Valentino Rossi mengaku tak pernah menyangka masih membalap di usia gaek
Tetapi, pembalap Monster Energy Yamaha itu meyakini pada masa mendatang ada ada pembalap lain yang bakal mengikuti jejaknya.
Valentino Rossi menginjak usia empat puluh tahun pada pertengahan Februari lalu. The Doctor masih terikat kontrak bersama Yamaha hingga musim depan sehingga kemungkinan masih membalap pada usia empat puluh satu tahun.
Rossi juga belum memutuskan kapan akan pensiun. Sang ayah, Graziano, bahkan mengatakan Rossi bisa membalap hingga usia empat puluh enam tahun.
“Ketika saya berusia enam belas tahun dan memenangi balapan pertama, saya tak pernah membayangkan masih membalap pada usia empat puluh tahun. Tapi, saya juga tak pernah berpikir tak akan melakukannya. Saya hanya tak pernah memikirkannya,” kata Valentino Rossi, seperti dilansir Speedweek, haari ini.
“Tak ada seorang pun pembalap di GP akan mencapai usia empat puluh tahun. Namun, pada masa depan akan ada pembalap-pembalap lain. Saya pernah melakukan tes pada pembalap lain, sepanjang Anda termotivasi, maka Anda bisa terus membalap,” imbuh pria asal Italia tersebut.
Rossi mengatakan sudah biasa mendapat kritikan dari berbagai pihak yang memintanya gantung helm, bahkan sejak 10 tahun lalu. Namun, berbagai kritikan itu tak membuatnya berhenti.
“Sangat lucu ketika saya tampil buruk, orang-orang selalu bilang ‘Dua tua. Dia harus berhenti.’ Hanya dalam satu atau dua balapan, mereka mengatakan itu. Tapi, itulah kehidupan,” ujar Valentino Rossi.
Dalam balapan pembuka musim ini Rossi, menyebut ada dua masalah utama dia alami di motornya saat bertarung di MotoGP Qatar,
Pada balapan tersebut Pembalap Monster Energy Yamaha ini start dari posisi keempat belas.
Perlahan dia menyalip satu demi satu rivalnya hingga finis di posisi kelima. Problem ban belakang yang biasa menghantui Yamaha tak muncul di MotoGP Qatar.
Menurut Valentino Rossi, ada dua hal yang masih terasa sangat mengganggu saat melaju di Sirkuit Losail. Pertama, kecepatan maksimal motornya, serta akselerasi saat keluar dari tikungan.
“Bagi kami ini sangat sulit karena tahun ini gak di kecepatan tertinggi sangat besar. Tapi, masalahnya bukan hanya kecepatan tertinggi, tapi juga akselerasi saat keluar dari tikungan,” kata Rossi, seperti dilansir Motorsport.
“Sepertinya motor lain seperti Honda, Ducati, juga Suzuki bisa memiliki lebih banyak grip, lebih bertenaga, jadi di akselerasi kami kalah. Itu juga yang menjadi alasan kecepatan maksimum kami jauh (dibanding motor tercepat). Masalahnya itu, saat keluar dari tikungan,” imbuh Valentino Rossi.
Rossi mengatakan Yamaha kini bukan hanya punya pekerjaan rumah mengejar Honda dan Ducati yang lebih unggul. Pabrikan asal Iwata tersebut juga harus berbenah karena Suzuki berkembang pesat sepanjang musim dingin.
“Masalahnya kami di belakang Ducati, Honda, tim satelit Honda (Cal Crutchlow), dan Suzuki (Alex Rins). Tahun ini Suzuki kuat. Cal juga sangat kuat tahun lalu, tapi saya bisa mengalahkannya. Jadi kurang-lebih Cal levelnya sama,” urai Rossi.
Rossi menyebut peningkatan besar telah ditunjukkan pesaing mereka, Suzuki. “Jadi menurut saya kami harus bekerja,” tegas pembalap Italia tersebut.
Pada MotoGP Qatar, podium utama berhasil direbut Andrea Dovizioso (Ducati), diikuti Marc Marquez di posisi kedua. Cal Crutchlow dan Alex Rins finis di posisi ketiga dan keempat.
Dalam balapan di Qatar, Valentino Rossi finis kelima Namun, sang pembalap mengakui kinerja motornya masih mirip dengan musim lalu.
Rossi mengalami masalah pada sesi latihan bebas dan kualifikasi MotoGP Qatar, sehingga terpaksa start di urutan ke-14. Namun, The Doctor lagi-lagi membuktinya dirinya pantas dijuluki “Sunday Man”, dengan tampil meyakinkan saat balapan.
“Kami mengubah setelah motor setelah Sabtu. Kami membuat beberapa penyesuaian yang ternyata bekerja dengan baik. Saya senang karena ini balapan bagus. Saya nyaman di motor Yamaha ini,” kata Rossi setelah balapan, seperti dilansir Speedweek.
“Hasil ini tak terlalu buruk. Yang tak menyenangkan hanya satu, kami kurang-lebih sama seperti musim lalu,” imbuh Rossi soal hasil MotoGP Qatar.
Pembalap asal Italia itu juga meminta Yamaha tak terlalu berpuas diri dengan hasil yang diraihnya di MotoGP Qatar. Kinerjanya tak bisa dijadikan tolok ukur karena Yamaha biasanya memang kuat di Losail.
“Saya finis kelima dengan gap tipis dari sang juara, itu bagus. Tapi, kami harus menyadari selalu kuat di trek ini. Jadi, kami harus terus berbenah dan tetap bekerja. Kami pasti akan menghadapi masalah lebih besar pada balapan-balapan berikutnya,” urai Rossi.
“Tapi saat ini nikmati hasil tersebut. Saya berusaha naik podium, tapi ternyata saya tak cukup kuat,” imbuh Valentino Rossi.