Dua juara dunia balap motor kelas utama Casey Stoner dan Giacomo Agostini menilai Valentino Rossi tidak memiliki alasan untuk pensiun dari MotoGP.
Pada Februari depan Rossi akan berusia empat puluh tahun dan MotoGP akan menjadi musim kedua puluh dalam balapan kelas premium.
Gagal menjadi juara dunia sejak kali terakhir berada di podium teratas klasemen akhir musim sepuluh tahun lalu, Rossi masih berambisi meraih gelar kedelapan di lintasan MotoGP.
Stoner yang pernah menjadi rival Rossi pada tahun 2007 hingga 2011 menganggap keberadaan pebalap gaek di sirkuit MotoGP tidak menyalahi aturan.
“Vale dan timnya bekerja secara konstan untuk menjadi lebih cepat dan lebih cepat lagi. Saya pikir tak ada batasan usia di MotoGP. Semua orang selalu berbicara mengenai usianya dan mereka berpikir apakah Rossi masih bisa kompetitif,” kata Stoner dikutip dari Tuttomotoriweb.
“Saya percaya omongan orang sia-sia belaka. Jika seorang pebalap tidak memiliki cedera berat dan masih menikmati, mengapa dia harus berhenti? Tidak ada alasan. Rossi masih memiliki motivasi tinggi,” ujar juara dunia MotoGP itu
Satu suara dengan Stoner, Agostini yang merupakan legenda balap motor dunia asal Italia juga mendukung keberlangsungan karier sang junior di MotoGP.
“Lanjut atau berhenti adalah keputusannya sendiri, sulit untuk mengatakan sesuatu tentang hal itu. Saya pikir dia senang berkompetisi, motor dan atmosfer,” ucap Ago.
“Menentukan setop atau lanjut adalah keputusan yang sulit. Saya menangis selama tiga hari ketika memutuskan berhenti. Rossi selalu meraih hasil baik dan gembira, jadi mengapa dia harus berhenti?”
Agostini adalah pemegang gelar juara dunia kelas utama terbanyak dengan delapan gelar dan Rossi membuntuti dengan tujuh gelar.
Sementara itu Valentino Rossi sendiri menyanggah anggapan yang menyebutnya lamban di lintasan MotoGP karena sudah menjelang memasuki usia kepala empat.
MotoGP musim depan akan menjadi musim balap kelas utama yang kedua puluh bagi Rossi.
Pebalap tiga puluh sembilan tahun asal Italia itu sudah menjalani persaingan di berbagai kelas
Menjadi fenomena karena mendominasi persaingan di trek MotoGP sejaktahun dua ribu, Rossi gagal meraih gelar juara dunia dalam delapan musim terakhir.
Rossi menyangkal ketiadaan gelar juara berkaitan dengan usianya yang menua.
“Tidak ada hubungannya dengan masalah umur. Saya tidak memikirkan risiko ketika sedang balapan. ‘
“Dan jika Anda mempertanyakan mengenai kemenangan Maverick Vinales di MotoGP Australia tahun lalu8 dan saya tidak pernah menang lagi sejak MotoGP Assen sebelumnya, maka saya hanya bisa membalas bahwa setelan dan ban kami tidak baik di Phillip Island.”
“Tetapi itu hanya dapat diketahui setelah balapan,” jelas Rossi mengenai kegagalan meraih gelar juara seri pada MotoGP musim lalu seperti dikutip dari Speedweek.
“Setiap kali kalah, saya disarankan untuk pensiun. Itu biasa terjadi, hal yang sudah terjadi selama sepuluh tahun terakhir,” tambah pengoleksi tujuh gelar MotoGP itu.
Rossi juga mengakui ketidakmampuan mesin Yamaha bersaing menjadi masalah tersendiri yang menghambatnya tampil maksimal pada musim balap musim lalu. Rossi hanya menempati peringkat ketiga pada klasemen akhir, berada di belakang Marc Marquez dan Andrea Dovizioso.
“Kami mengalami masalah di Misano, Aragon, dan beberapa balapan lainnya. Kemenangan Maverick membantu seluruh anggota tim untuk mengubah suasana hati. Ini seperti pengulangan, karena kami menghadapi masa-masa sulit setelah kegagalan demi kegagalan,” terangnya.
Mengenai masalah usia, Rossi mengakui faktor fisik turut memengaruhi dalam pemulihan cedera seperti yang dialami pada musim lalu ketika mengalami patah kaki.
“Secara fisik, saya lebih baik pada tahun lalu dibanding setahun sebelumnya karena saya mengalami cedera pada tahun sebelumnya di balapan Enduro sebelum balapan di Misano, setelah itu saya merasa gampang letih setelah balapan,” ucap Rossi.
“Jujur terkadang sebelum cedera, itulah mengapa saya berlatih lebih keras pada musim dingin tahun lalu. Tetapi memang ada perbedaan antara pebalap muda dan saya,” sambungnya
Bos Repsol Honda Alberto Puig mengatakan Valentino Rossi sudah harus menerima kenyataan bahwa Marc Marquez adalah pebalap terbaik di MotoGP saat ini.
Puig mengaku salut dengan semangat Rossi yang masih sangat kuat di usianya yang tus untuk tetap membalap di MotoGP. Ia bahkan kagum dengan pebalap Movistar Yamaha tersebut masih bisa berada di urutan ketiga klasemen akhir MooGP.
Kendati memuji Rossi, Puig menyayangkan jika hingga saat ini ia masih belum bisa menerima bahwa masanya sebagai pebalap terbaik MotoGP sudah usai dan digantikan Marc Marque