Kontroversi dan perbantahan insiden senggolan yang melibatkan Valentino Rossi dengan Marc Marquez di Sirkuit Assen, Belanda, Sabtu 27 Juni 2015 malam WIB, belum juga usai walaupun “The Doctor” sudah dinyatakan sebagai pemenang serta tidak melakukan pelanggaran.
Peristiwa menegangkan di di lap terakhir, atau tepat di chicane, sebuah trek menyerupai huruf S, saat kedua rider saling berebut tempat di podium pertama, masih menyisakan pendapat yang berbeda dari para pengamat.
Insiden itu memberi kesempatan bagi Rossi untuk mendapat keuntungan berupa setelah memulai balapan dari pole position.
Pro dan kontra pun muncul. Kendati demikian, diskusi panjang ini akhirnya berakhir setelah Race Director atau Direktur Balap MotoGP menjelaskan kronologi kejadian.
Tak hanya Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo saja yang akhirnya memilih membisu. Semua pecinta Baby Alien pun secara perlahan mulai menarik diri dari perdebatan kemenangan kontroversial Rossi tersebut.
Ketika semua orang sudah terdiam, Carlo Pernat malah bersuara.
“Gambaran ironis dari Grand Prix Belanda adalah darah di mata Marquez dan senyum kecut dari Valentino,” kata manajer Andrea Iannone Senin, 29 Juni 2015
Pernat menganalisis kalau pengalaman Rossi membuatnya unggul malam itu. Meski secara kualitas, Marquez bahkan Lorenzo juga sama hebatnya.
“Marc berpikir ia telah melakukan hal yang indah dan tidak memiliki kesalahan. Tapi Senyuman dari Vale seperti ingin berkomunikasi bahwa Anda tidak sedang bermain Playstation, dan harus berhati-hati.”
“ Saya pikir terlalu banyak kontroversi, keduanya sama-sama fenomena dan dicintai . Lorenzo tidak begitu, Ia adalah rider bersih. Tapi dalam performa yang buruk dan tidak seperti Marc dan Vale,” ujanya.
Aksi Valentino Rossi di Grand Prix Belanda, Sabtu 27 Juni 2015 tak lepas dari kemampuannya meladeni perlawanan sengit Marc Marquez di tikungan terakhir Sirkuit Assen.
Dan ketika Marquez menyindir kemenangannya, Rossi langsung mengingatkan apa yang terjadi di Sirkuit Laguna Seca saat GP Amerika Serikat beberapa tahun lalu.
Rossi yang berhasil naik podium paling teringgi di Belanda, mengalahkan Marquez secara dramatis dengan memotong jalur tikungan terakhir untuk memastikan kemenangannya.
nsiden tersebut sangat mirip dengan apa yang terjadi di Grand Prix Amerika Serikat yang digelar di Sirkuit Laguna Seca tujuh tahun lalu.
Rossi yang sedang bersaing dengan Casey Stoner bersaing sengit di Grand Prix Amerika pada tujuh tahun lalu. Stoner yang sempat memimpin balapan, disalip lawannya dari luar lintasan yang berpasir dan curam.
Keduanya pun saling salip-menyalip hingga akhirnya Rossi keluar sebagai pemenang, dan Stoner malah terjatuh dan menyelesaikan balapan di posisi ketiga.
Insiden itu akhirnya terulang juga dalam rivalitas Rossi dan Marquez. Marquez menyalip seniornya itu dari luar lintasan juga hingga akhirnya memenangi balapan di tempat yang sama dua tahun lalu, persis seperti apa yang dilakukan Rossi dua hari lalu.
Seusai balapan, Marquez dan Rossi yang diwawancara dalam sesi tanya jawab, saling berbalas argumen menyikapi insidennya yang memang sempat jadi perdebatan. Pembalap Honda menyindir keputusan Direktur Balap MotoGP yang tetap mengesahkan kemenangan lawannya, Rossi lalu membalasnya dengan mengungkit memori pertarungannya di Laguna Seca.
“Saya tak tahu itu,” ucap Marquez menanggapi pertanyaan apakah Direktur Balap MotoGP sedikit berpihak pada Rossi.
“Kami akan lihat ke depannya. Ketika ada seseorang melakukan hal yang sama, kami bisa bilang “ah, Valentino saja tidak apa-apa,” sindirnya
Rossi lalu bereaksi. “Tapi kami bisa lihat apa yang pernah terjadi di Laguna Seca,” ketusnya.
Kemenangan The Doctor memang sempat jadi perdebatan di jajaran pejabat MotoGP. Pada akhirnya, Rossi tetap dinyatakan menang bersih setelah Direkur Balap MotoGP, Mike Webb, melihat pantauan kamera helikopter yang jadi acuannya