Terlalu sering akses Facebook mendatang kesengsaraan?
“Ya,” tulis media dunia terkenal “the independent,” dalam artikel; paling barunya, Rabu, 28 Desember 2016.
Tulisan mengejutkan ini berasal dari sebuah studi menemukan bahwa media sosial facebook bisa membuat penggunanya merasa tidak bahagia dan iri hingga menjadi depresi.
Sedangkan pengguna yang mengambil istirahat seminggu dari situs media sosial ini, diketahui lebih merasa puas dengan hidupnya dan menilai kesehatanya dengan angka tinggi.
University of Copenhagen yang melakukan percobaan dengan melibatkan ribuan orang mendapati separuhnya diminta untuk melanjutkan kebiasaan penggunaan facebook dan separuhnya lagi diminta untuk tidak lagi menggunakan.
Dari percobaan itu ditemukan bahwa partisipan yang masih menggunakan facebook menderita kadar iri yang cukup tinggi, kecenderungannya adalah cemburu dari aktivitas teman di media sosial.
“Jutaan jam dihabiskan untuk facebook setiap hari. Kita lebih terhubung saat ini dari sebelumnya, tetapi apakah keterhubungan ini berdampak baik bagi kesehatan kita? “
“Menurut studi saat ini, jawabannya ‘tidak’,” kata peneliti Morten Tromholt.
Tromholt melanjutkan, penggunaan utama facebook, sebagai alat komunikasi dan mendapatkan kabar dari kerabat, sebagai kebiasaan masa lalu, memengaruhi kesehatan kita secara negatif dalam beberapa dimensi.
Ukuran sampel dari penelitian ini adalah delapan puluh enam persen wanita dari seluruh wilayah Denmark, dengan usia rata-rata tiga puluh empat tahun dan dengan jumlah teman facebook tiga ratus lima puluh orang.
Pertama, mereka diminta melakukan pretes selama lima belas menit kemudian sscara acak memasukkan mereka ke dalam grup percobaan yang dilarang menggunakan facebook selama tujuh hari, atau ke dalam grup yang meminta mereka meneruskan penggunaan facebook.
Pada tes selanjutnya di hari terakhir kelompok yang tidak menggunakan facebook mengaku menyerah dan kembali menggunakan facebook.
Hal ini dilakukan, karena mereka sudah terlanjur terbiasa.
Dalam percobaan tersebut, para pengguna facebook menilai kepuasan hidup
Efek berhenti menggunakan facebook pada kesehatan, juga sangat besar pada mereka yang mengalami iri dibandingkan pengguna yang masih menggunakan.
Sebuah penelitian, juga menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan mereka n untuk menggunakan media sosial, semakin tinggi risiko mereka depresi.
Tim peneliti menemukan bahwa pengguna media sosial aktif maupun pasif bisa menurunkan tingkat kepuasan hidup sekaligus kondisi emosinal.
Penggunaan pasif yang dimaksud adalah seorang pengguna hanya melihat apa yang diunggah oleh pengguna lain tanpa melakukan interaksi apapun.
Sebelumnya partisipan mengikuti pre-test yang diberikan oleh peneliti untuk melihat bagaimana mereka memakai Facebook selama ini dan mengetahui apakah tergolong dalam pengguna aktif atau pasif.
“Para partisipan yang istrirahat selama satu minggu dari Facebook tercatat memiliki tingkat kepuasan hidup lebih tinggi serta kondisi emosional yang lebih baik,” tutur peneliti
Lantas, perlukah kamu berhenti menggunakan Facebook?
Jawabannya, tidak perlu.
Pasalnya, menurut hasil studi, semua itu berkaitan dengan bagaimana seseorang menggunakan Facebook.
Pengguna Facebook dikategorikan menjadi “pengguna berat”, “pengguna pasif”, dan “pengguna sirik”.
Masing-masing dari mereka mempunyai dampak yang berbeda-beda saat sedang tak menggunakan Facebook selama satu minggu.
Setelah ditelaah lebih lanjut, pengguna berat Facebook perlu mengurangi aktivitasnya di Facebook untuk meningkatkan kondisi hidupnya.
“Jika seseorang cenderung sering iri hati saat menggunakan Facebook, ia harus menghindari melihat hal-hal tertentu, misalnya teman tertentu yang menyebabkan pengguna tersebut iri hati,” demikian hasil penelitian tersebut.
Sementara, bagi pengguna pasif Facebook harus menghindari tingkah laku ini.
Bila mengubah perilaku di Facebook cukup sulit, pengguna pasif disarankan untuk berhenti memakai jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
Penelitian seperti ini bukanlah yang pertama kali dilakukan.
Sebelumnya, pada tiga tahun silam sebuah studi menemukan bahwa Facebook mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkah laku orang berusia dewasa awal.
Sementara dua tahun silam, sebuah penelitian menyebut, penggunaan Facebook bisa menuntun pada kondisi depresi.