Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, belum juga tergusur dari puncak klasemen MotoGP musim ini.
Bahkan pembalap asal Spanyol itu diprediksi bisa mengamankan gelar juara dunia pada seri Buriram, Thailand, yang akan berlangsung pada pekan pertama Oktober mendatang.
Prediksi itu dilontarkan pengamat MotoGP, Carlo Pernat, selepas MotoGP Inggris
Meski gagal juara pada balapan di Sirkuit Silverstone tersebut, , Marc Marquez makin kukuh di puncak klasemen sementara MotoGP
Marquez, yang finis kedua setelah kalah dalam duel dramatis kontra Alex Rins, telah mengantongi dua ratus lima puluh poin. Dia unggul tujuh puluh delapan poin atas peringkat kedua, Andrea Dovizioso
Sebelum balapan MotoGP Inggris kedua pemain hanya dipisahkan margin lima puluhdelapan poin. Namun, posisi Marquez makin di atas angin setelah Dovizioso gagal finis di MotoGP Inggris.
Dovizioso terpaksa menyudahi balapan di lap pertama karena ikut terseret Fabio Quartararo (Petronas Yamaha yang jatuh. Hilang sudah harapan Dovi untuk memangkas jarak dengan Marquez.
“Faktanya meski semua yang terjadi di Silverstone, Marquez sudah unggul tujuh puluh delapan poin dalam pacuan gelar juara dunia MotoGP ,” kata Pernat, seperti dilansir Speedweek.
“Saya rasa dengan performanya saat ini, Marc Marquez dalam posisi memenangi titel juara dunia pada balapan MotoGP Thailand,” imbuh Pernat.
Meski meramalkan Marc Marquez akan juara saat balapan masih tersisa empat seri, Pernat masih memberikan catatan untuk Baby Alien. Dia menyebut Marquez ternyata masih bisa dikalahkan.
Komentar itu merujuk pada kekalahan Marquez dalam duel dengan Alex Rins di MotoGP Inggris. Kekalahan itu sangat menyakitkan karena Rins menyalip di lap terakhir.
“Sang Alien ternyata bisa dikalahkan. Di Austria dan Inggris, kita melihat Marquez kalah dua kali beruntun. Tapi, saya merasa kekalahan dari Dovi lebih menyesakkan, karena melawan rivalnya dalam perburuan gelar juara dunia,” ujar Pernat.
“Sekarang dia kalah dari Rins. Dia seharusnya bisa menguranginya, karena kekalahan Marc di Silverstone mungkin karena kesalahan pemilihan ban. Di Austria, talenta Andrea yang membuat perbedaan,” sambung Pernat.
Ya, MotoGP tahun ini merupakan musim yang bisa dikatakan milik Marc Marquez. Rider Repsol Honda Team itu hanya sekali gagal finis pada tahun ini saat balapan di Austin, Amerika Serikat,.
Hingga seri kedua belas yang berlangsung di Silverstone, Inggris, pekan lalu, Marquez menjadi pembalap yang paling banyak memenangkan balapan, enam kali. Sisanya, pembalap asal Spanyol itu berada di podium kedua.
Marquez mengatakan, dia berhasil mendominasi MotoGP 2019 hanya dengan sebuah taktik sederhana. Strategi itu digunakannya saat finis di posisi kedua MotoGP Inggris.
“Strategi saya untuk balapan itu sangat mudah, tetapi sangat tepat. Strategi bukan yang terbaik untuk memenangkan balapan,” kata Marquez, seperti dikutip dari Crash.
“Saya hanya membuat strategi untuk membuat kelompok kecil di barisan depan. Dengan begitu, jika gagal memenangkan balapan, Anda hanya kehilangan poin sedikit,” ucap rider yang memuncaki klasemen MotoGP itu menambahkan.
Kendati demikian, Marquez mengatakan, strateginya itu sangat melelahkan. Ketika membuat sebuah kelompok kecil,
Marquez akan memimpin balapan dan menjadi pembuka angin bagi pembalap yang berada di belakangnya.
“Saya tahu kalau memimpin balapan, Anda menggunakan lebih banyak ban, menguras fisik, tenaga, dan bahan bakar. Namun itu adalah targetnya, membuat kelompok yang lebih kecil,” ucap Marquez,
“Saya katakan saya selalu memimpin balapan, saya akan menekan, terus menekan, dan menekan untuk mencoba membuat sebuah kelompok kecil di barisan depan, dan itulah yang saya lakukan,” ujar pria itu melanjutkan.