Valentino Rossi secara tersirat memberitahu bahwa ia akan terus membalap usai “pensiun” dari Movistar Yamaha. Bahkan ia akan membalap hingga empat atau lima tahun mendatang.
Pernyataan Rossi ini diungkapkan oleh sahabtnya, Alessio ‘Uccio’ Salucci, yang menyatakan The Doctor masih akan terus membalap setelah tahun 2020.
Namun, dunia balap yang akan diikuti Rossi adalah Nascar.
Kontrak Rossi dengan Yamaha akan berakhir di musim depan
Meski usianya saat itu sudah tiga puluh sembilan tahun, banyak yang yakin bahwa The Doctor akan memperpanjang kontrak di Yamaha.
“Setelah musim depan, saya berharap ada kontrak baru, mungkin satu tahun kontrak, meskipun ada kemungkinan perpanjangan kontrak dua musim,” ujar Uccio seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Perpanjangan kontrak dua musim itu yang kemudian diyakini Uccio sebagai batas akhir karier Rossi. The Doctor disebut tak akan lagi membalap di ajang MotoGP
Meski demikian hal itu tak lantas membuat karier balap Rossi terhenti. Uccio menyebut Rossi akan berkarier di balapan Nascar setelah itu.
“Saya rasa dia akan melanjutkan karier balap di Nascar. Kami sudah melakukan sejumlah tes dan kami terlihat kuat,” kata Rossi.
Rossi saat ini ada di posisi keempat Ia tertinggal tiga puluh tiga poin dari pemimpin klasemen Marc Marquez.
Seri berikutnya MotoGP akan digelar di sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu mendatang.
Tentang ramainya “permusuhan”nya dengan Johann Zaeco, Valentino Rossi menyatakan bahwa standar kepuasan antara dirinya tentu berbeda dalam dunia MotoGP.
Rossi bertekad untuk bisa kembali tampil apik di GP Inggris namun targetnya bukan hanya finis di depan Zarco yang membela tim satelit, Yamaha Tech 3.
“Zarco gembira karena bisa mengalahkan saya dan Maverick Vinales, namun bila saya finis di posisi kelima, maka saya tak akan bahagia.”
“Dibandingkan berpikir bagaimana mengalahkan Zarco, kami seharusnya berpikir untuk bisa kembali bertarung dengan Honda dan Ducati,” kata Rossi seperti dikutip dari Motorsport.
Rossi mengakui bahwa dirinya hanya bisa kompetitif hingga pertengahan lomba. Setelah itu ia tak mampu mengejar performa Andrea Dovizioso dan Marc Marquez.
“Saya mampu berlomba dengan Honda dan Ducati di paruh awal lomba namun kemudian di paruh akhir saya hanya berkompetisi dengan para pebalap Yamaha.”
“Kami bermasalah dengan akselerasi saat kondisi ban mulai terkikis,” kata Rossi memberikan analisa.
Rossi saat ini ada di posisi keempat klasemen dengan nilai 141 poin, tertinggal 33 poin dari pemuncak klasemen Marc Marquez.
Johann Zarco sendiri memiliki target khusus di MotoGP musim ini dengan mengalahkan pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi.
Zarco hingga kini berada di posisi keenam klasemen sementara, unggul dua puluh poin atas juara dunia MotoGP tiga kali Jorge Lorenzo.
Prestasi terbaik Zarco musim ini adalah finis kedua di GP Perancis
Zarco mengaku target utamanya adalah menjadi pebalap tim pabrikan Yamaha.
Untuk mencapainya, maka Zarco harus bisa mengalahkan Rossi.
“Saya ingin menjadi pebalap tim pabrikan di masa depan. Jadi bisa tampil cepat dan berada di depan Rossi, adalah cara yang pantas untuk mendapatkannya di masa depan,” ujar Zarco seperti dikutip dari Eurosport.
Selain di GP Austria, akhir pekan lalu, Zarco juga finis lebih bagus daripada dua pebalap pabrikan Yamaha itu di GP Spanyol dan GP Katalonia.
“Saya tidak bisa jelaskan kenapa saya bisa tampil lebih cepat.”
“Austria adalah trek yang saya sukai, dan mungkin hal itu memberi saya tenaga lebih bagus. Mungkin di sirkuit lainnya, perasaan saya tidak bekerja dengan baik,” ucap Zarco.
Rossi dan Vinales diliputi masalah di bagian ban belakang di GP Austria, meski sudah menggunakan ban keras.
Sebaliknya, Zarco menggunakan ban lunak di depan dan belakang, namun tidak mengalami kendala yang sama setelah beradaptasi dengan gaya balapnya selama balapan.
“Saya mengambil sejumlah risiko (di balapan), saya ingin tetap fokus dan tak membuat kesalahan,” ujar Zarco.
“Kemudian, saya berada di posisi kelima (Sirkuit Red Bull Ring) dengan 14 lap lagi dan ban belakang hanya terkikis sedikit.”
Kendati tak bisa menyalip pebalap di depannya, Zarco senang karena ia tidak kehilangan banyak waktu. Ia berusaha menyesuaikan gaya balapnya untuk mencegah ban belakang terlalu terkikis.