Valentino Rossi sudah genap berusia empat puluh tahun dan berkarier selama dua puluh tahun di MotoGP.
Karier yang panjang ini sudah memberinya tujuh gelar di MotoGP
Rossi sudah lama mengincar gelar kesepuluh nya di MotoGP.Peluang itu sudah dikejarnya selama sepuluh musim terakhir tapi belum juga terjadi.
Posisi terbaiknya sejak MotoGP sepuluh tahun lalu yaitu posisi kedua sebanyak tiga kali beruntun. .
Di momen ini, Valentino Rossi mengalami momen paling sial yaitu gagal juara di MotoGP empat tahun lalu. Soalnya, dia hanya kalah satu poin dari rekannya di Yamaha kala itu, Jorge Lorenzo.
Di tahun berikutnya juga mengalami momen paling mengenaskan saat berkonflik dengan Marc Marquez usai insiden di MotoGP Malaysia. Lalu musim ini, Rossi juga alami kejadian buruk karena sempat gagal finis sebanyak tiga kali.
Rossi belum mau pensiun dari MotoGP. Dia berkeyakinan usia tua bukan jadi masalah baginya selama semangat masih ada. Meski begitu ada tiga alasan mengapa Rossi memang harus pensiun dari MotoGP setidaknya pada tahun depan:
Sejak terakhir kali rebut posisi dua di MotoGP pada tiga tahun lalu, Valentino Rossi mulai menemukan banyak rintangan dari pembalap-pembalap lain selain Marc Marquez. Rekannya di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales tentu memberikan tekanan bagi Rossi.
Usianya yang jauh lebih muda terbukti membuat Rossi kesulitan dan harus pandai-pandai beradu siasat dan setelan motor. Namun bukan hanya Vinales, saat ini sudah banyak muncul pembalap muda yang potensial seperti Fabio Quartararo, Alex Rins, Danilo Petrucci dan Jack Miller.
Kesulitan Rossi untuk melawan pembalap-pembalap muda ini sangat kentara di dua atau tiga musim terakhir. Motor memang menjadi penentu tapi usia tak bisa dibantah juga turut mengurangi kehebatan Rossi di sirkuit.
Kunci Rossi bisa terus bertahan hanya kalau bisa menyaingi Marquez di posisi puncak klasemen. Ini tentu sulit dipenuhi musim ini.
Valentino Rossi mungkin boleh tersenyum saat MotoGP masih menggunakan ban Bridgestone. Ban asal Amerika Serikat ini cukup berpengaruh terhadap performa Rossi dengan Yamaha.
Dia masih bisa bersaing ketat dengan Marc Marquez dengan menggunakan Bridgestone. Namun peruntungan Rossi berubah saat Michelin ambil alih sebagai pemasok ban tunggal di MotoGGP.
Hampir di setiap musim Rossi selalu mengeluhkan sulitnya untuk menyetel mesin dan juga ban Michelin.Selalu saja ada keluhan yang diungkapkan Rossi di setiap balapan seperti ban belakang wheelie atau melintir.
Belum lagi dia juga kesulitan untuk kompromi dengan jenis-jenis ban Michelin. Di dua musim terakhir, masalah Rossi dengan ban seakan bertambah besar. Itu terbukti dari dua tahun belum raih podium juara.
Hal terakhir yang sulit dibantahkan sebagai alasan kuat Rossi pensiun yaitu dominasi Marc Marquez. Pembalap berusia 26 tahun ini seperti menjadi mimpi buruk bagi Rossi
Dengan style balap yang berani ditambah keunggulan mesin Honda, Marquez selalu mendominasi. Kini, pembalap asal Spanyol itu sudah diambang meraih gelar keenamnya di MotoGP.
Ini tentu menjadi sinyal buruk bagi Rossi. Jangankan untuk mengejar gelar juara, bersaing untuk meraih juara di seri balapan MotoGP saja saat ini sudah sulit.
Maka itu, pensiun bisa saja jadi pilihan terbaik bagi Rossi. Dengan keputusan ini, dia bisa lebih punya waktu luang untuk mengerjakan hobinya di dunia reli dan juga mengurus akad
Sempat dua kali beruntun naik podium MotoGP , tepatnya di Argentina dan Amerika Serikat, performa Valentino Rossi menurun drastis. Bakan, rider Monster Energy Yamaha itu sempat tiga kali secara beruntun gagal finis.
Pekan lalu, saat balapan MotoGP Jerman, Rossi juga kesulitan menembus podium di Sirkuit Sachsenring. Pembalap asal Italia itu hanya mampu finis di posisi kedelapan.
Umur Rossi yang sudah gaek ditenggarai menjadi penyebab utama performanya menurun drastis. Namun, dia menolak usianya dijadikan kambing hitam atas performa buruknya. Rossi secara terang-terangan menolak dirinya sudah tua.
“Memang benar bahwa saya sudah tua. Namun masalahnya, saya sudah tua tahun lalu. Saya juga sudah tua lima tahun yang lalu,” kata Rossi, seperti dikutip dari Motor Sport.
“Sejujurnya, saya tidak berpikir akan menyerah, atau kurang berkonsentrasi. Kenyataannya, saya masih memiliki motivasi yang cukup untuk menghadapi akhir pekan dengan balapan,” ujar Rossi .
Kendati demikian, Rossi mengakui dirinya lebih lambat dari tahun lalu. Namun, rider yang pernah menunggangi Honda dan Ducati itu tidak mau menyerah.
“Jadi, saya tidak punya alasan, karena tahun ini saya 20 detik lebih lambat dari saya tahun lalu. Saya kira kami bisa memahaminya, kami bisa pulih.”
“Namun ini situasi sulit, karena sejujurnya saya berharap banyak dari akhir pekan lalu (Sachsenring), karena tahun lalu saya bagus dan saya (juga) bagus di Assen. Saya berharap untuk kuat, tetapi pada kenyataannya tidak,” ucap Rossi menegaskan.