Valentino Rossi, yang biasanya tampil fresh, kini, usai memenangkan balapan MotoGP Belanda di Assen Circuit, Sabtu pekan lalu, berubah “cuek” karena diobok-obok pengamat akibat kontroversinya memotong gravel yang menyebabkan Marc Marquez tercecer menjelang finis.
Sebagian pengamat, menuding Rossi “curang” dengan menjadikan alasan senggolan Marquez sebagai pembenaran strateginya memotong tikungan di seri kedelapan MotoGP musim 2015 di Sirkuit Assen
Persaingan sengit pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan rider Repsol Honda, Marc Marquez menjadi sajian utama di sirkuit sepanjang empat setengah kilometer tersebut.
Hingga lap terakhir kedua pembalap beda generasi tersebut saling salip di tikungan. Namun, Marquez kali ini tidak beruntung dan harus mengakui keunggulan Rossi. Kejadian sengit Rossi dan Marquez itu bukan yang pertama di MotoGP.
Bagi Rossi, yang telah beberapa kali terlibat balapan sengit dengan Marquez, masalah kontroversi itu tak ia pedulikan sebab yang terpenting adalah dapat meraih poin penuh atau naik podium tertinggi.
Selain dengan Marquez, Rossi juga pernah duel sengan dengan Max Biaggi. Kedua pembalap asal Italia itu memang bersaing sengit saat kelas 500cc masih menjadi kelas utama di MotoGP.
Saat itu, Max Biaggi sulit menerima kehadiran Rossi sebagai pembalap muda yang mendominasi kelas utama.
Persaingan keduanya memanas saat balapan perdana di Sirkuit Suzuka. Belum lama balapan dimulai, Rossi yang coba menyalip Biaggi di trek lurus dihalangi oleh sikut Biaggi. Akibatnya, Rossi harus mengindar keluar trek.
Emosi Rossi tersulut karena merasa diperlakukan curang. The Doctor langsung menyalip Biaggi di akhir trek lurus, sambil mengacungkan jari tengahnya kepada Biaggi. Pada akhir balapan Rossi keluar sebagai juara, sementara Biaggi berada di posisi tiga.
Rossi juga mengalami hal yang sama kala bersaing dengan Sete Gibernau. Sete Gibernau ingin melanjutkan tren positif kala mereka bertarung sebelas tahun lalu
Saat itu ia menempati peringkat dua di klasmen akhir. Pembalap asal Spanyol tersebut membidik musim itu untuk meraih gelar juara dunia.
Hal tersebut ternyata tidak berjalan mudah untuk Gibernau. Pada seri pertama di Jerez, Gibernau terlibat pertarungan sengit di sepanjang balapan dengan Valentino Rossi. Sebagai juara bertahan, Rossi jelas tidak mau menyerahkan seri perdana begitu saja ke tangan Gibernau.
Pada lap terakhir keduanya saling susul. Hingga pada saat tikungan terakhir Rossi memanfaatkan celah dan menyalip Gibernau di bagian dalam. Siku Gibernau menabrak motor Rossi dan ia keluar lintasan.
Kejadian tersebut membuat hubungan keduanya memanas. Namun, Gibernau tidak mampu berbuat banyak pada musim itu. Rossi keluar sebagai juara dunia, dan Gibernau tercecer di posisi tujuh klasemen akhir.
Di Laguna Seca, tujuh tahun lalu, Rossi adu lihai dengan Stoner. Kala itu Ducati menjelma sebagai motor superior. Bersama pembalap andalannya, Casey Stoner, pabrikan asal Italia tersebut menjadi juara dunia.
Tertinggal dari Ducati di musim sebelumnya membuat Yamaha berbenah. Terbukti, Tim Garpu Tala berhasil menyaingi kecepatan Ducati di satu musim kemudian. Kemajuan Yamaha membuat persaingan Rossi dan Stoner tidak terhindarkan.
Klimaks terjadi pada seri Laguna Seca, Amerika Serikat. Keduanya berjibaku memperebutkan posisi terdepan, hingga ada satu momen saat Rossi memotong Stoner dan sedikit keluar lintasan. Manuvernya tersebut hampir menabrak pembalap asal Australia itu, beruntung keduanya masih bisa mengendalikan motor dengan baik.
Sempat terus terjadi kejar-kejaran hingga akhirnya Stoner keluar lintasan dan terjatuh. Rossi keluar sebagai juara, sementara Stoner berada di posisi kedua.
Terakhir Rossi harus bertarung dengan Marquez, yang beda generasi, di Assen.
Sirkuit Assen merupakan salah satu sirkuit favorit Rossi. Hal tersebut terlihat dari kemampuan The Doctor menguasai sirkuit tersebut sejak sesi latihan bebas, hingga kualifikasi.
Rossi mendapatkan tantangan dari sang juara dunia Marc Marquez yang ingin mengakhiri periode sialnya musim ini. Baby Alien memiliki motivasi tinggi, bahkan ia memberikan perlawanan hingga lap terakhir.
Rossi berhasil meng-overtake Marquez dan memimpin lomba pada lap akhir. Namun, jelang tikungan terakhir, Marquez coba menyalip dari bagian dalam trek. Tidak mau mengalah, Rossi tancap gas hingga sedikit menyenggol Marquez.
Rossi sempat keluar lintasan sebentar namun terus melaju dan mengamankan posisi pertama. Insiden tersebut banyak yang mengatakan kontroversial, namun pihak MotoGP menganggap hal tersebut memang tidak dapat dihindari kedua pembalap dan murni bagian dari balapan.
Rossi, seperti juga MotoGP musim sebelumnya, masih beruntung karena tidak berada dalam daftar pembalap yang baru pulih atau pun sedang mengalami cedera.
Dani Pedrosa beserta Aleix dan Pol Espargaro sempat menghabiskan waktu di ruang operasi dan menjalani pemulihan, lantaran mengalami cedera pada lengan. Rossi menilai, kondisi seperti itu disebabkan oleh hal yang sama dengan musim lalu.
“Menurut saya, ini pasti disebabkan oleh masalah teknis. Musim lalu beberapa pembalap juga mengalami masalah seperti ini. Tapi, beruntung saya tidak mempunyai masalah,” ungkap Rossi, seperti dimuat All Sports News.
Pembalap Movistar Yamaha itu menjelaskan ada beberapa kondisi teknis motor yang memberikan tekanan lebih pada lengan setiap pembalap. Semakin tinggi kecepatan, maka semakin besar pula tekanan yang diberikan pada lengan. Hal itulah yang mengakibatkan cedera.
Apa yang disampaikan Rossi tidak jauh berbeda dengan pandangan rider Repsol Honda, Marc Marquez. Juara dunia dua kali itu sempat menuturkan, sebagian besar kecepatan motor yang ada di MotoGP mengalami peningkatan. Hal tersebut membuat setiap pembalap mampu menunggang motornya hingga kekuatan maksimal.
“Ini artinya, Anda akan selalu dalam keadaan tertekan (dari pembalap lain) setiap berada di lintasan balap,” jelas Marquez saat itu.