Tidur ngorok atau mendengkur itu sepertinya hanya milik lelaki, walaupun ada juga perempuan yang durasi ngroknya lebih tinggi.
Ya, mendengkur merupakan salah satu masalah yang banyak dialami orang saat tidur.
Dengkuran, biasanya, terjadi akibat adanya hambatan di jalur pernapasan, mulai dari hidung, mulut, dan tenggorokan.
Adanya hambatan parsial, terjadi turbulensi sehingga terdengar suara dengkurnya
Mendengkur atau yang dikenal dengan mengorok ini umumnya disebabkan oleh faktor kelebihan berat badan atau obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol.
Berat badan berlebih membuat timbunan lemak lebih banyak, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan benar. Kelebihan berat badan lehernya biasanya juga jadi lebih pendek, pas tidur lidahnya jatuh ke belakang.
Untuk merokok, jelas mengganggu saluran pernapasan.
Adapun alkohol, menjadi faktor penyebab secara tidak langsung karena minum alkohol bisa mengakibatkan gangguan tidur.
Selain itu, sumbatan pada saluran napas juga bisa terjadi karena ada amandel, atau struktur jalur napas yang tidak baik, misalnya tulang hidung bengkok.
Mendengkur juga sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Tanpa disadari, terkadang pendengkur juga menderita sleep apnea, kondisi terhentinya napas sejenak atau sekitar sepuluh detik saat seseorang mendengkur.
Pada dasarnya sleep apnea memiliki proses yang sama dengan mendengkur, kecuali otot-otot sangat rileks sehingga menyebabkan sumbatan pada jalan napas.
Ini menyebabkan seseorang seperti tersedak di sela dengkurannya.
Ketika terjadi sleep apnea, karbon dioksida berakumulasi di sirkulasi darah dan kadar oksigen turun.
Otak mendeteksi perubahan ini dan bereaksi dengan membangunkan orang tersebut sehingga pernapasan kembali normal.
Masalahnya, sleep apnea bisa terjadi beberapa kali dalam semalam, sehingga kualitas tidur menurun.
Akibatnya, meski sudah tidur cukup tetapi keesokan hari kita akan mengantuk, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi.
Sleep apnea tidak boleh dipandang ringan, karena dalam jangka panjang akan meningkatkan tekanan darah, gula darah, dan Kolesterol.
Kondisi tersebut memperbesar risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Sekarang ini banyak dijual di pasaran alat anti-mendengkur yang mengklaim dapat mengurangi dengkuran.
Namun Anda bisa kok mengatasinya dengan cara alami yang efektif, yang dapat membantu meredakan dengkuran Anda.
Dr Mark Hendricks, direktur medis dari layanan tidur di HCA Rumah Sakit Fairview Park di Georgia mengatakan, pendengkur kronis memiliki risiko kesehatan serius layaknya sleep apnea—berhentinya napas saat tidur—sehingga Anda perlu berupaya mengatasinya
Untuk mengatasi dengkuran Anda memerlukan posisi tidur telentang, berbaring di sisi kanan atau kiri alis tidur miring sehingga dapat menghindari lidah menutupi bagian belakang tenggorokan Anda, yang dapat menghambat pernapasan.
“Jika Anda atau pasangan hanya mendengkur saat tidur terlentang, gunakan bantal untuk menyangga punggung dalam waktu satu atau dua minggu untuk menjaga tubuh agar tak berada dalam posisi terlentang,” kata Shelby Harris, PsyD, dari Sleep-Wake Disorders Center di Montefiore Medical Center di New York.
Bisa juga dengan mandi sebelum tidur
“Saya sarankan untuk mandi dengan air hangat sebelum tidur, ini akan membantu membuka saluran hidung,” saran Hendricks.
“Terlebih bila Anda menyediakan segelas air garam di kamar mandi untuk membersihkan hidung, ini dapat membantu hidung tetap lembab.”
Lainnya hindari pemicu alergi.
Misalnya, mengganti sprei dan sarung bantal setidaknya satu minggu sekali bisa mengurangi tungau debu di tempat tidur.
Peradangan dapat mempersempit saluran napas di tenggorokan dan rongga hidung. Dr Gabrielle Francis, seorang dokter naturopati yang berbasis di New York City menyarankan Anda mengonsumsi beberapa rempah-rempah yang dikenal sebagai obat radang.
“Bahan herbal seperti kunyit dan jahe, baik untuk dikonsumsi, “kata Francis.