Mantan mekanik Valentino Rossi, Jeremy Burgess mengakui bahwa Marc Marquez punya kemampuan untuk memecahkan rekor dalam sejarah MotoGP.
Dalam sejarah dunia balap kelas premier, belum ada pebalap yang mampu meraih juara dunia di tiga tim berbeda.
Saat ini hanya ada pebalap yang mampu menang di dua tim berbeda, yaitu Valentino Rossi, Giacomo Agostini, Casey Stoner, Eddie Lawson, dan Geoff Duke.
Marquez sejauh ini sudah mengoleksi lima gelar juara dunia MotoGP di enam musim perdananya bersama Honda.
Dengan usia baru akan menginjak dua puluh enam tahun, Marquez masih punya kesempatan besar untuk meraih gelar juara dunia berikutnya, bahkan dengan tim yang berbeda.
“Melihat betapa mudanya Marquez, maka ia punya potensi jadi juara dunia dengan tiga motor berbeda, Honda dan dua motor lainnya. Dia bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Valentino, Stoner, dan Lawson.”
“Marc masih muda dan menarik untuk melihat performanya di atas motor yang bukan Honda dalam beberapa tahun mendatang. Sejauh ini ada sejumlah pebalap yang menang dengan dua motor, namun tidak pernah tiga,” kata Burgess dikutip dari Tuttomotoriweb.
Marquez sempat digosipkan bakal hijrah ke KTM namun akhirnya melakukan perpanjangan kontrak dengan Honda hingga musim MotoGP dua tahun mendatang.
Marquez sendiri pernah mengatakan bahwa dirinya masih senang berada di Honda namun tak pernah menutup kemungkinan tentang peluang yang akan terjadi di masa depan.
Sementara itu,bos Honda, Alberto Puig mengakui bahwa Honda tidak selalu menghadirkan motor yang sempurna untuk Marc Marquez yang mendominasi balapan MotoGP dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak Marquez naik kelas ke MotoGP, Marquez berhasil meraih lima gelar juara dunia MotoGP dalam enam musim perdananya. Hanya pada musim tiga tahun lalu ia gagal jadi juara dunia.
Banyak yang menganggap sukses Marquez terjadi lantaran dirinya ada di tim Honda yang punya riwayat hebat di ajang MotoGP.
Namun Puig menyatakan bahwa Honda justru tidak selalu memberikan motor yang sempurna untuk Marquez.
“Hanya karena seorang pebalap bisa memenangkan balapan, itu tidak berarti bahwa ia mengendari motor yang bagus. Terkadang seorang pebalap harus menemukan sesuatu yang hilang dari sebuah motor dan Marc selalu mampu mengatasi hal itu dalam kecepatan yang sangat hebat,” ucap Puig seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
“Ada beberapa momen ketika Honda sejujurnya tidak bisa memberikan motor sesuai dengan keinginan dan kapasitas Marquez. Namun Marquez bisa bertahan tanpa pernah sekalipun melakukan protes,” tutur Puig melanjutkan.
Di balik kehebatan Marquez, Puig menilai pebalap asal Spanyol tersebut tidak mengalami banyak perubahan sejak naik kelas ke MotoGP dan kini menyandang status sebagai pebalap terhebat saat ini.
“Dia adalah sosok pemuda seperti pemuda normal lainnya, baik ketika ada di rumahnya atau ketika berada di paddock dengan status super star.”
“Marc Marquez hanya fokus pada pekerjaannya, dia terus tumbuh dan bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap segala situasi. Dalam momen kritis, Marquez tak pernah berubah,” ujar Puig.
Selainj itu, pebalap Repsol Honda Jorge Lorenzo berhasrat untuk mengalahkan rekan setimnya Marc Marquez di MotoGP musim ini.
Keputusan Lorenzo meninggalkan Ducati dan bergabung dengan Honda membuat spekulasi rivalitasnya dengan Marquez bakal semakin sengit.
Lorenzo pun tak membantah tensi rivalitas yang akan terjadi di tim Honda. Ia berhasrat untuk mengalahkan Marquez, begitu pula sebaliknya.
“Saya ingin mengalahkannya dan ia juga pasti berhasrat untuk mengalahkan saya,” kata Lorenzo seperti dikutip Crash.
Meski demikian, Lorenzo menilai rivalitasnya dengan Marquez justru akan membuat Honda semakin kuat dan berpotensi memenangi balapan musim ini.
“Itu (persaingan) selalu membuat tim berkembang dan turut membantu kemajuan teknis untuk motor kami,” ujar Lorenzo.
Tak hanya mencari kelemahan masing-masing, Lorenzo yakin mereka bisa saling belajar untuk membangun tim yang solid.
“Semua pebalap punya kekuatan dan kelemahan. Marquez juga memilikinya. Saya akan mencoba belajar dari kekuatannya dan saya rasa ia juga bakal belajar dari saya. Kami akan saling mendorong,” ujarnya.
Musim lalu, Lorenzo yang telat panas bersama Ducati ditambah cedera di akhir musim, tercecer di posisi kesembilan. Sementara Marquez berhasil mempertahankan gelar juara dunia.