Valentino Rossi akan menjadikan ajang MotoGP tahun ini jauh lebih menarik lewat “dendam” persaingannya dengan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo yang berkonspirasi menyingkirkannya dari panggung juara di musim lalu.
Khusus untuk Marquez, Rossi tak menyembunyikan “kehangatan” dendamnya.
“Dia telah membuat saya ‘celaka’ di Sepang. Dia menjadi pecundang yang menghalangi saya jadi juara,” ujar Rossi kepada “crash,” sebelum tes pramusim di Phllip Island, Kamis, 18 Februari 2016.
Kasus Sepang ini menyebabkan Rossi mendapat hukuman start dari belakang pada seri terakhir MotoGP 2015 di Sirkuit Valencia.
The Doctor diklaim menendang Marquez hingga terjatuh.
Start dari belakang di Valencia membuat Rossi kehilangan gelar juara dunia MotoGP 2015 setelah rekan setimnya di Yamaha, Jorge Lorenzo, unggul lima poin di akhir musim.
Rossi yang mengklaim adanya konspirasi antar-pebalap Spanyol musim lalu, mengaku tidak bisa melupakan insiden di MotoGP 2015.
Berbicara kepada Sky, pebalap gaek asal Italia itu masih memiliki dendam terhadap Marquez.
“Saya tidak ingin melupakannya. Ini tidak seperti dua bulan berlalu dan Anda melupakannya,” ujar Rossi.
Rossi mengaku akan mengesampingkan sejenak insiden musim lalu demi bisa fokus menghadapi MotoGP 2016, yang akan dimulai di Qatar, 20 Maret mendatang.
“Sekarang semuanya baru, kejuaraan yang baru akan dimulai dan bisa lebih baik lagi. Kami memulai dari nol, dan kami akan kembali bersaing,” ucap Rossi.
Terkait hubungannya dengan Marquez, Rossi mengatakan tidak ada yang berubah dari musim lalu.
Dengan demikian Rossi tetap menganggap The Baby Alien sebagai salah satu rivalnya.
“Yang terpenting adalah apa yang bisa kami lakukan di atas trek. Kami akan jadi rival, hubungan personal antara kami tidak terlalu berpengaruh,” tegas Rossi.
Rossi dan seluruh tim MotoGP akan memulai tes resmi di Sirkuit Phillip Island, Australia, mulai hari ini, Kamis, 18 Februari 2016. Tes akan berlangsung selama tiga hari.
Rossi juga , memprediksi MotoGP tahun ini akan berlangsung lebih ketat dan menarik daripada musim lalu
Rossi mengungkapkan dua pebalap Ducati akan tampil lebih konsisten musim ini dan mengancam dominasi Movistar Yamaha serta Repsol Honda.
“Saya pikir akan lebih terbuka musim ini, karena Ducati akan lebih kuat dan lebih konsisten. Honda masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi, tapi pastinya mereka akan berjuang,” ujar Rossi
Tentang Yamaha, Rossi mengatakan, selalu ada di papan atas.
“Musim ini akan sangat menarik bagi penggemar yang menyaksikan di televisi atau datang ke sirkuit. Ini tahun yang bagus untuk menyaksikan MotoGP.”
Terkait perkembangan Honda yang masih kesulitan mengembangkan motor RC213V, Rossi menganggap hal tersebut bukan masalah serius..
“Kami lebih siap daripada yang lain. Itu Potensi motor kami sangat luar biasa,” tegas Rossi.
Sebagai pebalap, walau pun memasuki usia tua, Rossi bisa dibilang yang ‘lengkap’.
Lengkap di sini bukan hanya soal teknis membalap di atas sirkuit, namun juga di luar sirkuit. Rossi adalah pebalap idaman semua tim.
Pasalnya, tidak hanya bisa memberi sukses di atas trek, Rossi juga bisa memberi sukses di luar sirkuit.
Di atas sirkuit praktis hanya ketika dua musim memperkuat Ducati mantan pebalap Repsol Honda itu gagal.
Selebihnya Rossi mampu tampil kompetitif di setiap musimnya.
Rossi sudah bersaing dengan banyak pebalap kompetitif, mulai dari Loris Capirossi, Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, hingga kini Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.
Yang membuat Rossi berbeda adalah, dia juga menjadi magnet di luar sirkuit. Setiap tim yang diperkuatnya akan diuntungkan dari sisi bisnis jika memiliki seorang Rossi.
Selain itu Rossi mampu menggabungkan antara prestasi dengan hubungannya dengan penggemar. Karena mampu menggabungkan dua hal tersebut, Rossi sangat mudah dicintai, baik oleh tim dan fans.
Bahkan meski melakukan tindakan tidak terpuji terhadap pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, di GP Malaysia musim lalu, Rossi tetap mendapat dukungan luar biasa dari pecinta MotoGP.
Di usianya yang ketiga puluh tujuh, Rossi belum mau pensiun dari ajang MotoGP.
Entah kapan Rossi akan pensiun, namun prestasinya dalam dua puluh tahun terakhir sudah lebih dari cukup untuk menyebut The Doctor adalah salah satu pebalap terhebat sepanjang sejarah Grand Prix.