Valentino Rossi “kehilangan” gaya “anehnya” untuk musim ini bersamaan dengan raibnya selebrasi eksentriknya, baik di atas panggung maupun di lintasan, kala merayakan kemenangannya.
“The Doctor tidak punya lagi selebrasi aneh. Ia kini lebih santun. Mungkin karena makin tua,” tulis “speedweek,” Kamis, 12 Mei 2016, dengan nada menyindir dalam tulisan terbarunya.
Selain terkenal karena gayanya yang eksentrik, Valentino Rossi banyak menimbulkan kelucuan dengan beberapa selebrasi unik yang ia lakukan.
Dalam beberapa event terakhir, baik di Jerez, Spanyol, maupun Le Mans, Paris, Rossi sudah tidak lagi melakukan selebrasi-selebrasi unik
Lantas sikap ini menjadi pertanyaan.
Mengapa demikian?
Menurut Rossi bukan faktor usia yang makin gaek ia meniadakan selebrasi aneh itu.
Ia beralasan untuk melakukan hal itu dirinya harus berada dalam suasana hati yang tepat.
Selain itu, dirinya juga tidak mau memaksakan harus melakukan selebrasi unik karena menurutnya jika tidak tepat dengan momen yang ada maka selebrasi yang dilakukan tidak akan tepat.
Beberapa selebrasi Rossi yang terkenal pada saat ia masih berusia muda dulu seperti menggunakan kostum Peter Pan, lalu ia juga pernah melakukan selebrasi bak seorang tahanan yang lepas dari tahanan.
“Anda harus berada dalam suasana hati yang tepat untuk melakukannya. Selebrasi unik memang selalu menyenangkan,” ujar Rossi seperti dikutip dari laman resmi MotoGP, Kamis, 12 Mei 2016.
“Akan tetapi jika kita tidak memiliki ide yang tepat dan momen yang tepat lebih baik tidak melakukan hal apa pun.”
“Lagipula dulu saya bisa memenangkan sebelas balapan di satu musim, Anda memiliki kesempatan untuk melakukannya. Sekarang kemenangan yang didapat lebih sedikit, jadi saya memilih untuk menikmati momennya bersama tim, mekanik, dan lainnya,” jelas Rossi.
Sementara itu, “crash,” menulis, kesuksesan seorang Valentino Rossi ternyata tidak sebatas karena para mekanik yang melakukan pengaturan pada motornya.
Ada satu sosok yang juga merupakan individu penting dalam kesuksesan karier Rossi.
Sosok tersebut adalah sang ibu, Stefania Rossi. Menurut The Doctor – julukan Rossi – ibunya juga memberikannya masukan mengenai cara membalap sebelum benar-benar tampil di atas aspal panas.
“Ini adalah cara yang bagus, saya mendapatkan dukungan, dukungan secara teknis dari keluarga. Saya juga mendapatkan dukungan secara teknis dari ibu saya,” ujar Rossi seperti dikutip dari laman resmi MotoGP, Kamis, 12 Mei 2016.
“Ibu saya memberikan saran mengenai pengaturan motor, juga bagaimana cara yang baik untuk membalap. Lalu Graziano (ayah Rossi) juga memberikan saran karena dia merupakan mantan rider,” tambah Rossi.
Musim ini Rossi masih bertengger di posisi ketiga klasemen sementara dengan raihan 78 poin. Finis terbaiknya terjadi pada seri Jerez.
Terbaru di Le Mans, Rossi sukses mengamankan posisi kedua setelah sebelumnya start dari posisi tujuh.
Tentang calon pendampingnya yang masih misteri usai kepastian perginya Jorge Lorenzo di musim depan, Rossi juga tak mau ambil pusing.
Ia tak keberatan apakah itu pembalap Tim Repsol Honda, Dani Pedrosa, atau pun rider Suzuki Ecstar, Maverick Vinales.
Dua kandidat itu dinilai paling mungkin didatangkan Movistar Yamaha untuk menggantikan Jorge Lorenzo musim depan.
Saat ditanya siapa yang lebih diinginkan untuk menjadi rekan setimnya, Valentino Rossi menolak memilihnya.
Rossi mengungkapkan tidak masalah siapa pun pembalap yang nantinya akan dipilih Yamaha.
Pembalap berkebangsaan Italia itu menilai Pedrosa dan Vinales sama-sama berkualitas, sehingga ia tak masalah harus berduet dengan salah satu di antara keduanya.
“Bagi saya, siapa pun itu tidak memiliki perbedaan. Sejujurnya, saya tidak melihat perbedaan apakah itu Pedrosa atau Vinales. Sebab, saya memiliki hubungan yang baik dengan Pedrosa dan juga Vinales,” kata Rossi, sebagaimana dimuat Speedweek.
Menurut The Doctor, satu-satunya perbedaan yang terlihat jelas di antara Pedrosa dan Vinales adalah usia dan pengalaman.
Pedrosa, yang saat ini sudah berusia 30 tahun, memiliki pengalaman yang lebih banyak dari Vinales yang saat ini masih berusia 21 tahun.
“Pedrosa adalah pembalap yang sangat, sangat, kuat dan cepat. Dia sudah sering menunjukkan hal itu. Bagaimanapun dia lebih tua dari Vinales.”
“ Vinales sendiri telah menunjukkan talenta luar biasa yang dimilikinya. Tapi, dia belum banyak memiliki pengalaman di MotoGP,” terang Rossi.
Maverick Vinales sendiri merupakan salah satu rider yang gencar diprediksi sebagai tandem Rossi di Tim Movistar Yamaha per musim depan
Meski demikian, tak sedikit pula yang memprediksi Vinales akan bertahan di Suzuki.
Suzuki memang sudah terang-terangan mengaku ingin mempertahankan Vinales.
Pabrikan asal Jepang itu menyatakan siap memberikan motor yang lebih baik agar Vinales bisa bersaing dengan lebih maksimal musim depan.
Rossi sadar Suzuki ingin mempertahankan Vinales.
Jika pada akhirnya pembalap berusia dua puluh satu tahun itu juga lebih memilih bertahan ketimbang pindah ke Tim Movistar Yamaha, The Doctor -julukan Rossi- mengaku bisa memahaminya.
“Tawaran untuk bertahan di Suzuki menarik untuk Vinales. Suzuki adalah sesuatu yang lebih romantis baginya. Dia bisa menjadi seperti Kevin Schwantz, bertahan selamanya di Suzuki,” kata Rossi, seperti dimuat Eurosport.