Marc Marquez secara terbuka, seperti ditulis laman “crash,” hari ini, Selasa, 06 Desember, meremehkan Valentino Rossi dalam perebutan pemuncak klasemen balapan musim mendatang.
Marquez juga telah menentukan lawan yang harus diwaspadainya pada musim balap MotoGP tahun depan.
Di antara nama-nama pebalap yang kerap bersaing di papan atas, Marquez hanya menyebutkan tiga nama yang masuk dalam radarnya tanpa ada nama Rossi.
Marquez menaruh perhatian lebih kepada sang rival musim lalu, Andrea Dovizioso, yang membuatnya harus menunda pesta juara hingga seri terakhir.
“Di antara semuanya Dovizioso bisa menjadi salah satu penantang. Lorenzo akan lebih baik ketimbang tahun ini dan akan bersaing demi podium secara konstan atau setidaknya meraih kemenangan pertama bersama Ducati. Dan Zarco yang menyelesaikan musim lebih baik daripada Vinales dan Rossi,” kata Marquez seperti dikutip dari tuttomotoriweb.
ebalap berjuluk ‘Baby Alien’ itu sedang menjalani libur akhir tahun setelah menjuarai MotoGP tahun ini dan melakukan serangkaian tes akhir musim serta menjalani acara seremoni setelah menjadi juara.
Diakuinya, musim ini merupakan musim yang melelahkan dan membuatnya bangga.
Dari semua gelar, inilah gelar yang saya banggakan karena semua berjhalan sangat ketat. Paruh kedua musim seperti menjadi penentu antara saya atau Dovi yang akan menjadi juara, kami sangat dekat dan saya bangga,” tukas Marquez
Valentino Rossi tidak kecil hati dengan pernyataan Marquez itu.
Malah ia memuji Marquez sebagai pebalap terkuat dibanding dengan pebalap lainnya.
Rossi mengakui Marc Marquez adalah sosok rival yang kuat.
Namun, dia juga tak melupakan kehadiran Casey Stoner dan Jorge Lorenzo yang pernah jadi rival utama di lintasan MotoGP.
Sejak Marquez naik ke kelas MotoGP pada empat tahun lalu, Rossi makin sulit untuk jadi juara dunia.
Peluang terbaik ada di musim dua tahun lalu saat Rossi kalah dalam perburuan poin dari Lorenzo di seri terakhir.
“Marquez adalah pebalap yang sangat kuat, namun begitu juga Casey Stoner dan Jorge Lorenzo. Saya melihat mereka bertiga sama,” ujar Rossi dalam wawancara dengan Radio Deejay seperti dikutip dari GPOne.
Rossi bahkan mulai menyimpan kekhawatiran Lorenzo bisa mulai beradaptasi dengan motor Ducati dan tampil jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya pada musim mendatang.
“Ducati adalah motor yang sulit untuk dikendarai, terutama ketika sebelumnya Anda berlomba dengan Yamaha.”
“Ducati dan Yamaha adalah dua motor yang berlawanan, namun Jorge Lorenzo bisa tampil kompetitif di saat akhir. Saya khawatir di 2018 Lorenzo bisa tampil sangat cepat,” tutur Rossi.
MotoGP musim depan sendiri jadi musim yang menentukan untuk Rossi. Kontrak The Doctor dengan Yamaha akan usai di akhir musim.
Bila Rossi merasa masih kompetitif, maka ia membuka peluang untuk melanjutkan karier di musim dua tahun mendatang
Sementara itu Rossi, menganggap Ducati memiliki motor yang lebih baik ketimbang enam atau tujuh tahun lalu ketika The Doctor memperkuat tim asal Italia itu.
Keberhasilan Andrea Dovizioso menjadi runner-up sekaligus membayangi Marc Marquez hingga akhir musim MotoGP musim ini menjadi salah satu fakta yang membuat Rossi mengapresiasi mantan timnya.
“Anda tidak bisa mengendarai Ducati di masa saya membalap untuk Ducati. Tahun ini Ducati menang enam kali bersama Dovizioso dan ini berarti motor mereka sangat baik. Saya rasa perbandingannya sangat sulit, saat saya mengendarai Ducati, motornya lebih jelek,” ujar Rossi.
Ketika membela Ducati pada, Rossi tidak sekalipun mampu meraih gelar juara seri. Capaian terbaiknya kala itu adalah menempati peringkat kedua.
Dalam klasemen akhir MotoGP, Rossi terlempar dari posisi lima besar. Hanya menempati peringkat ketujuh dan keenam.
Untuk musim depan, pebalap gaek itu bahkan memprediksi Jorge Lorenzo akan tampil lebih baik pada musim depan bersama Ducati dan berpotensi menjadi pesaingnya.
“Jorge tentunya akan lebih bagus tahun depan, dia selalu tampil solid. Kami harus memberikan segalanya karena tujuan kami adalah gelar juara,” kata Rossi dilansir Tuttomotoriweb.
“Untuk meraih gelar juara tidak akan mudah karena semua lawan sangat kuat. Kami harus mengejar ketertinggalan. Kami membutuhkan komitmen yang kuat dan kami akan mencoba kembali ke puncak,” sambungnya.