tiga kali perminggu
Jika Anda sakit, Anda harus mendahulukan tidur dan menunda olahraga sampai kondisi Anda benar-benar stabil.
Pasalnya, latihan yang terlalu dipaksa atau berlebihan, selain semakin menurunkan daya tahan tubuh Anda ketika sakit, juga dapat menyebabkan penurunan