Valentino Rossi, rider Movistar Yamaha, Minggu malam WIB, 30 Agustus 2015, di Silverstone Circuit, kembali menggamit di puncak klasemen MottoGP musim ini dengan “mengudeta” rekan satu timnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang selama dua pekan berada di urutan pertama, usai menang lomba di Brno.
Kehadiran Rossi di puncak klasemen sementara memberi sinyal kepada Lorenzo bahwa “The Doctor” tidak akan pernah menyerah untuk memenuhi ambisinya menjuarai MotoGP kesepuluh kalinya sebelum benar-benar pensiun.
Bahkan Rossi juga mengirim pesan ke Marc Marquez bahwa lomba MotoGP tidak akan mudahnya baginya setelah secara berturut-turut menjuarai dua musim sebelumnya.
Tentang lomba di Silverstone sendiri Rossi mengatakan dengan sedikit sentimentil.
“Minggu pagi, ketika bangun dan melihat hujan, saya tidak tahu apakah itu kabar bagus atau tidak karena sepanjang sesi latihan kami tidak mendapatkan data yang banyak untuk lintasan basah,” kata Rossi.
Sepanjang sesi latihan dan kualifikasi (Jumat dan Sabtu) yang berlangsung di lintasan kering, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez menguasai sesi. Mereka bergantian memimpin dan mencatat rekor baru di Silverstone. Lorenzo akhirnya finis di urutan keempat, sementara Marquez gagal finis.
Rossi mulai menunjukkan ancaman dengan menjadi yang tercepat pada sesi pemanasan yang berlangsung Minggu pagi waktu setempat, sekitar tiga jam sebelum jadwal awal balapan. Cuaca kembali berubah ketika para pebalap bersiap di grid untuk balapan, Minggu siang waktu lokal.
Suhu yang naik membuat para pebalap bersiap dengan ban kering. Namun, hujan yang mulai turun saat lap pemanasan memaksa para pebalap masuk ke pit untuk berganti ban. Start balapan pun sempat tertunda.
“Ketika berada di grid, saya sempat takut karena ada kemungkinan kondisi akan memburuk, dingin, sedikit hujan, mulai dengan ban kering, dan lintasan cepat. Saya senang ketika hujan mulai turun saat warm-up lap. Dari situ, saya tahu bahwa saya punya kecepatan,” kata pebalap berusia 36 tahun tersebut.
Rossi melakukan start dengan baik dan bersaing ketat dengan Marquez yang mengawali balapan dari pole position. Semua berubah ketika Marquez terlempar dari motornya, hanya delapan putaran sebelum finis.
“Saya melihat dia terjatuh ke gravel lewat layar besar di sisi lintasan dan saya tidak mendengar motornya lagi, jadi saya membalap dengan santai. Selain itu, hujan juga mulai turun lagi,” cerita pebalap berjuluk “The Doctor” tersebut.
Masa “santai” Rossi berakhir ketika pebalap Pramac Ducati, Danilo Petrucci, menghadirkan tantangan pada putaran-putaran akhir balapan. Jarak kedua pebalap Italia tersebut bahkan sempat menyusut hingga satu koma lima detik.
“Kesalahan saya adalah terlalu santai selama satu putaran karena saya pikir saya unggul jauh. Namun, ini MotoGP, kamu tidak pernah bisa bersantai pada setiap situasi, setiap latihan. Orang ingin mengalahkanmu,” ujar pemilik sembilan gelar juara dunia tersebut.
Valentino Rossi juga membeberkan faktor utama yang membuatnya sanggup mengalahkan rekan setimnya, Jorge Lorenzo
The Doctor –julukan Rossi– mengaku hujan yang membasahi sirkuit menjadi faktor utama ia bisa mengalahkan Lorenzo. X-Fuera –julukan Lorenzo– terkenal sebagai rider yang kerap tampil memukau tiap kali tampil di Silverstone.
Dari enam kali berkesempatan unjuk gigi di sana, rider asal Spanyol itu sukses memenangi tiga race di antaranya. Belum lagi kesuksesannya memulai balapan dari posisi dua membuat Rossi agak gentar dengan kemampuan Lorenzo.
Namun beberapa menit jelang balapan dimulai, hujan turun membasahi Silverstone. Turunnya hujan praktis memungkinkan semua pembalap untuk merangsek ke posisi depan dan itu benar-benar dimanfaatkan Rossi.
Memulai balapan dari posisi empat, rider berusia tua itu sanggup memimpin balapan sejak lap kedua.
Sementara Lorenzo yang sempat memimpin balapan pada lap pertama perlahan-lahan mulai kehilangan posisi dan harus finis di posisi empat.
Jorge Lorenzo tampil buruk dan gagal naik podium karena hanya bisa finis keempat. Dia pun menyalahkan kaca helm HJC-nya yang berembun sebagai biang keladi performa buruknya.
Lorenzo sejatinya start dari posisi dua di Silverstone. Rider itu pun dijagokan bakal menang di Negeri Ratu Elizabeth, mengingat dia tampil hebat sejak sesi latihan bebas. X-Fuera tampil sebagai rider tercepat pada sesi latihan bebas kedua dan ketiga.
Namun, performanya di atas lintasan Silverstone yang basah saat race justru sangat kontras.
Ya, balapan kemarin memang berstatus ‘wet race’ setelah hujan terus mengguyur sirkuit tersebut.
Sempat berada di posisi tiga dibelakang Valentino Rossi dan Marc Marquez, Lorenzo kemudian malah kewalahan menghadapi Andrea Dovizioso, Dani Pedrosa, bahkan rider tim satelit seperti Danilo Petrucci.
Petrucci dan Dovizioso sendiri akhirnya berhasil melewatinya dan finis di posisi dua-tiga menyusul terjatuhnya Marquez. Sementara itu, Lorenzo hanya mampu menahan serangan Pedrosa dan harus puas finis di posisi empat.
Lorenzo pun mengaku sebenarnya punya kesempatan untuk ‘bertarung’ dengan Dovizioso demi podium ketiga. Namun, dia terganggu dengan embun yang menyelimuti kaca helmnya, sehingga membuat jarak pandangnya terbatas.
“Di akhir-akhir race, saya harusnya bisa menyalip Andrea Dovizioso yang sebanarnya membuat sejumlah kesalahan. Tapi, kondisi cuaca makin dingin dan hujan malah lebih deras,” kilah Lorenzo, Crash melansir, Senin
“Saya benar-benar kehilangan jarak pandang karena kaca helm saya berembun dan harus melambat. Karena itu saya kehilangan kesempatan finis di posisi tiga. Ya, ini sungguh mengecewakan.” lanjut dua kali juara dunia MotoGP tersebut.
Rossi sendiri tampil sebagai juara di Silverstone dan berhasil mengkudeta posisi puncak klasemen pembalap. Rider gaek asal Italia itu mengoleksi 236 poin, unggul 12 poin dari Lorenzo yang merupakan rekan setimnya di Tim Garputala.
Rossi sendiri tampil konsisten meski mentas di tengah guyuran hujan sanggup mengakhiri balapan di podium teratas. Kemenangan ini juga merupakan yang pertama bagi Rossi setelah enam race tampil di Silverstone.
“Saya dilanda perasaan yang luar biasa. Kemenangan ini berarti penting. Sebab, jika balapan berlangsung dalam cuaca panas, saya pikir akan sulit untuk finis di depan Lorenzo,” jelas Rossi seperti mengutip dari Crash, Senin, 31 Agustus 2015.
Bukan hanya Lorenzo yang mendapat nasib sial, Marc Marquez juga mengalaminya. Memulai balapan dari pole position, The Baby Alien terjatuh pada lap ke-dua belas di saat tengah menempel ketat Rossi di posisi terdepan.
Atas hasil itu, Rossi berada di puncak klasemen sementara MotoGP 2015 dengan selisih angka dari Marquez tujuh puluh tujuh poin.
Gagal finis pada GP Inggris di Sirkuit Silverstone, membuat Marc Marquez sadar bahwa peluangnya untuk mempertahankan gelar juara dunia musnah sudah.
Sebelum GP Inggris, Marquez yang tertinggal lima pulu dua poin dari Rossi Namun, ketika kini dengan enam balapan tersisa, semua jadi terlalu sulit.
“Kami kehilangan peluang untuk menjadi juara dunia, tetapi kami akan mencoba untuk memenangi balapan sebanyak mungkin dari sekarang sampai musim berakhir,” kata Marquez.
“Tidak ada lagi pikiran untuk menjadi juara dunia. Saya akan mencoba untuk menang, dan jika tidak berhasil saya akan mencoba untuk finis kedua atau ketiga. Saya tidak akan mengubah level saya karena saya sudah mengambil banyak risiko,” lanjutnya.
Musim ini, Marquez empat kali gagal finis, di Argentina, Italia, Catalunya, dan Inggris. Angka tersebut sama dengan jumlah kemenangan yang diraih Rossi musim ini, sementara Marquez hanya menang tiga kali Austin, Jerman, dan Indianapolis.
Pada balapan di Inggris, Marquez jadi penantang terkuat Rossi sebelum akhirnya terjatuh di tikungan Copse.
“Saat hujan, sulit untuk mengatur feeling sepanjang balapan. Saya berada di belakang Valentino ketika berada di akhir jalur lurus, saya mengerem dan kehilangan kontrol ban belakang. Ketika saya mencoba menghindari kecelakaan, saya sudah melayang,” tutur pebalap tersebut