Ketidakhadiran Rossi dalam balapan di Sirkuit Misano, MotoGP San Marino, membuat Moviestar Yamaha sedih.
Hal itu diungkapkan sendiri oleh bosnya Lin Jarvis.
“Lin Jarvis mengaku amat prihatin dan menyayangkan absennya Valentino Rossi di GP San Marino, Sirkuit Misano,” tulis “crash, Senin, 11 September.
Seperti diketahui, Rossi mengalami patah tulang kaki kanan karena terjerembab bersama motornya pada latihan enduro Motocross di Urbino, beberapa waktu lalu.
Bukan hanya absen di GP San Marino, Rossi kemungkinan pula absen di GP Aragon pada 24 September mendatang.
“Amat mengganggu saya karena itu artinya membuat peluangnya Rossi tertutup. Meski cederanya tak cukup serius, konsekuensinya amat serius. Ini amat disayangkan.”
Meski demikian, manajer Rossi di tim Movistar Yamaha itu tak bisa mengkritik kecelakaan yang dialami Rossi karena menurut pandangannya hal itu merupakan situasi pribadi.
Satu hal pesan dari Jarvis terkait cedera yang dialami Rossi, cedera tak mungkin bisa dihindari jika sudah mencoba balapan motocross.
“Tapi serius, saya selalu percaya bahwa Anda tak bisa membuat nyaman motocross karena itu merupakan risiko paling besar. Cepat atau lambat Anda Pasti terjatuh.”
“Lalu apa yang bisa Anda lakukan? Mereka (para pebalap motocross) tak bisa menunggangi motor seperti di MotoGP, tak bisa menguji trek secara reguler,” terangnya.
Ia menilai, melakukan balapan enduro amat berbeda dengan MotoGP.
“Mengendarai motor di sirkuit lebih bisa diprediksi, sementara membalap di enduro penuh sekali elemen kejutan,” pungkasnya.
Berlainan dengan Rossi, mantan rekannya di Yamaha Jorge Lornezo menemukan kembali nasib sial di San Marino
Lorenzo yang awalnya tampil impresif di GP San Marino menemukan nasib kembali setelah terjatuh di lap ketujuh saat sedang memimpin balapan.
Lorenzo yang start dari posisi keempat tampil menghentak sejak awal balapan dengan langsung menyodok ke urutan pertama. Mantan pebalap Yamaha ini terlihat begitu menikmati balapan dan sukses menjaga jarak aman dari kejaran Marc Marquez, Andrea Dovizioso, dan kemudian Danilo Petrucci.
Lorenzo bahkan sempat mengantongi selisih hingga dua detik dan terlihat berjarak cukup jauh dari para pesaingnya.
Di tengah situasi bagus tersebut, Lorenzo kemudian membuat blunder fatal di lap ketujuh.
Saat tengah melibas tikungan ke arah kiri, Lorenzo gagal menguasai motor dan kemudian terlempar dari motor.
Lorenzo pun kembali harus menelan kecewa lantaran menyudahi seri kali ini dengan tangan hampa.
Kegagalan meraih poin di GP San Marino merupakan pukulan telak bagi Lorenzo. Pasalnya pebalap berusia tiga puluh tahun ini sangat yakin bahwa dirinya bisa bersaing ketat dengan pebalap lain di seri kali ini.
“Bila saya mampu mencatat start yang bagus dan tak tertinggal jauh seperti di Silverstone, maka saya bisa berada di rombongan depan sepanjang perlombaan.”
“Tak mudah bagi saya karena level Marquez, Vinales, dan Dovizioso sangat tinggi namun saya tak melihat diri saya lebih buruk dari mereka kali ini,” kata Lorenzo pada babak kualifikasi sehari sebelumnya.
Kegagalan Lorenzo di GP San Marino juga membuatnya batal menciptakan tren positif bersama Ducati.
Dalam dua balapan sebelumnya, Lorenzo mampu finis di posisi keempat dan kelima. Lorenzo pun mengaku bahwa ia makin memahami karakter motor Ducati.
Sejauh musim berjalan, Lorenzo baru sekali berdiri di podium, yaitu di GP Spanyol saat ia finis di posisi ketiga di belakang Dani Pedrosa dan Marc Marquez.