Spekulasi berita mengenai tampilan buruk Jorge Lorenzo di lintasan basah MotoGP Ceko, Brno Circuit, Minggu pekan lalu, akhirnya terjawab lewat pengakuan jujur sang pebalap Movistar Yamaha itu.
Lorenzo gagal memetik poin dan harus puas finis di posisi paling belakang.
Hasil serupa juga didapat Lorenzo pada saat bersaing di Sirkuit Sachsenring, Jerman, beberapa waktu lalu.
Buruknya performa ban Michelin selalu menjadi alasan Lorenzo pasca-menelan hasil buruk setelah bersaing di wet race.
Manajer Yamaha, Wilco Zeelenberg membeberkan penyebab buruknya performa Lorenzo di atas lintasan basah.
Menurutnya, motor Lorenzo tidak cocok dengan karakter ban Michelin.
“Jelas terlihat bahwa ia kehilangan kepercayaan, khususnya saat menggunakan ban Michelin saat hujan. Hal itu sudah menjadi masalah saat membalap di Assen dan masalah itu berlanjut hingga saat ini,” jelas Zeelenberg, mengutip dari Crash, Jumat, 26 Agustus 2016.
“Berbeda dengan ban depan Bridgestone yang selalu digunakannya. Dia memiliki kepercayaan saat menggunakannya.“
“Ban jenis ini sangatlah lunak. Meski kami memiliki ban jenis superlunak. Ada banyak pergerakan saat menggunakannya. Hal itulah yang ia cari, tetapi ia tidak menemukannya di Michelin. Hal itu sulit untuk dijelaskan,” ujarnya
Lorenzo mengatakan bahwa hingga saat ini ia belum benar-benar memahami batas maksimal ban tipe basah Michellin sehingga ia kerap kesulitan membalap di bawah guyuran hujan.
Dari tiga balapan yang berlangsung saat hujan, Lorenzo memang belum pernah berperforma baik.
Pebalap Spanyol itu mengatakan bahwa dirinya belum memahami benar batasan bisa memicu motornya ketika menggunakan ban basah.
“Ban depan ini terlihat sangat lunak, tapi sebenarnya tidak cepat aus,” kata Lorenzo seperti dikutip dari Crash.
“Sementara ban Bridgestone lebih keras tapi lebih cepat aus, sangat lebih cepat. Jadi, karena konstruksi dan kelunakan ban ini, Anda selalu memiliki perasaan bahwa bannya sangat lunak dan berada pada batasnya.”
“Jadi Anda harus terbiasa dengan batasnya, untuk percaya bahwa Anda tidak akan kecelakaan dan tidak perlu mengerem terlalu dalam untuk memperlambat laju kendaraannya.”
Lorenzo kemudian mengungkapkan bahwa salah satu solusinya adalah pengaturan motornya, terutama untuk mengurangi berat motor di bagian depan.
Wilco Zeelenberg, manajer tim Lorenzo, juga etuju dengan alasan Lorenzo.
“Itu telah menjadi masalah ketika balapan di Assen, dan terus menjadi masalah di sini. Ban depan Bridgestone gampang aus, sehinga dulu ia lebih mampu merasakannya dan bisa menemukan batasnya,” kata Zeelenberg.
“Memang ada banyak pergerakan, tapi bannya tidak habis, sehingga bannya masih sangat mencengkram trek. Ia masih mencari-cari cara memahami hal ini, tapi tak begitu bagus hasilnya ketika menggunakan Michelin.”
“Ini sangat sukar dijelaskan, bahkan untuk Lorenzo sekalipun.”
Selain memiliki masalah dengan ban Michelin, Lorenzo mengaku dirinya juga masih bermasalah dengan pengaturan motor.
Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa ban kerap menjadi penghalangnya untuk tampil maksimal.
“Anda harus dapat tampil maksimal. Namun harus ada pula kepercayaan agar tidak mengalami kecelakaan dan mengerem terlalu kencang.”
“Mungkin masalah saya di Assen dan Sachsenring adalah pengaturan motor karena saya memiliki beban yang terlalu berat di bagian depan (motor). Pada bagian belakang, itu lebih kepada pengaturan dalam kondisi lintasan kering,” jelas Lorenzo, seperti dikutip dari Crash
Demi tampil maksimal di atas lintasan basah, Lorenzo menjelaskan bahwa dirinya siap tampil beda. Ia bertekad tidak lagi menelan hasil buruk saat dihadapkan dengan wet race.
“Saya tidak yakin jika harus memaksimalkan performa saat proses pengereman. Namun saat ini, saya mulai mengubah hal tersebut.”
“Bagian depan motor terasa lebih cepat. Jadi mungkin, pada seri selanjutnya saya akan mencoba hal baru dan mari kita lihat apa yang terjadi,” tandasnya.
X-Fuera –julukan Lorenzo– memang kerap mengalami masalah saat dihadapkan dengan wet race.
Sebelumnya saat menjajal GP Ceko, Lorenzo menelan hasil tidak memuaskan yakni finis di posisi paling belakang. .
“Jadi jelas terasa perbedaannya di sektor konstruksi dan kelunakan ban. Seorang pembalap pasti dapat merasakan jika ban tersebut terlalu lunak. Apalagi saat sedang bergerak,” pungkas pembalap asal Spanyol itu.