Juara dunia MotoGP yang diraih oleh pebalap Movistar Yamaha asal Spanyol, Jorge Lorenzo, Minggu malam WIB, 08 November 2015, di Valencia, merupakan yang paling “hambar,” dalam sejarah balapan itu, karena disertai koneksitas dan konspirasi yang konyol.
“Della Sporta,” sebuah surat kabar terbitan San Marino, Italia, Senin, 09 November 2015, menyebut kemenangan Jorge Lorenzo sebagai hasil rekayasa paling memalukan dan akan dicatat sebagai dagelan sepanjang sejarah balapan “kuda besi” itu.
“Tak ada yang menyangkal bahwa inilah balapan paling konyol. Mereka telah sepakat untuk mengenyahkan Valentino Rossi dari juara. Semuanya berjalan lancar tapi siapapun tahun bahwa tontonan itu konyol,” tulis della sporta dengan sinis.
Lorenzo sendiri menyatakan, “Marquez telah membantunya untuk jadi juara.”
Sebelumnya, dalam jumpa pers, Rossi menyatakan bahwa Marquez telah mencederai logika balap motor dengan menjadi ‘bodyguard’ Lorenzo.
Seperti dilansir Marca, menjawab pertanyaan Movistar, Rossi memuji kemenangan Lorenzo. Namun, pebalap dengan julukan The Doctor itu merasa tak puas.
Ada apa gerangan?
“Tentu saja. Jorge berhak untuk menang, tetapi musim ini tak ada sebuah kompetisi yang pantas karena ada hal yang tak pernah kita lihat sebelumnya dalam olahraga kita ini, dan Lorenzo tidak akan bahagia dengan kemenangan ini,” tutur Rossi seperti ditulis kembali oleh Marca.
Hal itu dilontarkan The Doctor menyindir performa Marquez yang disebutnya telah menjadi ‘bodyguard’ bagi Lorenzo.
Dalam seri balap di Valencia, tak sedikitpun Marquez menempel ketat atau menyalip Lorenzo yang sejak balap dimulai selalu berada di posisi pertama.
“Bahkan sejak di GP Australia sesuatu yang aneh telah terjadi. Karena Marquez telah menjadi bodyguard. Tindakan yang membuat semua orang terkejut,” ujar Rossi.
Menurut Rossi yang memulai start di barisan belakang itu, olahraga balap motor MotoGP seharusnya malu atas apa yang telah terjadi untuk pertama kalinya tersebut.
“Setidaknya setiap orang bisa melihat seperti apa permainan Marc, dan saya tidak ingin berkomentar tentang tingkah lakunya. Saya kira beberapa bulan mendatang dia akan menyadari apa yang telah dilakukannya,” ujar Rossi.
Valentino Rossi sendiri tak hadir dalam malam penyerahan trofi juara.
Itu seolah menegaskan kekecewaan bertubi-tubi yang dirasakan rider Italia tersebut pada balapan MotoGP tahun ini.
Gala penyerahan trofi juara dunia MotoGP tahun ini dihelat di Palace of Science and Arts di Valencia, Minggu malam waktu setempat.
CEO Dorna Sports Carmelo Ezpelata, Presiden FIM Vito Ippolito, serta para juara balapan di kelasnya masing-masing–juara MotoGP Jorge Lorenzo, juara Moto2 Johann Zarco, dan juara Moto3 Jorge Navarro–hadir di acara itu.
Tapi, Rossi tak menampakkan batang hidungnya di agenda tersebut. Trofi runner-up milik Rossi diserahkan oleh Presiden FIM, Ippolito, kepada direktur Yamaha Racing Massimo “Maio’ Meregalli.
Tak ada keterangan apapun dari perwakilan Yamaha. Hanya saja, Rossi disebut-sebut tak enak badan.
Situasi itu seolah mengulang peristiwa serupa pada konferensi pers di MotoGP Sepang. Rossi juga absen dari konferensi pers usai diganjar tiga poin penalti sehingga harus start di urutan paling belakang saat tampil di Valencia.
Ya, Rossi memang tengah dibekap kekecewan yang amat sangat. Dia sama sekali tak menutupinya. Dalam konfereni pers usai balapan secara blak-blakan Rossi mengungkapkan kekesalan dia.
Salah satunya menyebut Marc Marquez sebagai pengawal Lorenzo sepanjang perlombaan. “Saya melakukan yang bisa saya lakukan, tapi ada situasi aneh di mana Marquez jadi pengawal Lorenzo. Itu memalukan untuk olahraga ini,” kata Rossi seperti dikutip Reuters.
Sementara itu banyak orang yang meremehkan titel Lorenzo.
Bagi Lorenzo dirinya sangat layak untuk meraih titel juara dunia tahun ini, tentu saja kecuali di mata pendukung Rossi.
Lorenzo mampu mengejar defisit tujuh angka dari Rossi dengan memenangi seri terakhir di Valencia.
Pebalap asal Spanyol itu pun berganti memuncaki klasemen dengan keunggulan lima poin atas Rossi.
“Semuanya jelas. Setiap orang yang mengerti balap motor, melihat saya di lintasan, menonton saya di televisi, dan tentu saja tidak termasuk penggemar salah satu pebalap Rossi, maka akan bisa melihat semuanya dengan jelas.”
“Saya sangat layak atas gelajuara dunia tahun ini,” kata Lorenzo seperti dikutip dari situs Motorsport.
Bila para Rossi dan pendukungnya berargumen bahwa Lorenzo mendapat bantuan dari Marc Marquez untuk merengkuh titel juara dunia, maka Lorenzo mengajukan bukti statistik sepanjang musim sebagai pendukung opininya.
“Jika kalian melihat statistik dan membandingkan milik saya dengan Rossi, maka jelas jika saya mengalahkan Rossi dalam segala hal,” tutur Lorenzo penuh keyakinan.
Dari jumlah sering yang dimenangi, Lorenzo memang memenangi lebih banyak seri dibandingkan Rossi, tujuh berbanding lima, pun begitu halnya dengan pole position, lima berbanding satu.
“Jumlah kemenangan, pole position, lap tercepat, jumlah lap memimpin di tiap perlombaan, hingga saat latihan, saya unggul dalam hal tersebut.”
“Saya kalah dalam hal podium dan konsistensi mengumpulkan poin di tiap seri. Namun hal itu semua terjadi karena hujan sehingga saya tak bisa menampilkan performa terbaik,” kata Lorenzo.
Lorenzo bahkan yakin bila saja ia tak tampil buruk di tiga seri pertama, dirinya sudah jauh memimpin sebelum seri terakhir dimainkan.