Marc Marquez menanggapi kemungkinan ia satu tim di MotoGP bersama Valentino Rossi dengan berguyon.
Pebalap Repsol Honda tersebut tak yakin peluang tersebut bakal terwujud dalam waktu dekat ini. Terlebih, Rossi disebutnya sebagai salah satu rival berat.
“Saya tidak tahu. Jika Rossi melanjutkan [balapan] hingga lima puluh tahun, mungkin kami bisa balapan di tim yang sama,” ujar Marquez lalu tertawa dalam wawancara eksklusif dengan Marca.
“Meski demikian, Valentino [Rossi] telah melakukan pekerjaan luar biasa di empat puluh tahun, terutama cara dia menjaga motivasi dan semangatnya. Namun, akan sangat sulit berbagi perlengkapan dengannya lebih dari tiga tahun.”
Dalam kesempatan itu, Marquez mengomentari momen jabat tangan dia dengan Rossi yang menandakan tak ada lagi permusuhan di antara dua pebalap itu.
“Semua yang bisa terjadi dengan Valentino memiliki efek besar karena dia pebalap yang paling disorot media. Saya pikir apa yang terjadi tahun lalu, tetap berada di sana.”
“Saya tidak memiliki masalah dan mengakui bahwa itu kesalahan saya dan karena itu pula saya meminta maaf. Hal terpenting adalah mengakui bahwa Anda membuat kesalahan, tapi tahun ini ceritanya banyak berubah,” ujar Marquez.
Marquez pun mengakui masih respek dengan Rossi yang merupakan rival di MotoGP.
“Waktu akan menempatkan semua sesuai tempatnya dan secara logika berteman dengan salah satu rival Anda, Valentino atau bukan, tentu amat sulit. Kami rival di trek, tapi di luar tetap saling respek,” ucap The Baby Alien.
Kedua pebalap saling berjabat tangan usai balapan MotoGP Argentina. Marquez keluar sebagai pemenang, sedangkan Rossi meraih podium kedua.
“Momen [jabat tangan] itu terjadi di depan kamera. Saya tidak pernah punya masalah dengan Rossi, dan faktanya saya sudah berusaha menjabat tangan Rossi di Misano. Bahkan saya sudah berusaha minta maaf satu tahun lalu, karena saya mengakui telah melakukan kesalahan,” ujar Marquez.
“Sekarang Rossi mengucapkan selamat kepada saya, dan saya tanpa ada masalah menjabat tangan dia. Saya menerima ucapan selamat dan jelas saya menerima jabat tangan dia,” ucap Marquez dikutip dari AS.
Marc Marquez sangat senang setelah memenangi MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Senin dini hari WIB.
Kebahagian Marquez berlipat ganda setelah Valentino Rossi memenangi perebutan posisi kedua dengan Andrea Doviziso.
Bagi Marquez, balapan MotoGP Argentina berlangsung kurang mendebarkan. Sejak start dia langsung bisa melesat ke depan sendiri. Dia tak mendapat gangguan sepanjang balapan.
Hasilnya, Baby Alien finis sangat dominan, dengan keunggulan hampir 10 detik atas Rossi yang menjadi runner up.
Duel seru justru terjadi pada perebutan posisi kedua, antara Rossi dan Dovi. Dua pembalap itu bertarung sengit hingga lap terakhir. Dovi sebenarnya lebih dominan mengusai posisi kedua hampir sepanjang balapan.
Namun, The Doctor membuktikan kehebatannya di lintasan belum luntur meskipun sudah berusia empat puluh tahun.
Pria asal Tavullia, Italia, tersebut melakukan manuver jitu pada tikungan tujuh lap terakhir. Dia berhasil menyalip Dovi dan mempertahankan hingga garis finis.
Marquez tak bisa menutupi kegembiraan mengetahui Dovi gagal mengalahkan Rossi.
“Saya senang memimpin (balapan). Faktanya, Saya melihat layar ketika Rossi dan Rossi melaju, karena mereka berebut posisi kedua,” kata Marquez, seperti dilansir AS.
“Kali ini saya mendukung Rossi daripada Dovi. Begitulah hidup,” imbuh Marquez sembari tertawa.
Kegagalan Dovi merebut posisi runner-up memang sangat menguntungkan Dovizioso. Marquez kini menempati puncak klasemen sementara MotoGP musim ini. Dia unggul empat poin atas Dovizioso yang menghuni posisi kedua.
Marc Marquez juga senang mampu meraih kemenangan perdananya musim ini. Dia bahkan mengaku terkejut bisa menjalani balapan dengan dominasi sejak lap pertama.
Menurut dia, jalannya balapan MotoGP Argentina kali ini sama sekali bukan gayanya.
“Kami melakukan strategi moda berkeliling. Dalam setahun, kadang Anda bakal punya perasaan seperti ini di atas motor. Sejak Jumat, saya sangat nyaman.
Pada sesi balap saya langsung melesat jauh dan kembali nyaman berkendara. Saya harus mengambil keuntungan dari situasi ini, karena balapan macam ini takkan terjadi sepanjang musim,” urai Marc Marquez
Sementara itu, perasaan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, campur aduk setelah finis ketiga balapan MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Dovi mengaku senang sekaligus kecewa.
Naik podium di MotoGP Argentina sebenarnya sesuai dengan target awalnya. Namun, yang bikin Dovi kecewa karena gagal memenangi duel kontra pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, untuk memperebutkan posisi kedua. Menurut dia, faktor ban yang memicu kegagalannya finis kedua.
Kekalahan Dovi juga sangat menyesakkan. Rossi menyalipnya pada Tikungan 7 lap terakhir. Setelah disalip Rossi, Dovi tak mampu merespons sehingga terpaksa merelakan posisi runner up melayang.
“Saya senang naik podium, karena ketika datang ke sini itu memang target kami,” kata Dovizioso setelah balapan, seperti dilansir Motorsport.
“Namun, saya tak senang dengan cara kerja ban sepanjang balapan dan saya harus berusaha menjaga ban. Pada akhirnya Valentino mampu mengajari saya. Saya tak bisa bertahan melaju di belakang, karena saya memang kesulitan. Mungkin ini bukan strategi terbaik,” imbuh pembalap Italia tersebut.
Kehilangan kans naik podium kedua di MotoGP Argentina sangat merugikan Dovi. Posisinya di puncak klasemen sementara MotoGP kini diambil alih Marquez. Dovi mengantongi emapt puluh satu poin dari dua balapan, Marquez mengoleksi empat puluh lima angka.
“Saya tak senang dengan posisi ketiga karena ada kesempatan finis kedua. Tapi, kami tetap harus gembira dengan podium ini,” imbuh Andrea Dovizioso