Valentino Rossi, rider Movistar Yamaha, tak pernah menolak kenyataan bahwa usianya tambah tua dan menerima dengan perasaan senang tanpa harus khawatir dengan melawan kehendak dari munculnya masalah dengan pertambahan umur itu.
Dalam wawancara ekslusifnya dengan “crash,” Sabtu, 09 Januari 2016, Rossi dengan setengah bergurau menyatakan, pertambahan usia tidak membuatnya menjadi “ringsek.”
“Saya belum ‘ringsek.” Semuanya berjalan normal tanpa harus dilawan. Alamiah,” ujarnya memberi nasihat.
Rossi tak juga membantah usia adalah salah satu faktor yang memengaruhi seorang atlet untuk tampil maksimal.
Ia mengakui usia juga berpengaruh pada seberapa tangguh seorang rider di atas lintasan.
Namun bertambahnya usia tampaknya tak membuat seorang Valentino Rossi khawatir akan kemampuannya.
Rossi menutup musim lalau dengan hasil yang bisa dibilang tak memuaskan.
Sempat memimpin klasemen sementara hingga seri tujuh belas, pada seri pamungkas ia disalip oleh rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo.
“Saya tak terlalu khawatir. Tahun ini saya bisa lebih atau kurang dalam hal kecepatan,” ujar pembalap berjuluk The Doctor tersebut seperti dikutip juga “Autospor”.
“Semuanya tergantung pada motivasi, kecocokan Yamaha dan Michelin, kinerja kami dan masih banyak yang lainnya. Tahun ini akan jadi cerita yang berbeda, dan saya akan selalu mencoba seperti biasa,” jelasnya.
Kegagalan meraih gelar juara musim ini bisa jadi pelecut semangat untuk Rossi.
Apalagi, kemungkinan besar pembalap berusia tiga puluh tujuh tahun pada Februari mendatang tersebut akan mengakhiri kariernya bersama Yamaha pada musim depan.
Kehilangan gelar di seri terakhir MotoGP disertai berbagai dipahami juga oleh manajernya di Yamaha, Lin Jarvis.
“Kehilangan gelar dengan jarak hanya lima poin pastinya akan sangat sulit diterima, terlebih dia memimpin klasemen sejak awal musim,” terang Jarvis
“Anda tak bisa memutar balik waktu. Anda hanya bisa fokus kepada masa depan,” tegas Jarvis.
Musim tahun ini sepertinya akan menjadi tahun terakhir Rossi membalap untuk Yamaha.
Bisa jadi pada musim ini, pembalap yang identik dengan nomor 46 tersebut akan tampil habis-habisan demi menebus kegagalannya musim lalu.
Sebagai pebalap Rossi dikenal selalu menjalani ritual khusus.
Rossi kerap kali terlihat jongkok sambil memegang footpeg atau pijakan kaki sebelum memulai balapan.
Menurutnya, pada awal karier hal itu dilakukan untuk membantunya meregangkan otot sekaligus membenarkan posisi pijakan kaki.
Namun lama kelamaan kebiasaan itu sudah menjadi ritual untuknya. Dirinya kini melakukan hal itu untuk membuat dirinya fokus jelang mengaspal.
Bahkan dirinya tak membantah hal itu menjadi sebuah hal yang berbau spiritual untuknya.
“Saya pikir saya memegang footpeg, bukan pengganti gigi. Pada awal karier saya melakukannya untuk pemanasan dan membetulkan pijakan kaki agar berada di posisi yang tepat,” terang Rossi seperti dikutip dari Speedweek.
“Lama-kelamaan saya melakukannya untuk menjaga fokus saya sebelum balapan. Bahkan ada sesuatu hal secara spiritual yang ikut campur dalam hal itu,” tuntasnya.
Sementara itu persaingannya dengan Marc Marquez kemungkinan akan panas lagi tahun ini.
Musim lalu saja, keduanya terlibat persaingan sengit hingga terjadi sebuah insiden kontroversial di Grand Prix Sepang.
Dalam sebuah wawancara dengan situs resmi MotoGP, Rossi memberikan gambaran terhadap sosok Marquez dalam tiga kata.
Sambil tertawa pembalap berjuluk The Doctor tersebut menyebut Marquez adalah pembalap yang bertubuh kecil, brengsek, dan sial.
Tentunya apa yang disampaikan oleh Rossi adalah guyonan. Dirinya tetap mengapresiasi rider asal Spanyol tersebut. Menurutnya, Marquez adalah sosok yang menyenangkan di luar trek dan selalu tersenyum.
“Dia adalah pembalap bertubuh kecil, brengsek, dan sial. Haha.. tidak, tidak. Sulit untuk mendeskripsikannya dalam tiga kata,” ujar Rossi seperti dikutip dari laman resmi MotoGP
“Dia adalah bocah yang baik. Di luar trek dia selalu tersenyum, sangat positif. Namun di saat bersamaan dia sangat buruk di atas trek. Namun Anda tahu, memang adanya seperti ini. Inilah olahraga,” tuntasnya.
Wakil Presiden Honda Racing Corporation, Shuhei Nakamoto, ternyata menyoroti kiprah Valentino Rossi di ajang MotoGP.
Selama kurang lebih empat belas tahun berkiprah di kelas utama, The Doctor –julukan Rossi– dinilai Nakamoto selalu memiliki musuh.
Musim lalu setidaknya tiga kali Rossi dan Marquez berseteru.
Puncaknya tentu insiden tendangan yang dilepaskan Rossi ke setang motor Marquez dan berujung hukuman kepada rider berpaspor Italia tersebut.
Namun, demi terciptanya sportivitas balap, segala permusuhan di dalam maupun di luar lintasan bisa dikesampingkan.
Selain demi sportivitas, tentu tujuannya untuk memperbaiki citra MotoGP yang agak menurun semenjak terciptanya insiden yang melibatkan Rossi dan Marquez di Sirkuit Sepang, Malaysia.