Casey Stoner, kini test rider Ducati, secara mengejutkan membetot Repsol Honda lewat kegaduhan pernyataannya yang kecewa karena gagal menggantikan rider Dani Pedrosa mengaspal di GP Austin, Argentina, dan Spanyol pada awal musim lalu
Seperti diketahui, musim lalu Stoner memang masih menjabat sebagai test rider Honda Racing Corporation tapi dihalangi oleh MarcMarquez ketika Pedrosa absen untuk penyembuhan operasi bahi kirinya.
“Saya kecewa. Honda menolak saya kembali ke sirkuit,” kata Stoner, Rabu, 06 Januari 2016, kepada “crash.”
Setelah memutuskan pensiun dari ajang MotoGP di akhir musim 2012, “Kurri-Kurri Boy,” julukan Stoner, memang praktis hanya bekerja di belakang layar.
Wajar kalau Stoner “gatal” ingin kembali balapan, toh itu hanya untuk tiga seri saja.
Seperti diketahui, kala itu pria berpaspor Australia tersebut secara terbuka menawarkan diri untuk menggantikan posisi Pedrosa yang harus absen karena masalah arm-pump yang dideritanya.
Faktanya, Honda justru memilih Hiroshi Aoyama sebagai tandem dari Marc Marquez di tiga seri tersebut.
Stoner sendiri mengaku cukup bingung dengan keputusan Honda ini.
“Saat itu saya sedikit bingung. Saya pikir saya cukup berharga bagi Honda dan faktanya saya sudah menunjukkan hal itu. Ketika saya pertama kali datang sebagai rider utama Repsol Honda, saya langsung sukses jadi juara dunia.” celoteh Stoner, seperti dilansir juga oleh “AutoSport,” Rabu, 06 Januari 2016.
“Saya merasa sangat siap untuk Austin dan dua seri lainnya. Shuhei Nakamoto sempat bilang kepada saya kalau dia menyesal gagal memberikan saya kesempatan.”
“ Di momen itu, saya berpikir ada orang-orang yang sudah menekan dia supaya saya tidak membalap. Seseorang tidak ingin melihat saya membalap lagi,” keluhnya lagi.
“Saya tahu saya punya kecepatan yang cukup untuk menggantikan Dani, setidaknya setara dengan dia,” tuntas Kurri-Kurri Boy.
“Saat itu aku sedikit bingung,” ungkap Stoner kepada Motosprint.
“Di momen itu, aku berpikir ada orang-orang yang sudah menekan supaya aku tidak membalap. Seseorang tidak ingin melihatku membalap lagi,” cetus juara dunia MotoGP itu.
“Aku tahu aku punya kecepatan yang cukup untuk menggantikan Pedrosa setidaknya setara dengan dia. Selama tes di Sepang, pada Februari, aku melaju pada kecepatan yang cukup oke untuk bersaing dengan pebalap-pebalap terdepan.”
Mantan juara dunia MotoGP, Casey Stoner, sempat menjadi pebalap penguji di Honda setelah gantung helm.
Stoner merasa kehadirannya membuat Marc Marquez merasa terancam. Kenapa?
Marquez menggantikan Stoner di Honda dan langsung menjadi sensasi dengan meraih dua titel juara dunia berturut-turut .
Sedangkan Stoner masih bersama tim pabrikan Jepang itu sebelum kembali ke Ducati sebagai pebalap penguji dan brand ambassador mulai musim depan.
Saat ditanya mengenai perbandingan perannya di Honda dan Ducati, Stoner mengira dirinya tidak dimaksimalkan oleh Honda karena Marquez. “Tidak sama,” jawab dia kepada Motosprint, yang dilansir Autosport.
“Di Honda, aku hanya penguji di waktu-waktu tertentu aku tidak punya peran lain dan jujur saja, mereka tidak pernah memanfaatkan potensiku secara maksimal.”
“ Kupikir Marquez dan seluruh timya merasa terancam olehku. Aku tidak tahu mengapa mereka berpikir demikian, tapi perasaanku mengatakan begitu,” lanjut Stoner.
“Aku berada di Honda untuk melakukan pengujian, untuk mencoba hal-hal baru yang kemudian bisa ditransfer ke para rider, jadi aku di sana justru membantu Marc. Tapi juga benar bahwa pebalap utama mesti dituruti.”
Kendati demikian, Stoner menegaskan, hubungannya dengan Honda tetap terjalin dengan baik.
“Aku tidak dendam dengan Honda,” imbuh dia.
“Aku punya respek yang besar kepada Nakamoto.”
“Aku yakin hubungan kami tidak memburuk karena hal ini dan kami akan baik-baik saja.”
Menariknya, saat ditanya mengenai perbandingan perannya di Honda dan Ducati, Stoner malah mengklaim kalau dirinya tidak dimaksimalkan dengan betul oleh Honda karena Marquez.
“Saya baru bergabung lagi dengan Ducati sebagai test rider. Namun, saya bisa katakan kalau peranan saya benar-benar berbeda.”
“ Di Honda, saya hanya jadi penguji di waktu-waktu tertentu. Saya tidak punya peran lain dan jujur saja, mereka tidak pernah memanfaatkan potensi saya secara maksimal,” cetus Stoner, seperti dilansir AutoSport.
“Saya pikir Marc Marquez dan seluruh timya justru merasa terancam oleh kehadiran saya. Saya tidak tahu mengapa mereka berpikir demikian, tapi insting saya merasakan hal tersebut.”
“Saya berada di Honda untuk melakukan pengujian, untuk mencoba hal-hal baru yang kemudian bisa ditransfer ke para rider. Jadi, sebenarnya saya disana justru membantu Marc. Tapi, juga benar bahwa rider utama memang yang lebih dipentingkan,” terangnya.
Stoner menegaskan jika hubungannya dengan keluarga HRC tetap terjalin dengan baik. “Saya sama sekali tidak dendam pada Honda dan tentunta seluruh orang di HRC. “