Meniskus?
Ya, tulang rawan yang terdapat pada lutut.
Tulang rawan ini sendiri berfungsi sebagai bantalan dan membantu menstabilkan persendian lutut.
Meniskus bisa terluka atau robek saat melakukan aktivitas berat seperti olahraga. Simak berbagai kondisi yang bisa menyebabkan meniskus robek dan cara mengatasinya di bawah ini.
Meniskus adalah bantalan berbentuk bulan sabit atau huruf C kecil yang melekat antara tulang paha dan tulang kering.
Selain menjaga keseimbangan tubuh, keberadaan meniskus membuat kedua tulang paha dan tulang kering tidak saling bergesekan ketika ada pergerakan pada sendi lutut.
Meniskus juga membantu mendistribusikan nutrisi ke dalam jaringan dan tulang rawan di sekitar tulang paha dan tulang kering.
Meniskus yang terluka atau robek disebut meniscus tear. Di kalangan pecinta olahraga, cedera meniskus kerap disebut sebagai cedera lutut. Robekan meniskus terjadi akibat adanya pergerakan yang memaksa lutut berotasi sewaktu kaki sedang berpijak kuat, misalnya gerakan memutar mendadak ketika bermain sepakbola, futsal, badminton, tenis, atau bermain bola basket.
Robekan meniskus lebih sering terjadi pada orang berusia di atas tiga puluh tahun yang aktif melakukan aktivitas fisik.
Robekan meniskus juga bisa terjadi bersamaan dengan cedera lutut lain seperti cedera ligamen ACL
Seiring bertambahnya usia, fungsi meniskus dapat melemah dan membuat seseorang lebih mudah mengalami robekan meniskus, bahkan bisa karena gerakan sederhana seperti jongkok atau menginjak permukaan yang tidak rata.
Penderita osteoartritis juga rentan mengalami meniskus robek. Pada lansia, robekan atau luka pada meniskus cenderung terjadi karena proses penuaan.
Sama seperti cedera lutut lainnya, meniskus yang robek dapat membuat Anda mengalami gejala-gejala bunyi klik saat terjadi cedera, rasa nyeri atau sakit di bagian lutut, lutut terasa kaku dan membengkak dan lutut terasa seakan terkunci
Untuk memastikan Anda mengalami robekan meniskus, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan yang akan dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan beberapa pemindaian
Ada beberapa metode untuk menangani robekan meniskus, yakni metode konservatif, pengobatan medis, hingga prosedur operasi.
Penanganan tergantung pada ukuran dan lokasi robekan. Faktor lain yang memengaruhi pengobatan meliputi usia, tingkat aktivitas, dan cedera terkait.
Bagian luar meniskus memiliki suplai darah, dan terkadang bisa sembuh sendiri jika robekan berukuran kecil.
Sementara, dua pertiga bagian dalam meniskus tidak memiliki suplai darah yang baik.
Robekan di area ini tidak bisa sembuh sendiri lantaran kurangnya pembuluh darah yang membawa nutrisi untuk penyembuhan.
Untuk robekan meniskus ringan, penanganannya bisa dengan metode R.I.C.E: Rest, Ice, Compression, dan Elevation.
Selain dengan metode di atas, penggunaan obat seperti obat antiinflamasi non-steroid akan membantu meringankan rasa nyeri dan pembengkakan.
Mengingat obat ini memiliki efek samping, Anda dianjurkan untuk menggunakan obat ini sesuai saran dan resep dokter.
Dokter biasanya akan merekomendasikan fisioterapi dan jenis latihan-latihan peregangan untuk menguatkan persendian lutut dan mendukung pemulihan.
Jika perawatan tersebut tidak memperbaiki robekan meniskus dan bahkan semakin parah, dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi, seperti bedah arthroskopi lutut, untuk memperbaiki persendian, mengatasi rasa sakit, dan meningkatkan mobilitas atau gerakan lutut.
Masa pemulihan robekan meniskus bergantung pada sejumlah faktor, termasuk seberapa parah robekan yang terjadi.
Umumnya, masa pemulihan dari tindakan operasi memakan waktu empat sampai enam minggu, tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan dan kondisi kesehatan Anda.
Setelah pembedahan, diperlukan waktu selama kurang lebih 2 minggu untuk beristirahat dan menjalani sesi fisioterapi.
Dalam masa ini, pasien perlu mengikuti saran dan petunjuk dokter dalam menjalani pemulihan agar dapat kembali beraktivitas normal.
Kendati berukuran kecil, meniskus adalah bagian penting dari tubuh untuk mendukung Anda beraktivitas, terutama berjalan.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk menurunkan risiko cedera, seperti melakukan pemanasan sebelum berolahraga, mengistirahatkan tubuh di sela-sela latihan atau berolahraga, memastikan ukuran dan bentuk sepatu Anda nyaman dipakai, dan menjaga pola makan sehat untuk menutrisi persendian.