Pebalap veteran Valentino Rossi menyanggah anggapan yang menyebutnya lamban di lintasan MotoGP karena sudah menjelang memasuki usia kepala empat.
MotoGP musim depan akan menjadi musim balap kelas utama yang kedua puluh bagi Rossi.
Pebalap tiga puluh sembilan tahun asal Italia itu sudah menjalani persaingan di berbagai kelas
Menjadi fenomena karena mendominasi persaingan di trek MotoGP sejaktahun dua ribu, Rossi gagal meraih gelar juara dunia dalam delapan musim terakhir.
Rossi menyangkal ketiadaan gelar juara berkaitan dengan usianya yang menua.
“Tidak ada hubungannya dengan masalah umur. Saya tidak memikirkan risiko ketika sedang balapan. ‘
“Dan jika Anda mempertanyakan mengenai kemenangan Maverick Vinales di MotoGP Australia tahun lalu8 dan saya tidak pernah menang lagi sejak MotoGP Assen sebelumnya, maka saya hanya bisa membalas bahwa setelan dan ban kami tidak baik di Phillip Island. Tetapi itu hanya dapat diketahui setelah balapan,” jelas Rossi mengenai kegagalan meraih gelar juara seri pada MotoGP musim lalu seperti dikutip dari Speedweek.
“Setiap kali kalah, saya disarankan untuk pensiun. Itu biasa terjadi, hal yang sudah terjadi selama sepuluh tahun terakhir,” tambah pengoleksi tujuh gelar MotoGP itu.
Rossi juga mengakui ketidakmampuan mesin Yamaha bersaing menjadi masalah tersendiri yang menghambatnya tampil maksimal pada musim balap musim lalu. Rossi hanya menempati peringkat ketiga pada klasemen akhir, berada di belakang Marc Marquez dan Andrea Dovizioso.
“Kami mengalami masalah di Misano, Aragon, dan beberapa balapan lainnya. Kemenangan Maverick membantu seluruh anggota tim untuk mengubah suasana hati. Ini seperti pengulangan, karena kami menghadapi masa-masa sulit setelah kegagalan demi kegagalan,” terangnya.
Mengenai masalah usia, Rossi mengakui faktor fisik turut memengaruhi dalam pemulihan cedera seperti yang dialami pada musim lalu ketika mengalami patah kaki.
“Secara fisik, saya lebih baik pada tahun lalu dibanding setahun sebelumnya karena saya mengalami cedera pada tahun sebelumnya di balapan Enduro sebelum balapan di Misano, setelah itu saya merasa gampang letih setelah balapan,” ucap Rossi.
“Jujur terkadang sebelum cedera, itulah mengapa saya berlatih lebih keras pada musim dingin tahun lalu. Tetapi memang ada perbedaan antara pebalap muda dan saya,” sambungnya
Bos Repsol Honda Alberto Puig mengatakan Valentino Rossi sudah harus menerima kenyataan bahwa Marc Marquez adalah pebalap terbaik di MotoGP saat ini.
Puig mengaku salut dengan semangat Rossi yang masih sangat kuat di usianya yang tus untuk tetap membalap di MotoGP. Ia bahkan kagum dengan pebalap Movistar Yamaha tersebut masih bisa berada di urutan ketiga klasemen akhir MooGP.
Kendati memuji Rossi, Puig menyayangkan jika hingga saat ini ia masih belum bisa menerima bahwa masanya sebagai pebalap terbaik MotoGP sudah usai dan digantikan Marc Marquez.
Rossi total sudah tujuh gelar juara MotoGP, sedangkan Marquez baru lima gelar. Namun, Puig yakin Marquez bakal melewati pencapaian The Doctor mengingat usianya yang masih relatif muda.
“Valentino adalah pebalap luar biasa. Ia mendapat semua respek dari saya. Di usianya kini ia masih memiliki semangat dan kemampuan untuk melaju cepat.”
“Ia tidak terima jika gagal menang. Namun, ia memiliki masa-masa berat bahwa eranya sudah berakhir. Terkadang cara yang biasa ia gunakan bukan sesuatu yang tepat,” ujar Puig dikutip dari La Vanguardia.
Dalam kesempatan itu, Puig juga menyampaikan pandangannya terkait sejumlah konflik antara Rossi dan Marquez yang merupakan dua pebalap rival saat ini. Gesekan antara kedua pebalap itu masih terjadi dari sejumlah insiden sejak 2015 hingga saat ini.
Tak sedikit pula pihak yang menganggap Marquez ingin mengalahkan Rossi dengan segala cara termasuk cara-cara kotor. Namun, Puig tak sependapat dengan penilaian itu.
“Tak satu momen pun saya melihat Marquez di luar batas, melakukan hal jahat terhadap Rossi. Semuanya murni karena kecelakaan pada balapan.”
“Saya sangat menghormati Rossi, namun dalam hidup semua selalu ada momennya. Suka atau tidak, Marc [Marquez] nomor satu [saat ini],” terang Puig.
Valentino Rossi mengakui tidak pernah menargetkan meraih gelar juara dunia kesepuluh pada musim balap MotoGP depan.
Menjelang musim balap 2019, Rossi kembali dikaitkan dengan gelar juara dunia. Kemampuan bersaing di papan atas membuat pebalap asal Italia itu tidak dianggap
Pebalap yang pernah membela tim Honda dan Ducati itu menegaskan akan berupaya tampil lebih baik dibanding musim lalu ketika mengakhiri musim di tempat ketiga di bawah Marc Marquez, dan Andrea Dovizioso.
“Saya belum menentukan apakah ini akan menjadi kontrak terakhir saya, tapi saya tidak memikirkannya. Saya hanya ingin bekerja keras pada musim dingin agar tampil kompetitif. Saya akan sangat senang jika saya bisa meraih gelar kesepuluh, tapi pada akhirnya itu hanya angka saja,” ucap Rossi dikutip dari Motorsport-total.
“Tentu saya ingin berjuang untuk menang, tapi gelar juara kesepuluh bukan tujuan saya, itu datang dari media,” tambahnya.
Rossi akan menjalani musim balap kedua puluh empat tahun depan.
Setelah gelar terakhir pada sembilan tahun lalu, Rossi belum berhasil lagi menduduki podium teratas.
Dalam kurun lebih dari satu windu terakhir, Rossi kalah dari Jorge Lorenzo, Marquez, dan Casey Stoner.