Kontroversi insiden Assen, Sabtu pekan lalu, yang Valentino Rossi dan Marc Marquez, memberi dampak besar bagi saluran televisi Eurosport, sebagai pemegang hakk siar, berupa keuntungan ratting tertinggi yang ujung-ujungnya pendapatan berlimpah.
Saat balapan diselenggarakan, jaringan televisi itu mendapat jumlah penonton berlimpah, empat ratus empat puluh ribu penonton dan berhasil memecahkan rekor selama menyiarkan balap MotoGP di Sirkuit Assen.
Sebelumnya, torehan terbaik mereka saat menayangkan secara langsung ajang MotoGP Assen berada jauh di bawah angka itu Sejatinya bukan hal mengagetkan jika stasiun televisi yang berkantor pusat di Prancis itu bisa mencatatkan rekor.
Saat Moto3 baru saja digelar, waktunya lebih cepat dari MotoGP, mereka sudah meraih dua ratus ribu lebih penonton, atau tepatnya tiga persen dari pangsa pasar.
Saat Moto2 digelar dua jam kemudian, Eurosport berhasil menarik perhatian pemirsa hingga tiga ratus ribu.
Puncaknya saat MotoGP digelar empat koma empat persenn dari pangsa pasar dan kemudian meningkat menjadi lima persen di akhir balapan.
Pasti penonton yang menyaksikan balapan di layar televisi takkan dirugikan.
Mereka disuguhkan persaingan menarik antara Rossi dan Marquez sepanjang dua puluh enam lap. Puncaknya tentu insiden senggolan yang melibatkan dua juara dunia tersebut di tikungan chicane atau tikungan terakhir menyerupai huruf S.
The Doctor –julukan Rossi– yang sempat terpental ke area gravel berhasil menyelesaikan balapan di posisi pertama. Dibuntuti Marquez di tangga kedua dan podium ketiga berhasil ditempati Jorge Lorenzo.
Rossi, hingga kini, meyakini Marc Marquez yang membuatnya memotong trek saat membalap di Sirkuit Assen. Selain merasakan sendiri senggolan yang terjadi, The Doctor juga telah menonton video insiden tersebut berulang-ulang sehingga Marquez memang pantas disalahkan.
Ya, usai insiden yang melibatkan dua juara dunia MotoGP di banyak komentar bermunculan. Ada pihak yang terang-terangan mendukung Rossi, namun ada juga yang meyakini bahwa Baby Alien –julukan Marquez– tak sepenuhnya salah atas terjadinya insiden tersebut.
Akibatnya saat Rossi dan Marquez bersenggolan di tikungan tersebut, Rossi harus melebar ke gravel sebaran pasir di luar sirkuit atau memotong trek. Beruntung pembalap berusia gaek itu tak terjatuh dan berhasil menyelesaikan balapan di posisi pertama.
“Saya akan kembali menonton jalannya balapan, namun saya tak pernah ragu bahwa Marquez yang membawa saya masuk ke gravel,” jelas Rossi seperti mengutip Fox Sport, Kamis 02 Juli 2015.
Berkat kemenangan di Assen, Rossi total sudah memenangi tiga dari delapan serie yang sudah dilangsungkan. Untuk sementara rider kelahiran Urbino, Italia, berada di puncak klasemen terpaut tujuh puluh empat angka dari Marquez yang duduk di tangga keempat.
Dari delapan serie MotoGP yang sudah dilangsungkan, tak satu kali pun ia keluar dari podium. Bahkan, tiga di antaranya berhasil dimenangkan mantan pembalap Ducati tersebut.
Sementara Baby Alien –julukan Marquez– yang begitu digdaya di MotoGP 2013 dan 2014 belum mencapai performa puncaknya pada 2015. Rider muda ini sudah tiga kali mencium aspal sepanjang tahun ini.
Kontras halnya jika dibandingkan dengan pencapaian Marquez yang selalu meraih podium pertama dalam delapan serie awal MotoGP 2014.
Selain itu, Rossi juga sedikit berbicara tentang kesuksesannya mengalahkan Marquez di Sirkuit Assen.
Sebelumnya, pembalap yang pernah mengaspal di Sirkuit Sentul itu tak pernah mengalahkan Marquez di lap terakhir layaknya saat di Assen, Sabtu 27 Juni 2015.
“Tahun lalu saya tidak pernah berhasil mengalahkannya di lap terakhir, apalagi alasannya kalau bukan area teknis. Ia memiliki paket teknis yang lebih baik dan tak terkalahkan. Namun, tahun ini motor M1 saya jauh lebih berkembang,” jelas Rossi seperti mengutip Fox Sports
Tentang duel Rossi versus Marquez ini, Mike Lietner, pengamat MotoGP memberi penilaian bahwa Baby Alien sudah tak bertaji.
Sejatinya pernyataan Lietner tidak sepenuhnya salah jika membandingkan apa yang sudah diraih rider Marc.
Memiliki ambisi besar mencatat hattrick juara pada 2015, Marquez justru mengalami nasib nahas. Dari delapan serie yang sudah dilangsungkan, ia tiga kali gagal mengakhiri balapan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, semua manuver yang dilakukan Marquez selalu berjalan dengan baik. Namun, tahun ini sebagian besar keputusan yang ia lakukan kerap salah,” jelas Leitner seperti mengutip Speedweek.
speedweek, fox news, cras dan motogp.com