Andalan Repsol Honda Marc Marquez berambisi meraih posisi terbaik pada MotoGP Argentina akhir pekan ini.
Untuk itu, Baby Alien harus meningkatkan kinerja karena rapor buruk di Negeri Tango dalam empat tahun terakhir.
“Kami mengawali musim ini dengan baik di Qatar dan berduel memperebutkan kemenangan hingga lap terakhir. Target kami jelas sama di Argentina, yaitu meraup sebanyak mungkin poin,” kata Marquez, seperti dilansir Tuttomoriweb
“Periode di antara dua balapan itu bagus. Saya bisa berlatih dengan motor motocross dan saya percaya diri menghadapi balapan ini,” imbuh dia.
Marquez punya rekor bagus di kualifikasi MotoGP Argentina dengan empat kali menempati pole. Namun, hasil balapan Marquez di sana tak terlalu mengesankan.
Dalam empat musim terakhir, sejak empat tahun silam, Marquez hanya sekali naik podium utama. Pembalap asal Spanyol itu jadi juara pada musim tiga tahun lalu.
Pada musim lalu, pembalap andalan Repsol Honda tersebut juga gagal mendulang poin, karena hanya finis di posisi kedelapan belas.
Jika merujuk duel ketat antara Dovizioso dan Marquez pada MotoGP Qatar, kans Baby Alien naik podium utama terbuka lebar. Apalagi kondisi Marquez semakin bugar karena punya waktu beristirahat selama tiga pekan.
Seri kedua MotoGP ini bakal berlangsung di Termas de Rio Hondo, Argentina akhir pekan ini. Berkaca kepada hasil musim lalu, balapan di Argentina menjanjikan persaingan mendebarkan.
Para pembalap yang biasanya tampil dominan kerap gagal tampil maksimal di sirkuit ini. Pada MotoGP lalu, Marc Marquez yang di akhir musim keluar sebagai juara dunia, harus terjungkal dan finis di peringkat delapan belas.
Sementara itu, Valentino Rossi berada satu strip di belakangnya. Hasil sebaliknya diraih para pembalap papan tengah.
Cal Crutchlow yang biasa hanya finis di papan tengah keluar sebagai pemenang. Di belakangnya, ada Johann Zarco, dan Alex Rins di peringkat ketiga.
Tak ayal, Marquez pun pastinya ingin tampil lebih baik di MotoGP Argentina musim ini. Namun ia harus bersaing dengan Andrea Dovizioso yang finis di urutan pertama pada seri Qatar awal bulan ini.
Selain itu, Marc Marquez menyebut Honda cemburu dengan kecepatan yang dimiliki rival mereka, Ducati pada MotoGP
Hal itu sangat terlihat jelas pada seri pertama musim ini.
Pada balapan pertama MotoGP di Sirkuit Losapertengahan il, Maret lalu, Ducati melalui pembalapnya, Andrea Dovizioso keluar sebagai pemenang. Dovizioso unggul dari dua pembalap Honda, Marquez dan Cal Crutchlow.
Bahkan, rider asal Italia itu unggul dari Marquez. Kecepatan Dovizioso ini sebenarnya tidak diperhitungkan.
Sebab, saat sesi tes pramusim, top speed yang ditorehkan Dovizioso berada di urutan kesebelas
Sedangkan Marquez menjadi yang tercepat,
“Selama musim dingin, di Honda, mereka terobsesi dengan top speed. Ketika mereka melihat motor lain lebih cepat dari kami, mereka tidak bisa menerimanya,” kata Marquez, dikutip dari Motor Sport.
“Ketika Anda punya mesin yang kuat, ada mekanik dan alat untuk menangani (masalah apa pun),” ujar pembalap MotoGP dengan julukan The Baby Alien itu, menambahkan.
Sementara itu, Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti membuka rahasia timnya bisa mengalahkan Honda. Kecepatan Ducati, menurut Ciabatti, didapat berkat revisi aturan aerodinamika.
“Tahun lalu, Dovizioso balapan di Qatar tanpa winglet dan itu memungkinkan Anda untuk mendapatkan kecepatan maksimum yang lebih tinggi,” ucap Ciabatti.
“Namun, berdasarkan regulasi baru, kami harus melakukan homologasi fairing dengan winglet, dan Anda tidak dapat memakainya di beberapa sirkuit tertentu. Fakta itu berarti kecepatan maksimum motor kami telah menurun,” ujarnya.
Sementara itu bos ducati Gigi Dall’Igna mengaku bingung timnya mendapat banyak serangan dari tim pabrikan MotoGP tahun ini. Mereka mempermasalahkan perangkat aerodinamika Ducati di swing arm belakang.
Para tim pabrikan yang protes kepada Ducati adalah Honda, KTM, Aprilia, dan Suzuki. Mereka menganggap swing arm yang digunakan Dovizioso tidak sah saat memenangkan MotoGP Qatar,.
“Kami cukup bingung. Sebelum di Watar, semua berdiskusi mengenai peraturan dan itu selalu diselesaikan melalui organisasi beserta direktur teknis,” kata Gigi Dall’Igna, dikutip dari Motor Sport.
“Ini merupakan pertama kalinya beberapa tim mengajukan pengaduan kepada tim lain karena masalah teknis. Bila dibandingkan dengan MotoGP di masa lalu, ini menjadi sebuah perbedaan yang negatif,” ujarnya melanjutkan.
Gigi Dall’Igna sangat terkejut dengan sikap Honda. Pabrikan asal Jepang itu menjadi yang pertama menyerang Ducati soal Swing Arm.
“Saya cukup terkejut dengan perilaku Honda. Selain menjadi protagonis kejuaraan dunia, juga merupakan salah satu pendiri MotoGP modern bersama Ducati dan Yamaha,” kata General Manager Ducati, Gigi Dall’Igna