Rossi pensiun?
Itulah spekulasi yang ramai dan gadih di jagad MotoGP
Pembalap gaek itu makin membuat bingung para penggemar MotoGP setelah jadwal pensiunnya makin tidak pasti.
Sebut sja Alberto Puis.
Manajer Honda Alberto Puig ini tidak yakin pebalap MotoGP Valentino Rossi akan segera pensiun dari lintasan balap motor kelas dunia.
Puig enggan meremehkan Rossi yang mulai menua dan belum memastikan masa depan setelah MotoGP usai.
“Rossi tak bisa diperhitungkan dia benar-benar fenomena. Situasinya tidak normal. Dia pebalap yang sudah tua, tetapi dia masih sangat cepat, dan masih memiliki ambisi,” terang Puig.
Mantan pebalap motor asal Spanyol itu menilai Rossi memang mulai terlihat lambat, namun memiliki semangat seperti pebalap-pebalap muda yang ingin selalu finis terdepan.
“Dia tidak kehilangan ambisi atau gairah, hanya kehilangan kecepatan sedikit, tetapi dia luar biasa dalam membalap. Itu adalah fenomena yang bisa mengejutkan dan Anda tidak bisa melupakannya,” kata Puig.
“Sebelumnya dia memiliki hasil yang konsisten, tetapi dia masih memiliki talenta dan dia selalu lapar, jadi saya tidak akan mengatakan dia sudah tidak bisa bersaing,” sambungnya dikutip dari Paddock-GP.
Masa depan Rossi di MotoGP masih kabur. Pebalap gaek ini belum memastikan kelanjutan karier setelah menyelesaikan kontrak dengan tim Monster Energy Yamaha hingga akhir musim
Rossi baru akan mengeluarkan keputusan mengenai masa depannya setelah melewati beberapa balapan pada musim ini.
Kondisi tersebut membuat nasib Rossi dalam spekulasi. Tidak sedikit yang menyebut The Doctor bakal pensiun, pindah ke tim satelit, atau pindah ke tim lain
Sementara itu, CEO Petronas Yamaha Razlan Razali mengaku tidak memiliki rencana untuk menggunakan jasa Valentino Rossi di MotoGP Petronas Yamaha enggan menjemput bola merekrut Rossi.
Posisi Rossi di MotoGP menjadi tanda tanya setelah didepak dari tim pabrikan Yamaha usai musim 2020. Posisi The Doctor digantikan pebalap Petronas Yamaha Fabio Quartararo.
Yamaha sudah menyatakan akan memberi Rossi motor pabrikan jika memutuskan tetap tampil di MotoGP 2021, dan bergabung dengan tim satelit Petronas Yamaha menjadi opsi terbaik bagi pebalap asal Italia itu.
Namun, Razlan mengatakan hingga kini merekrut Rossi tidak ada dalam rencana Petronas Yamaha. Tim satelit terbaik di MotoGP tidak tertarik merekrut Rossi.
“Diskusi yang ada justru terjadi di tim pabrikan Yamaha, apakah kami terbuka untuk Rossi bergabung. Kami tidak pernah memikirkan dan tidak akan memikirkannya hingga Rossi menemui kami dan menyatakan niatnya,” ujar Razlan kepada CNNIndonesia.com.
“Apakah kami terbuka untuk Rossi bergabung? Kami harus membicarakannya dengan sejumlah pihak, termasuk sponsor kami Petronas. Saat ini, sampai ada pendekatan, baru kami akan memikirkannya,” ucap Razlan.
Razlan kemudian menyatakan senang Quartararo dipastikan bergabung dengan tim pabrikan Yamaha mulai MotoGP . Razlan mengatakan mengantarkan Quartararo ke tim pabrikan adalah misi Petronas Yamaha.
“Bagi kami, ini adalah proses alami bagi pebalap seperti Quartararo untuk naik ke tim pabrikan. Sebagai tim satelit kami berusaha membantu dan memastikan Quartararo tetap di Yamaha, terutama di tim pabrikan,” ujar Razlan.
“Saya senang pengumuman telah dibuat, dengan begitu Quartararo bisa fokus dua ratus persen ke MotoGP tanpa ada gangguan ke mana dia akan pergi di MotoGP ” sambung Razlan.
Quartararo akan berduet dengan Maverick Vinales di tim Monster Energy Yamaha pada MotoGP tahun depan Selain itu Yamaha juga sudah memastikan Jorge Lorenzo akan bergabung menjadi pebalap tes Yamaha di MotoGP
Pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai Valentino Rossi sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk menentukan keputusan di Yamaha lantaran faktor usia.
Nasib Rossi masih belum jelas selepas MotoGP. Pebalap veteran itu masih bakal memutuskan keikutsertaan di MotoGP tahun depan setelah mengukur kemampuan pada paruh pertama balapan MotoGP
Menurut Pernat, kondisi yang dialami Rossi saat ini wajar karena sang pebalap sudah memasuki usia senja.
“Saya pikir, Valentino tidak mengharapkan itu, dia memiliki sedikit kekuatan di Yamaha, tetapi itu normal ketika Anda berusia empat puluh satu tahun. Marquez bisa melakukannya di Honda, tetapi Valentino tak bisa di Yamaha,” kata Pernat dikutip dari GPOne.
“Dari sisi pengambilan keputusan, ada perubahan hubungan. Yamaha melakukannya sendiri dan ini yang terpenting: Mereka tidak lagi diperbudak oleh siapapun. Saya akui mereka melakukan dengan baik, seperti Honda dulu kala, mereka yang memutuskan bukan pebalap,” sambungnya.
Pernat menilai Yamaha dan Rossi sama-sama mengambil langkah tepat untuk menentukan masa depan masing-masing.
Tim asal Iwata disebut cerdas telah mengamankan Maverick Vinales dan Fabio Quartararo sebelum didahului tim lain, sementara Rossi juga diapresiasi karena keputusan mengukur kemampuan sebelum menentukan kelanjutan karier.
Di sisi lain, Pernat menyebut langkah cepat Yamaha justru membuat Ducati kebingungan untuk mempersiapkan tim.
“Yamaha menohok Ducati, karena mereka sedang melihat keduanya [Vinales dan Quartararo], khususnya Vinales. Saya tak mengerti apa yang terjadi pada saat negosiasi, semuanya ingin melihat Maverick berkostum merah .”
“Ducati tetap menginginkan keduanya, Vinales dan Quartararo, tapi pada akhirnya mereka pulang dengan tangan kosong. Dalam kondisi seperti ini Anda harus melakukan gerak cepat,” kata Pernat.