Facebook berdamai dengan “pesan sponsor” dengan meluncurkan tool otomatis untuk memberikan caption pada setiap video iklan yang diunggah ke platform jejaring sosial miliknya.
Cara yang ditempuh oleh Facebook ini memang sedikit mengejutkan bahkan juga mengecewakan.
Namun begitu, petinggi Facebook yang menangani masalag marketing, Graham Mudd mengatakan bahwa pemberian caption itu diperlukan supaya pesan iklan dalam video tetap diterima pengguna, meskipun suaranya dimatikan.
Ia dengan sedikit percaya diri mengutarakan bahwa selama ini tayangan video iklan Facebook sering “ngadat” dan tidak sampai ke pengguna.
Menurutnya diperkirakan ada empat puluh persen video iklan yang gagal berkomunikasi dengan pengguna.
Masalahnya adalah kebanyakan pengguna tidak menyalakan suara pada video tersebut.
“Business Insider,” dalam tulisan terbarunya menyatakan, Facebook memprediksi bahwa caption bisa membuat pengguna lebih betah menonton video, termasuk iklan.
Dengan upaya ini akan terjadi durasi waktu menonton iklan hingga dua belas persen.
Durasi menonton video merupakan ukuran yang sangat penting bagi sistem monetisasi video Facebook.
Dari durasi inilah jejaring sosial tersebut bisa merayu pengiklan untuk memakai lapaknya.
Menurut Mudd,lima puluh lima persen pengguna yang menonton video iklan selama tiga detik, sudah pasti akan berlanjut ke sepuluh detik berikutnya.
Sedangkan empat puluh lima persen dari total orang yang menonton selama tiga detik, bisa dipastikan akan tetap menonton hingga video iklan itu selesai.
Menurut riset Nielsen, empat puluh tujuh persen dari pesan yang ingin disampaikan sebuah video iklan akan sampai ke pengguna dalam tiga detik pertama.
Sedangkan tujuh puluh empat persen dari pesan tersebut baru bisa sampai ke pengguna jika menonton sampai sepuluh detik.
Seiring dengan percobaan caption pada video ini, raksasa jejaring sosial itu juga memperkenalkan metode pengukuran lain pada para pengiklan.
Kini mereka bisa tahu sebanyak apakah pengguna yang memainkan video iklan dengan atau tanpa suara.
Facebook mulai mengembangkan jaringan data menggunakan gelombang berukuran milimeter di daerah pedesaan.
Teknologi ini digunakan untuk untuk menghadirkan akses Internet tanpa harus membangun banyak infrastruktur.
Salah seorang karyawan Facebook, Sanjai Kohli mengatakan bahwa Facebook sudah memiliki dua hak paten untuk membangun jaringan Internet dengan gelombang milimeter.
Hingga saat ini, mereka juga sedang melakukan penelitian terkait pengembangan layanan internet berbasis teknologi tersebut.
“Proyek ini merupakan bagian dari Connectivity Lab yang membantu misi dari Internet.org untuk menghubungkan empat miliar orang yang tidak memiliki akses internet,” katanya, dikutip dari The Next Web.
Teknologi yang digunakan sejatinya tak jauh berbeda dengan Starry, sebuah perusahaan jaringan yang menggunakan gelombang milimeter berteknologi active phased array untuk menghadirkan koneksi Internet kepada pada konsumennya.
Dengan memanfaatkan spektrum berfrekuesi tinggi, Starry mampu menghadirkan koneksi Internet broadband yang memiliki kecepatan hingga hitungan gigabit untuk pengguna rumahan.
Langkah ini bukanlah satu-satu yang dilakukan oleh Facebook untuk menghadirkan koneksi Internet di wilayah pedesaan.
Jejaring sosial ini juga sedang berusaha untuk memberikan konektivitas Internet di Afrika dengan menggunakan satelit yang sudah ada pada akhir tahun ini.
Selain itu Facebook juga meletakkan drone raksasa untuk diterbangkan ke daerah-daerah terpencil. Tujuannya sama, yakni menyediakan akses Internet bagi masyarakat di sana.