Pesepakbola Argentina, Diego Maradona, secara pribadi mengungkapkan kesenangannya kepada rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi, yang mengenakan “jersey” milik tim nasional bernomor punggung 10 ketika tampil di panggung untuk menerima trofi usai menjuarai seri ketiga MotoGP di Sirkuit Termas de Rio Hondo.
Nomor punggung 10 di tim nasional Argentina, dulunya, adalah milik Diego Armando Maradona.
Seperti diberitakan Crash, juara dunia MotoGP tujuh kali itu memakai jersey Timnas Argentina tersebut karena mengaku sangat mengidolakan “Si Tangan Tuhan,” julukan untuk Maradona ketika mencetak gol dengan pukulan tangannya ke gawang tim Inggris di Piala Dunia.
Secara khsusu sang legenda pun mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penghormatan yang diberikan Rossi kepadanya.
“Terima kasih, Valentino! Valentino Rossi memenangkan GP Argentina 2015. #Maradona,” tulis pria yang sering bikin ulah diusia tuanya itu di laman resmi Facebook-nya seperti diberitakan GP Update.
Selain memakai jersey Maradona di podium, Rossi diketahui juga bernyanyi tentang Maradona dalam perjalanan turun dari podium ke ruang jumpa pers usai balapan yang digelar di sirkuit Rio Hondo tersebut.
Rossi dan Maradona memang telah lama menjalin hubungan persahabatan.
Maradona pernah mengaku kalau dia secara khusus datang untuk menonton Rossi di sirkuit Internasional Misano, San Marino pada 2007.
Kala itu, pembalap veteran asal Italia itu sukses meraih podium tertinggi.
Maradona pun mendatangi garasi Yamaha saat itu masih bernama Fiat Yamaha untuk memberi selamat pada rider yang juga pernah membela Honda dan Ducati tersebut.
Berita lainnya untuk Valentino Rossi datang dari pembalap Ducati, Andrea Iannone, yang mengakui dirinya telah meminta maaf kepada jagoan Movistar Yamaha itu , atas insiden tikungan pertama di race GP Argentina 2015.
Meski mengakui The Doctor adalah sahabatnya, Iannone merasa tetap perlu melakukan hal tersebut.
Iannone yang memulai balapan dari posisi tiga memang sempat menyenggol Rossi dan membuatnya melebar, bahkan tercecer ke posisi delapan.
Meski demikian, juara dunia MotoGP tujuh kali itu sukses mengejar ketertinggalan dan meraih kemenangan, sementara Iannone hanya finis keempat.
“Saya meminta maaf padanya. Kami memang bersahabat dan mungkin akan terasa aneh. Tapi, saya harus melakukan itu karena saya salah. Saya respek padanya karena dia juga idola saya. Dia legenda hidup MotoGP!” beber Crazy Joe seperti dilansir dari Crash
“Vale berada di jalur luar dan saya tak melihatnya. Saya baru menyadarinya ketika kami bersenggolan,” imbuh pembalap Italia berusia 25 tahun itu tentang kompatriotnya.
Iannone pun menyadari start buruk adalah titik lemahnya selama ini. Menurutnya, kelemahannya ini membuatnya tak bisa konsisten naik podium. Pembalap yang musim lalu memperkuat tim satelit Ducati, Pramac Racing ini baru sekali merasakan indahnya podium, yaitu saat finis ketiga di Qatar.
“Sayang, saya melakukan start buruk. Saya harus berubah, karena ini terlalu sering saya lakukan. Saya yakin masih bisa lebih baik dan bisa konsisten meraih podium. Di Losail saya tampil hampir tanpa cela. Saya pernah melakukannya, jadi saya yakin bisa mengulanginya di balapan-balapan mendatang,” tandasnya.
crash, update dan motogp.com