Pria tidur tanpa busana?
Ya.
Menurut sebuah penelitian yang dilansir dari dailymail.co.uk, Selasa, 17 November 2015, mereka menemukan pria yang tidur dengan menggunakan celana pendek yang longgar atau bahkan telanjang memiliki kualitas sperma yang lebih baik serta terhindar dari kerusakan DNA.
Jenis pakaian dalam yang dipakai pria sehari-hari ternyata berdampak pada kualitas sperma mereka.
“Kami menemukan bahwa pria yang memiliki kebiasaan menggunakan celana pendek longgar atau boxer saat tidur memiliki kualitas sperma yang baik dan tidak mengalami penurunan fragmentasi DNA,” ungkap Katherine Sapra dari US National Institute of Child Health and Human Development.
Anda pasti telah mengetahui bahwa naiknya suhu di testis mampu menurunkan produksi sel sperma.
Dan penggunaan celana yang terlalu ketat mampu menaikkan suhu testis. Untuk itulah kami menganjurkan agar pria lebih sering menggunakan celana boxer atau bahkan tidur telanjang demi menjaga kesuburan mereka.
Hal ini juga baik untuk dilakukan bagi pasangan yang sedang berusaha untuk memiliki keturunan, saran Sapra. Pemilihan material celana dalam juga berpengaruh.
Kami menyarankan agar Anda selalu menggunakan celana berbahan katun demi kesehatan reproduksi Anda.
Untuk mendapati kesimpulan tersebut, tim peneliti melakukan penelitian selama dua belas bulan dan melibatkan lima ratus peserta pria.
Mereka menganalisa pilihan pakaian para responden pada siang dan malam hari lalu dikaitkan dengan kualitas sperma.
Mereka mendapati, orang-orang yang mengenakan celana dalam berjenis boxer di siang hari dan tidur tanpa busana, memiliki risiko dua puluh lima persen lebih rendah mengalami fragmentasi DNA dalam sperma yang dapat mempengaruhi kualitas sperma, dibandingkan dengan laki-laki yang biasanya mengenakan pakaian dan celana dalam ketat selama siang dan malam.
Dengan kata lain, pakaian yang terlalu ketat dapat memengaruhi kualitas sperma dan mengurangi kemungkinan keberhasilan reproduksi.
“Bagi para pria yang menginginkan anak atau sedang menjalani program kehamilan dengan pasangan, jenis pakaian yang dikenakan pada siang hari dan malam ternyata berhubungan langsung dengan kualitas sperma.”
“ Sehingga pilihan pakaian harus diperhitungkan,” kata Dr Katherine Sapra, penulis utama studi tersebut.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan panas dan pakaian ketat memiliki dampak negatif pada kesuburan, karena bisa menghancurkan bagian dari sel sperma.
Walau begitu, studi ini merupakan yang pertama karena menghubungkan antara pilihan pakaian, pada siang atau malam, dengan kualitas sperma.
“Jenis pakaian yang dikenakan pada siang hari serta malam hari untuk istirahat berhubungan dengan kualitas air mani,” tutur penulis utama studi itu.
“Parameter kualitas sperma yang lebih baik diamati dari laki-laki yang memakai celana pendek pada siang hari dan melepasnya di tempat tidur,” pungkasnya.