Valentino Rossi diyakini akan mampu bangkit dari keterpurukannya di paruh kedua musim ini untuk mengejar ambisinya melengkapi sepuluh kali juara di ajang MotoGP.
Salah satu dari mereka yang yakin Rossi akan bangkit itu adalah mantan rekannya di Repsol Honda dan Ducati, Nicky Hayden
“saya mendukung The Doctor untuk meraih gelar juara dunia kesepuluh musim ini, dan Rossi hanya tidak beruntung di paruh pertama musimcky Hayden kepada “crash,” Kamis, 04 Agustus 2016
Hingga paruh musim MotoGP 2016 ini Rossi tertinggal hingga lima puluh sembilan poin dari pebalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Hayden yakin Rossi akan bangkit di paruh kedua musim.
“Rossi sangat cepat. Saya berharap dia bisa kembali dan merebut gelar juara dunia. Dia hanya tidak beruntung sejauh ini, yang biasanya tidak dia alami. Itu menunjukkan betapa kompetitifnya MotoGP saat ini,” ujar Hayden yang juga ditulis MCN.
Rossi terbilang tidak beruntung di sejumlah balapan di paruh pertama musim.
Selain kegagalan mesin di GP Italia, pebalap gaek itu juga gagal finis setelah terjatuh ketika memimpin balapan GP Belanda.
Marquez kini diunggulkan untuk merebut gelar juara dunia setelah unggul atas rekan setim Rossi di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo.
Tapi bagi Hayden, keunggulan yang dimiliki Marquez bukan jaminan bagi pebalap asal Spanyol itu bisa menjadi juara dunia.
“Anda bodoh jika mengatakan Marquez sudah membungkus gelar juara dunia, itu pasti. Begitu kejuaraan digelar lagi di paruh kedua musim, semuanya akan sibuk dan kondisi bisa berubah dengan cepat,” ucap Hayden.
“MotoGP tidak bisa ditebak dan gila. Lihat saja dalam dua balapan terakhir Marquez mampu unggul jauh. Itu sebabnya kami mencintai olahraga ini,” sambung juara dunia MotoGP sepuluh lalu tersebut.
Performa pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, di atas lintasan MotoGP selalu menjadi perhatian publik.
Bahkan mantan juara dunia MotoGP, Alberto Puig, menilai pencapaian The Doctor –julukan Rossi- sulit untuk diterima akal sehat.
Sejak berkarier di dunia MotoGP pada 2002, Rossi telah berhasil mengukuhkan tujuh gelar juara. Bahkan, ia meraih gelar juara pertamanya di musim debutnya.
Puig menilai pencapaian The Doctor tersebut adalah bukti kerja keras Rossi.
Ia menyatakan pembalap Rossi selalu memikirkan cara agar dapat memetik kemenangan di setiap serinya.
“Apa yang ia dapat sangatlah luar biasa. Semua itu di luar akal sehat. Namun semua itu adalah hasil pemikirannya selama dua puluh empat jam mengenai bagaimana meraih kemenangan,” jelas Puig, sebagaimana dikutip dari Motorsport, Kamis.
Eksistensi pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, tidak perlu diragukan lagi.
Di usianya yang sudah tua, The Doctor –julukan Rossi- masih dapat tampil memukau dan agresif.
Performa apik Rossi itu pun mendapat perhatian dari mantan juara dunia MotoGP, Alberto Puig. Ia menilai Rossi bukanlah seorang pembalap yang penuh dengan ambisi dan selalu haus gelar.
“Valentino akan terus memacu motor. Dia memiliki ambisi yang besar dan selalu haus gelar juara. Itulah yang terjadi kepadanya,” tutur Puig
Selama berkarier di dunia MotoGP selama empat belas tahun, Rossi telah berhasil mengukuhkan tujuh gelar juara. Bahkan gelar juara disabetnya pada musim perdananya di ajang balap motor kenamaan dunia tersebut.
Namun begitu, pembalap Movistar Yamaha itu masih memiliki titik lemah. Terbukti kala dirinya mengaspal di Sirkuit Sachsenring, Jerman, dua pekan lalu.
Motor YZR M1 dikembangkan untuk tikungan berkecepatan tinggi. Namun tak cocok untuk menjelajahi trek yang memiliki tata letak sempit, lantas Rossi mengaku kesulitan mengendarai kuda besinya.
“Tata letak Sachsering tak pas dengan motor kami. Biasanya motor kami akan bekerja lebih baik di trek yang lebih lebar,”ucap Rossi menukil Motorsport Total, Rabu (3/8/2016).
Pembalap berjuluk The Doctor tersebut menambahkan apabila dirinya tak puas dengan kinerja ban Michelin. Sebab pilihan karet bundar terlalu rumit dan sangat sulit dalam kondisi temperatur rendah.
“Rasanya sangat kritis ketika ban depan tak bekerja dengan baik di Sachsenring. Saya tak selalu kesulitan dengan temperatur rendah. Masalahnya opsi ban lunak masih terlalu rumit bagi kami,” tuntas Rossi