Kemenangan Manchester City atas Cardiff City membuat The Citizens kembali ke puncak klasemen Liga Inggris, menggeser Liverpool.
Situasi saling salip menyalip antara sang juara bertahan dan sang penantang di puncak klasemen menjadi bumbu yang menjadikan Liga Inggris musim ini menarik.
Bagi manajer Man City Pep Guardiola situasi persaingan ketat hingga menjelang akhir musim di liga domestik adalah hal yang sudah lama tidak ditemui dalam sepanjang karier menangani sebuah klub.
Dominasi adalah kata yang cukup erat bagi mantan gelandang Barcelona dan timnas Spanyol itu ketika menjadi kampiun dalam perebutan gelar juara liga
Musim lalu Guardiola menjadi kampiun bersama Sergio Aguero dan kawan-kawan tanpa ada perlawanan berarti dari kesebelasan-kesebelasan Liga Inggris lain. Manchester Biru mengakhiri musim dengan 100 poin, atau unggul 19 poin dari sang tetangga Manchester United yang berada di peringkat kedua.
Pada musim dua tahun lalu Guardiola menjalani adaptasi di Liga Inggris dengan menempati peringkat ketiga, posisi terburuk Guardiola selama berkarier di dunia juru latih.
Sebelumnya, bersama Bayern Munchen, Guardiola seperti meneruskan hegemoni Die Rotten yang menjadi penguasa Jerman tanpa sandungan dari lawan-lawan mana pun.
Tim-tim macam Borussia Dortmund atau Bayer Leverkusen hanya menjadi pesaing pada awal musim, selanjutnya Munchen dan Guardiola melenggang tanpa tandingan.
Sejak awal karier di Barcelona, Guardiola sudah merasakan dominasi.
Dalam musim sepuluh tahun lalu yang merupakan debutnya, mantan pemain AS Roma itu sempat mengalami persaingan di awal musim yang cukup sengit. Namun memasuki pekan kesembilan, Blaugrana memulai dominasi.
Baru pada musimberikutnya, Guardiola menemui rivalitas yang cukup alot ketika Barcelona bersaing ketat dengan Real Madrid.
Musimnya bersama Barcelona hanya unggul tiga poin atas Los Blancos dan semusim berselang jarak Lionel Messi dan kawan-kawan dengan Cristiano Ronaldo cs berjarak empat poin.
Situasi berbeda dalam akhir musim yang dialami Man City menjadi ujian bagi manajer yang mengedepankan umpan-umpan kolektif dalam permainan tim.
Seandainya The Citizens mampu mempertahankan trofi di Etihad, maka Guardiola dapat dikatakan tak hanya sekadar mengandalkan para bintang namun juga memiliki kemampuan sebagai manajer dengan menjaga fokus para pemain top tersebut.
Tekanan kuat Liverpool pada musim ini, yang hanya tertinggal satu poin hingga pekan ketiga puluh dua, memaksa Guardiola dan anak asuhnya tetap konsentrasi menjalani laga sisa.
Terpeleset di salah satu dari enam laga mendatang akan menimbulkan petaka kehilangan gelar.
Komentar dari Guardiola yang menyebutkan setiap laga adalah final, seperti yang diucapkan jelang laga menghadapi Cardiff, bukan sekadar ujaran klise karena kondisi persaingan dengan The Reds yang begitu ketat.
Begitu pula pujian dari Guardiola mengenai Liverpool yang kuat dan menjadi penantang serius pun tak sekadar normatif belaka karena benar-benar ada ancaman krusial dari klub yang berhasrat meraih piala setelah puasa gelar Liga Inggris
Dalam laga itu ada beberapa fakta menarik yang perlu dicatat.
The Citizens sukses menyalip skuat arahan Juergen Klopp setelah meraih kemenangan dua gol atas Cardiff City di Stadion Etihad.
Sebanyak dua gol kemenangan Man City dicetak Kevin De Bruyne dan Leroy Sane. Laga baru berjalan enam menit, De Bruyne sudah menjebol gawang Cardiff.
Tembakan De Bruyne dari sudut sempit usai menerima umpan Aymeric Laporte, menggetarkan gawang tim tamu.
Skuat besutan Pep Guardiola kembali mencetak gol pada babak kedua melalui gol Sane. Umpan dengan dada Gabriel Jesus disambut tendangan terukur Leroy Sane yang menggetarkan gawang tim tamu.
Man City menang dua puluh tiga kali dari dua puluh lima laga kandang mereka di seluruh kompetisi musim ini.
Catatan itu termasuk enam belas kemenangan dalam tujuh belas laga kandang di Liga Primer Inggris.
Cardiff tetap menjadi tim yang tak pernah menang di Liga Primer Inggris di setiap laga tengah pekan. Mereka hanya mencetak dua gol dalam sebelas laga.
Pelatih Cardiffr Neil Warnock sebanyak delapan kali melawan tim-tim top yang pernah juara di Liga Primer Inggris.
Man City mencatatkan sebagai tim yang menurunkan starter dengan rata-rata pemain termuda di Liga Inggris sejak April lawan Sunderland.