Kebut-kebutan MotoGP musim ini masuk seri ke-enam, MotoGP Italia.
Race bakal digelar di Autodromo del Mugello, Minggu malam WIB.
MotoGP Italia bisa menjadi awal kebangkitan kembali pembalap tuan rumah, meruntuhkan dominasi Marc Marquez dalam tiga balapan terakhir.
Setelah berdiri di podium tertinggi di seri pertama, MotoGP Qatar, rider Italia Andrea Dovizioso belum mampu tampil galak. Bahkan doi gagal finis di dua balapan terakhir.
Membalap di depan publik sendiri dan juga di kandang tim, seharusnya Dovi bisa lebih pintar.
Musim lalu, Dovi juara di MotoGP Italia. Kemenangan itu sekaligus menghentikan puasa pembalap Italia di negeri sendiri.
Ya, setelah sepuluh tahun, baru tahun lalu rider Italia menjadi pemenang di MotoGP Italia.
Sepanjang itu, MotoGP Italia menempatkan pembalap Australia dan Spanyol sebagai jawara. Jorge Lorenzo lima kali, Marquez satu kali, Dani Pedrosa satu kali dan Casey Stoner satu kali.
Nama Italia yang juara sebelum itu adalah Valentino Rossi).
Mampukah rider Italia seperti Dovi, Rossi, Danilo Petrucci atau Andrea Iannone membuat publik tuan rumah gembira.
Rangkaian MotoGP Italia akan dimulai Jumat besok dengan free practice 1.
Sementara itu, Andrea Dovizioso mulai gemas dengan performa rekan setimnya Jorge Lorenzo.
Tidak adanya perkembangan signifikan yang ditunjukkan pembalap berjuluk X-Fuera itu membuat Dovizioso menyalahkan cara pendekatan Lorenzo.
“Untuk menjadi kuat di MotoGP hari ini sangat sulit karena ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan,” jelas Dovizioso beberapa waktu lalu.
“Saya tidak ingin terlalu menjelaskan banyak detail, tetap Korge terbiasa mengendarai satu jenis motor dan dia memiliki ide yang sangat jelas tentang cara berkendara dan cara bekerja. Nah, pendekatan seperti ini tidak berhasil di Ducati,” tegasnya lansir motorsport.com.
Pada satu sisi lanjut Dovizioso, kita tidak perlu meragukan kemampuan Jorge Lorenzo yang pernah merebut juara dunia.
Namun jika melihat faktanya, hasil tidak selalu dapat diperoleh dengan cara yang sama.
Pada titik tersebut, Dovizioso memberikan saran kepada Lorenzo untuk terbuka secara mental pada setiap situasi dan beradaptasi demi mendapatkan hasil maksimal.
Seperti diketahui, peraih gelar juara dunia tiga kali itu pindah ke Ducati pada taun lalu
Target Lorenzo jelas ingin juara lagi dengan tunggangan baru di Ducati. Alih-alih gelar juara dunia, Lorenzo malah kesulitan bergerak dengan Ducati.
Divi belum bisa move on dari kegagalannya di MotoGP Spanyol dan di MotoGP Prancis.
Ya, di dua balapan awal Eropa, Dovizioso gagal finis. Di Jerez, Dovi sama sekali tidak salah karena ditabrak rekan setimnya sendiri Jorge Lorenzo. Tapi di Le Mans, kesalahan murni ada di tangannya.
Pembalap Italia tersebut mengutuk dirinya sendiri saat terjatuh di lap 5 GP Prancis Minggu malam lalu. ”Itu benar-benar bukan Dovizioso, ” katanya sangat menyesal.
“Kecelakaan seperti ini bisa terjadi kalau pembalap sedang berada dalam limit. Tapi tidak bisa diterima ketika anda sedang memegang kontrol balapan. Kesalahan yang sangat bodoh,” imbuhnya kesal dilansir GP One.
Semakin menyakitkan karena insiden tersebut terjadi hanya sesaat setelah Dovi sukses memimpin lomba. Dia merasa manuver paling krusialnya terjadi saat berhasil menyalip rekan satu timnya Jorge Lorenzo.
” Saya ingin segera menyalipnya. Karena Jorge membalap sama persis seperti di Jerez (sering melebar karena kekurangan traksi ban),” katanya.
Dovi memprediksi setelah berhasil menyalip Lorenzo saat itu, tugasnya akan lebih ringan. Karena menurutnya, di saat yang sama, Marquez masih kesulitan mendapatkan suhu ideal pada ban belakangnya.
Seperti diketahui Marquez adalah satu-satunya pembalap yang memasang ban belakang hard.
Ban keras butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan suhu ideal. ” Kesalahan seperti ini semestinya tidak boleh terjadi saat Anda bertarung menghadapi seorang Marquez, ” sesal Dovi.
Benar saja, Marquez mengaku harus menahan diri untuk tidak menggeber motornya di lap-lap awal.
Karena tiga pembalap di depan, Andrea Iannone (Suzuki), Dovi, dan Zarco terjatuh akibat terlalu bernafsu untuk berduel saat suhu ban belum memadai.
Marquez menyebut satu-satunya pembalap yang dia khawatirkan bakal memberi perlawanan di Le Mans adalah Dovi. Karena sepanjang akhir pekan, pace balapnya setara atau lebih mumpuni dari Marquez.
” Dengan Dovi ada di depan, situasinya pasti akan berbeda, ” aku Marquez memprediksi jika Dovi bisa membalap sampai akhir seperti dilansir Crash.
Marquez menjelaskan pada latihan bebas keempat (FP4) dia berada cukup lama di belakang Dovi.
Dari sana, juara dunia enam kali tersebut sadar jika Dovi memiliki kecepatan untuk bisa merebut kemenangan.
“Karena itu, saya tahu pilihan Dovi yang lebih lunak adalah bagian strategi bahwa dia ingin segera melarikan diri di lap-lap awal. Dan itu berbahaya, ” tambah Marquez.
Kini Dovi berada di posisi sulit. Keunggulan satu poin pada klasemen pembalap saat seri MotoGP memasuki tanah Eropa kini menjadi berbalik.
“Aku bisa kehilangan peluangku menjadi juara dunia(karena insiden in. Sekarang banyak poin yang harus dikejar. Tapi semuanya belum berakhir, karena masih berada di awal musim,” tandas Dovi yang posisinya kini anjlok ke peringkat sembilan klasemen pembalap.
Di seri berikutnya GP Italia Dovi yakin Ducati akan lebih cepat dari Le Mans. Meski begitu, jika melihat performa solid Marc Marquez dia tidak berani memprediksi di mana posisi Ducati di balapan kandangnya nanti.
” Kami pasti akan lebih cepat. Tapi secepat apa, saya tidak tahu. Karena ada banyak perbedaan di setiap balapan, ” tandasnya