Kehebatan Valentino Rossi yang masih eksis di usia tua, tiga puluh delapan tahun, membuat persaingan papan atas MotoGP, diakui secara terbuka oleh pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow.
Kepada “crash,” Senin, 17 Juli, Crutchlow, mengakui bahwa dirinya tak mungkin bisa menyaingi performa Rossi ketika ia sudah berusia gaek nanti.
Crutchlow yang saat ini sudah berusia tiga puluh satu tahun mengagumi kemampuan Rossi yang tetap bisa tampil kompetitif menghadapi pebalap-pebalap lain yang jauh lebih muda darinya.
Pebalap asal Inggris itu bahkan menilai dirinya tak mungkin bisa tampil kompetitif seperti Rossi saat usianya sudah tua.
“Menimbang umurnya saat ini, sungguh bagus Rossi masih mengendarai Yamaha. Namun tentu tak semuanya akan berjalan mudah seperti yang terlihat.”
“Rossi selalu melakukan pekerjaan yang fantastis. Saya bahkan tak akan bisa kompetitif saat berusia tiga puluh delapan tahun nanti,” kata Crutchlow dalam wawancara dengan speedweek.
Crutchlow selalu yakin bahwa Rossi punya potensi untuk bersaing memenangkan seri balapan MotoGP yang berlangsung.
Pada musim ini, Rossi sendiri sudah memenangi seri GP Belanda musim ini.
“Ya, saya selalu meyakini bahwa dia bisa memenangkan sebuah balapan. Untuk skala yang lebih besar, jadi juara dunia, saya tak tahu pasti, namun dia selalu tampil kompetitif,” ujar Crutchlow.
Rossi sendiri sudah tujuh kali jadi juara dunia MotoGP
Gelar juara dunia terakhirnya didapat pada delapan tahun silam
Pada tiga musim terakhir, Rossi harus puas selalu jadi runner up di akhir musim.
Sementara itu, Kevin Schwantz, menyatakan tantangan utama yang harus dihadapi para pebalap musim ini adalah beradu taktik melawan Valentino Rossi
Schwantz mengaku sejak awal sudah memprediksi Rossi masih mampu meraih sejumlah kemenangan musim
Namun, legenda Suzuki itu mengatakan Rossi harus mampu mengalahkan adu taktik melawan Marquez.
“Saya menyakini Rossis punya kecepatan untuk meraih sejumlah kemenangan Pengalaman akan sangat penting dan Rossi meiliki itu dan ia sudah menunjukkan mampu tampil cepat dan tenang,” sambung Schwantz.
Pebalap tersukses di balap motor Grand Prix, Giacomo Agostini, juga menyakini faktor pengalaman akan menentukan musim ini
Legenda balap asal Italia itu tidak memungkiri Rossi mampu tampil cepat, tapi masih minim pengalaman.
“Tahun lalu saya pikir dia sudah tampil bagus, tapi musim ini dia jauh berbeda. Dia sangat, sangat kuat. Orang-orang di Yamaha senang karena dia tetap tenang dan pintar,” ucap Agostini.
Sementara itu Pebalap Tech 3 Yamaha, Johann Zarco, tetap mengidolakan Valentino Rossi meski beberapa kali dikritik The Doctor sepanjang MotoGP musim ini
Zarco juga membalas lelucon Rossi terkait tagihan kostum balap baru.
Hubungan Zarco dan Rossi sudah dua kali memanas musim ini. Setelah bersenggolan di GP Amerika Serikat, Zarco dan Rossi juga bersenggolan ketika menjalani balapan GP Belanda di Sirkuit Assen.
“Rossi adalah ikon di olahraga ini dan saya sangat mengidolakannya, jadi bisa menyalipnya dan bersaing dengannya hanya akan membuat saya semakin tumbuh,” ujar Rossi seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Zarco kemudian membalas gurauan Rossi yang mengatakan dia akan mengirim tagihan pembelian kostum baru setelah kostumnya rusak di GP Belanda.
“Saya belum dapat tagihan dari Rossi. Saya melihat sejumlah pernyataan bersahabat dari Rossi yang membuat saya tertawa,” ujar Zarco.
“Kami punya sponsor yang sama, tapi jika perlu saya akan mengirim dia alat penghilang noda untuk memperbaiki kostum balapnya,” sambung Zarco.